Alkohol Maut! Bokha Beracun Tewaskan 51 Warga Libya

Korban nyawa berpotensi bertambah. 551 orang dibawa ke rumah sakit dengan gejala beragam: kebutaan, gagal ginjal, bahkan koma.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Mar 2013, 08:57 WIB
Alkohol menjadi penebar maut di Libya. Seperti dimuat BBC, Selasa (12/3/2013), setidaknya 51 orang tewas setelah menenggak minuman beralkohol buatan industri rumahan di Tripoli: Bokha. Termasuk dalam daftar korban tewas adalah dua gadis dan seorang warga negara Aljazair.

Jumlah korban jiwa bisa jadi bertambah. Sudah 551 orang dibawa ke rumah sakit dengan gejala beragam: kebutaan, gagal ginjal, bahkan koma. Memaksa dokter dan paramedis bekerja kalang kabut 24 jam.

"Seperti bencana di sini," kata salah satu pengunjung Rumah Sakit Pusat Tripoli, seperti dimuat Libya Herald.

Sementara, dokter mengatakan, RS tak punya cukup tempat tidur di unit gawat darurat untuk menangani pasien yang tak henti-hentinya datang. "Kami baru kali ini menangani musibah seperti ini," kata dokter itu. "Kami tak dilatih untuk menghadapi situasi semacam ini."

Seorang pejabat rumah sakit mengatakan kematian terjadi akibat keracunan metanol. Sejumlah pasien terpaksa harus menjalani terapi dialisis, untuk menggantikan ginjal yang tak berfungsi.

Sementara badan kesehatan di Libya mengatakan, dari 51 korban tewas, sebanyak 38 di antaranya meninggal di rumah sakit di Tripoli. Sementara sisanya, 13 orang meregang nyawa dalam perjalanan ke negara tetangga, Tunisia untuk mendapatkan perawatan. Kondisi darurat kini diberlakukan di sejumlah rumah sakit di ibukota.

Alkohol Merajai Pasar Gelap

Konsumsi dan penjualan alkohol adalah ilegal di Libya. Haram! Namun, minuman memabukkan itu masih tersedia di pasar gelap.

Alkohol yang diduga jadi pemicu kematian ini adalah Bokha, produk lokal yang tersedia banyak dan mudah. Disuling dari sejumlah buah-buahan seperti ara, kurma, atau anggur.

Untuk meningkatkan efeknya, bahan kimia seperti metanol seringkali ditambahkan. Padahal, metanol punya efek samping menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, kejang, bahkan kematian.

Menteri Dalam Negeri Libya, Hussein al-Amry kepada BBC mengatakan, unit khusus saat ini diturunkan untuk mengepung lokasi penyulingan alkohol. Repotnya, alkohol beracun itu tidak datang dari satu sumber.

Upaya paksa juga akan dilakukan jika pemilik penyulingan tidak taat dan enggan mengosongkan pabriknya. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya