Liputan6.com, Jakarta Prajurit Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad turut membantu penanganan pengungsi bersama aparat gabungan TNI-Polri di Kampung Kroptak, Distrik Krapkuri, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (1/7/2023).
Sebanyak 63 orang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan balita terpaksa mengungsi ke Distrik Kenyam karena terjadi gangguan keamanan di kampung mereka yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).
Advertisement
Danyonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad, Letkol Inf Subandi menyampaikan pihaknya sebagai satgas yang sedang melaksanakan tugas operasi di wilayah Kabupaten Nduga Papua siap membantu kesulitan warga sekitar.
"Kami bersama satgas gabungan TNI-Polri berkokitmen bersama dalam menciptakan kondisi keamanan untuk masyrakat Kabupaten Nduga serta selalu siap menghadapi ancaman oleh kelompok separatis yang mengganggu keamanan wilayah Kabupaten Nduga," ujar Danyonif dalam keterangannya, Minggu (2/7/2023).
Lanjutnya, setelah pengungsi sampai dengan aman di Polres Nduga langsung diberikan pengecekan kesehatan dan pemberian makanan serta dicarikan tempat tinggal sementara sampai kampung mereka aman kembali.
Siapkan Uang Tebusan Pembebasan Pilot Susi Air
Pemerintah Daerah (Pemda) Papua telah menyiapkan uang tebusan untuk membebaskan Pilot Susi Air Philips Mark Mehterns yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
"Sebenarnya bukan Polda yang akan memberikan uang jaminan itu, bukan uangnya Polda ya. Jadi intinya pemerintah daerah itu akan menyiapkan uang tebusan kepada kelompoknya Egi kalau mau melepaskan pilot," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi, Jumat, (30/6/2023).
Namun, ia tak membeberkan secara rinci berapa nominal uang yang sudah disediakan oleh Pemda setempat untuk diberikan kepada KKB.
"Nah itu dulu, kan, sampai sekarang ini Egi enggak pernah membuka ruang komunikasi lagi terkait dengan itu, itu permasalahannya. Makanya ini kami mengajak keluarganya Eggy, tokoh-tokoh masyarakat bahkan tokoh agama, sudah mencoba juga, ternyata susah untuk bisa," ungkapnya.
Benny menegaskan, Egianus lah yang tidak mau membuka ruang negosiasi. Sehingga, dirinya belum bisa memastikan kapan negosiasi bakal dilakukan.
"Jadi memang kelompok Egi-nya ini, Egi-nya sendiri yang tidak pernah mau membuka ruang komunikasi. Bukannya komunikasi begini (telepon) enggak, paham toh," tegasnya.
Benny pun meyakini KKB tidak akan menembak Kapten Philips pada 1 Juli 2023 besok.
"Memang disebutkan dalam jenjang waktu dua bulan, ancamannya Eggy itu kan menembak mati gitu. Tapi dia, Eggy ini juga manusia lah, enggak sekejam itu, itu kan ancaman saja. Moga-moga sih jangan sampai dia melakukan tindakan itu, kalau dia lakukan itu kan tidak ada lagi sanderanya dia," jelasnya.
"Nah langkah-langkah strategis lainnya kita sudah siapkan, namun saya tidak akan beberkan karena itu rahasia dari kegiatan operasi." pungkasnya.
Advertisement