Ritual Kuno, Wali Kota di Meksiko Nikahi Buaya Betina Demi Kemakmuran

oleh Arnaz Sofian diperbarui 01 Jul 2023, 12:05 WIB
Wali Kota Meksiko Nikahi Buaya
Wali Kota San Pedro Huamelula, Victor Hugo Sosa menikahi buaya bernama "La Niña Princesa" (Gadis Putri). Ritual kuno yang telah berlangsung lebih dari 230 tahun ini menyatukan dua etnis dalam pernikahan untuk membawa kemakmuran dan kedamaian. Buaya diarak keliling masyarakat sebelum didandani sebagai pengantin dan dinikahi Wali Kota San Pedro Huamelula. Menurut kepercayaan, persatuan antara manusia dan buaya ini akan membawa berkah seperti panen yang baik dan hasil tangkapan yang melimpah.
Wali Kota San Pedro Huamelula, Victor Hugo Sosa mencium buaya bernama "La Niña Princesa" (Gadis Putri) sebelum menikahinya di San Pedro Huamelula, Negara Bagian Oaxaca, Meksiko, Jumat (30/6/2023). (RUSVEL RASGADO/AFP)
Ritual kuno yang telah berlangsung lebih dari 230 tahun ini menyatukan dua etnis dalam pernikahan untuk membawa kemakmuran dan kedamaian. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Buaya diarak keliling masyarakat sebelum didandani sebagai pengantin dan dinikahi Wali Kota San Pedro Huamelula. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Menurut kepercayaan, persatuan antara manusia dan buaya ini akan membawa berkah seperti panen yang baik dan hasil tangkapan yang melimpah. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Reptil yang dinikahi tersebut baru saja berusia tujuh tahun. Adapun ia dipercaya merupakan perwujudan dari Ibu Pertiwi dan pernikahan tersebut merupakan lambang penyatuan manusia dengan dewa. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Pada pernikahan tersebut, terlihat para warga mendandani buaya dengan gaun pengantin putih. Bahkan, buaya betina itu menggunakan renda-renda kepala berhiaskan bunga seperti pengantin manusia pada umumnya. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Musik tradisional pun dikumandangkan sepanjang prosesi pernikahan. Para tamu yang datang terlihat bersuka ria sembari meminta kepada pemimpin adat untuk mencium pengantin barunya tersebut. (RUSVEL RASGADO/AFP)
Sebagai informasi, ritual pernikahan tersebut memang merupakan tradisi yang diwariskan sejak berabad-abad lalu. Adapun diketahui tradisi tersebut diturunkan dari masa pra-Hispanik di antara komunitas adat Chontal dan Huave di Negara Bagian Oaxaca. (RUSVEL RASGADO/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya