Liputan6.com, Jakarta Indonesia berada di posisi ke-5 negara dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak di dunia pada tahun 2022 dengan 2,346 startup, berdasarkan laporan dari Startup Ranking. Amerika Serikat, India, Britania Raya, dan Kanada menempati posisi empat besar.
Balai Diklat Industri dalam naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian memiliki program pembinaan startup bernama Inkubator Bisnis sebagai salah satu bentuk pembinaan SDM industri.
Advertisement
“Pembinaan sumber daya manusia industri mencakup pembinaan wirausaha industri yang mana tujuannya adalah untuk menciptakan wirausaha yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta berkompetensi di bidang usahanya,” tutur Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan dikutip Jumat (30/6/2023)
Salah satu Balai Diklat Industri Kemenperin, BDI Yogyakarta, turut memiliki program inkubator bisnis yang dinamakan Ibiza (Inkubator Bisnis Pazti Bisa). Program tersebut mendukung usaha baru khusus di bidang industri plastik, kerajinan kulit, dan produk kulit.
“Usaha yang terpilih atau yang kerap disebut tenant akan mendapatkan layanan inkubasi yaitu pengembangan produk, pengembangan pasar, dan Start Up Graduate Program,” lanjut Masrokhan.
Dalam mengembangkan produk, para tenant mendapatkan bimbingan terkait product development hingga product simulation, dengan evaluasi capaian mingguan, bulanan, dan evaluasi akhir.
Selanjutnya, melalui pengembangan pasar, tenant juga mempelajari cara untuk memasarkan produk yang telah dibuat. Tenant akan mendapatkan konsultasi bisnis hingga business matching.
Setelah tenant lulus dari program inkubator, tenant tidak dilepas begitu saja. Ibiza BDI Yogyakarta Kemenperin memiliki Start Up Graduate Program untuk memantau perkembangangan pasca program inkubasi, serta memberikan pendampingan dengan intensitas yang lebih rendah.
Pelatihan
Selain program inkubator bisnis, BDI Yogyakarta juga menyelenggarakan pelatihan Diklat 3 in 1 secara rutin. Dalam Diklat 3 in 1, peserta mendapatkan 3 manfaat sekaligus dalam 1 diklat, yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja.
Pelatihan dilakukan dengan menggunakan kurikulum dan modul yang mengacu pada kebutuhan industri agar terbentuk link and match antara lembaga pelatihan dengan perusahaan industri untuk menghasilkan lulusan pelatihan yang kompeten dan siap kerja.
Pada akhir pelatihan dilakukan sertifikasi kompetensi terhadap peserta pelatihan, yang bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan pelatihan telah kompeten.
Untuk memudahkan proses sertifikasi maka BDI membentuk Tempat Uji Kompetensi (TUK), Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan menyiapkan perangkat terkait. Setelah proses penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi dilakukan, maka proses terakhir adalah penempatan lulusan berdasarkan kerja sama yang telah disepakati dengan pihak industri.
Advertisement
Buka Raker Kemenperin, Agus Gumiwang Yakin Kontribusi Industri ke PDB Kembali Capai 20 Persen
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membuka Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2023, di Jakarta (16/6/2023).
Dalam Rapat Kerja tersebut dibahas mengenai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 yang dalam proses revisi.
Menperin pun berharap Indonesia akan menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat, berdaya saing global, berbasis inovasi dan teknologi.
"RIPIN 2015-2035 ini dalam proses revisi," kata Menperin. Kita berharap Indonesia akan menjadi negara tangguh industrinya, yang memiliki struktur yang kuat, industri yang daya saing tinggi, berbasis inovasi dan teknologi," kata Menperin Agus Gumiwang.
Menurutnya, hal ini yang akan diterjemahkan ke dalam program kerja serta target-target yang harus dicapai baik dalam jangka menengah maupun panjang, seperti pertama, Pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4 persen (tahun 2025).
Kedua, Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB sebesar 19,2 persen (tahun 2025).
"Kita harus berani targetkan 19,2 persen atau angka 20 persen pada tahun 2025," tegas Menperin.
Ketiga, Kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor sebesar 78 persen (tahun 2025).
"Apa yang saya sampaikan, bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Inilah tujuan dari rapat kerja kita hari ini," ujar Menperin.
Kondisi Industri
Adapun Menperin berharap dari rapat kerja hari ini, selain menganalisa kondisi industri binaan masing-masing anak buahnya. Namun, diharapkan juga dapat menghasilkan rencana aksi yang strategis baik dalam jangka pendek maupun menengah untuk meningkatkan kembali dayasaing dan produktivitas sektor industri.
Maka harapan Kemenperin salah satunya yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDB bisa kembali mencapai 20 persen, dan mimpi Indonesia untuk menjadi negara industri tangguh dapat tercapai.
"Itu saya minta betul-betul menjadi perhatian kita menjadi mimpi kita dan kita realisasikan mimpi tersebut. Untuk merealisasikan Ini semua Kemenperin tidak bisa sendirian saya paham itu, tapi kita tidak bisa cengeng, ada beberapa kewenangan yang tidak dimiliki oleh kita," pungkasnya.
Advertisement