Liputan6.com, Jakarta - Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno tidak sekadar dikenal sebagai bapak bangsa bagi rakyat Indonesia. Di luar itu, gagasan dan pemikiran Bung Karno tentang perjuangan kemerdekaan mampu menginspirasi para pejuang kebebasan di berbagai belahan dunia.
Komitmen Bung Karno tentang kemerdekaan bangsa-bangsa harus terus diwariskan hingga saat ini, tidak terkecuali dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Advertisement
Hal itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi dalam Podcast Bung Karno Series 3 yang tayang di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan pada Kamis (29/6/2023).
"Bung Karno ini sosok pemimpin yang mampu mempersatukan bangsa-bangsa Asia-Afrika, termasuk juga di Timur Tengah. Para pejuang kemerdekaan dari Timur Tengah banyak belajar dan berguru pada Bung Karno untuk mewujudkan kemerdekaannya," ujarnya.
Zuhairi Misrawi atau akrab disapa Gus Mis menambahkan, gagasan Pancasila Bung Karno membawanya pada pengakuan dunia. Bahkan, para ulama dunia mengakui kedahsyatan Pancasila, sehingga Bung Karno didapuk untuk berpidato di Al-Azhar Mesir tentang konsep Pancasila.
Bung Karno dua kali mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Al Azhar Mesir, dan pada tahun 1960, beliau berpidato tentang Pancasila di Al-Azhar. Pidato inilah yang kemudian sempat menginspirasi Gamal Abdul Nasir untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Mesir. Para ulama-ulama dunia mengakui betapa dahsyatnya Pancasila Bung Karno bagi persatuan negara.
Gus Mis melanjutkan, Bung Karno pernah terlibat dalam upaya penyelamatan Al-Azhar dari pusaran konflik. Peran Bung Karno sangat sentral sehingga mampu menahan Gamal Abdul Nasir untuk tidak menutup perguruan tinggi Al-Azhar.
"Salah seorang mantan mufti Mesir, Syekh Ali Jum’ah pernah menyatakan bahwa jasa Bung Karno terhadap Al-Azhar dan Mesir ini besar, Bung Karno mampu menghalau pembubaran Al-Azhar di masa Gamal," jelasnya.
Ia menyampaikan komitmen Bung Karno dalam memerdekakan bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia berangkat dari keresahan Bung Karno terhadap upaya monopoli negara oleh Blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan sekutunya.
"Bung Karno menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika untuk menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan. Negara-negara di Timur Tengah itu harus memiliki posisi tawar agar tidak dijajah, dan alhamdulillah semua negara yang terlibat di KAA sudah merdeka, kecuali Palestina," ujarnya.
Gus Mis menyinggung, apa yang dilakukan oleh Indonesia ketika menentang kehadiran timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 merupakan suatu bentuk komitmen dalam perjuangan kemerdekaan terhadap Palestina. Menurutnya, Bung Karno selalu menekankan bahwa Indonesia wajib terlibat aktif dalam mendorong kemerdekaan Palestina.
"Kita tidak mengakui kedaulatan Israel sebelum mereka mengakui kemerdekaan Palestina. Ini merupakan visi dan komitmen bersama dari negara-negara dalam Konferensi Asia-Afrika itu. Maka kemarin yang ramai soal U-20 itu kita dipuji oleh negara-negara di Timur Tengah sebagai bentuk keteguhan pendirian sebuah bangsa," sebutnya.
Selain itu, salah satu contoh bukti persahabatan Bung Karno ialah ketika ibadah haji kita melaksanakan wukuf di Padang Arafah, di sana tertanam Pohon Mimba yang kemudian diberi nama pohon Sukarno, yang merupakan pemberian Bung Karno kepada Kerajaan Arab Saudi saat berhaji pada 1955.