Liputan6.com, Lumajang - Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulis menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan mencatat getaran banjir terekam seismograf selama 7.680 detik atau 2 jam lebih, akibat hujan yang mengguyur kawasan setempat pada Sabtu.
"Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 24 mm dengan lama gempa 7.680 detik pada periode pengamatan Gunung Semeru 1 Juli 2023 pukul 06.00-12.00 WIB," katanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca Juga
Advertisement
Selain getaran banjir, lanjutnya, seismograf juga merekam tujuh kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 49-121 detik, kemudian empat kali harmonik dengan amplitudo 9-22 mm dan lama gempa 438-1.0689 detik.
"Untuk pengamatan visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat laut," tuturnya, dikutip Antara.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Atma Teguh Pambudi mengatakan banjir lahar dingin sejauh ini masih aman, karena belum ada luapan debit air yang signifikan.
"Kami tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru karena hujan masih mengguyur di Kabupaten Lumajang," katanya.
Simak Video Pilihan Ini:
Status Siaga
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) masih berada pada Level III atau statusnya Siaga, sehingga masyarakat diimbau mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak itu, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), kemudian juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement