Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas investor di wall street percaya saham telah memasuki tren kenaikan baru dan ekonomi Amerika Serikat (AS) melewati resesi pada 2023.
Hal itu berdasarkan survei investor CNBC Delivering Alpha yang baru. CNBC survei sekitar 400 chief investment officer, analis saham, manajer portofolio, dan kontributor yang kelola dana. Adapun survei dilakukan selama sepekan terakhir, demikian mengutip dari CNBC, Minggu (2/7/2023).
Advertisement
61 persen responden percaya pasar telah memasuki kenaikan baru, sedangkan 39 persen berpikir ini reli pasar melemah. Secara teknikal, sejumlah pihak mengumumkan tren pasar baru yang naik setelah indeks saham S&P 500 memenuhi standar paling sederhana dengan menutup kenaikan 20 persen dari titik terendah pada Oktober.
Namun, banyak investor tidak menganggap sebagai akhir dari bear market hingga S&P 500 mencapai titik tertinggi baru. Penutupan tertinggi sepanjang pasar indeks S&P 500 mencapai posisi 4.796,56.
Pasar telah berhasil atasi kekhawatiran sepanjang 2023 termasuk kenaikan suku bunga, plafon utang dan serangkaian kegagalan bank.
Hal ini juga ditunjukkan dengan kinerja indeks saham acuan. Indeks S&P 500 naik hampir 15 persen setelah empat bulan kemenangan berturut-turut. Indeks Nasdaq melonjak 30 persen pada 2023, di tengah obsesi wall street terhadap kecerdasan buatan.
“Ada banyak alasan untuk bersikap konstruktif pada saham Amerika Serikat pada paruh kedua 2023, terutama karena kami akhirnya mulai melihat pasar lebih luas,” ujar Chief Investment Officer BMO Family Office, Carol Schleif.
Mayoritas investor percaya ekonomi akan menghindari penurunan yang parah setidaknya pada 2023 meski the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga secara agresif. The Fed menaikkan suku bunga pada setiap pertemuan sejak Maret 2022, rentang kenaikan 0,75 persen sebelum berhenti pada Juni 2023.
Banyak yang mengira keadan kali ini, pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong respons fiskal dan moneter mengakibatkan penurunan yang tidak seperti yang lain dalam sejarah.
“Kita seharusnya tidak harapkan resesi standar dalam siklus ini. Ekonomi malah mungkin mengalami resesi bergulir di berbagai segmen,” ujar Head of Asset Allocation America USB Global Wealth Management, Jason Draho.
Lonjakan Saham Apple Bawa Kinerja Indeks Nasdaq Terbaik dalam 40 Tahun
Sebelumnya, saham Apple menguat 2,3 persen sehingga membawa kapitalisasi pasar mencapai USD 3 triliun pada Jumat, 30 Juni 2023.
Dengan kapitalisasi pasar itu, Apple menjadi satu-satunya perusahaan yang pernah mencapai tonggak sejarah itu. Kenaikan saham Apple dan saham teknologi lainnya juga mendorong indeks Nasdaq catat kinerja terbaik dalam 40 tahun.
Dikutip dari CNN Money, Sabtu (1/7/2023), saham Apple naik lebih dari 2 persen ke posisi USD 193,97. Dengan 15,7 miliar saham yang beredar, harga saham itu mendorong kapitalisasi pasar cetak rekor tertinggi. Sebelumnya Apple pernah mencapai kapitalisasi pasar USD 3 triliun pada 3 Januari 2022 selama perdagangan intraday. Namun, Apple gagal pertahankan posisi tersebut.
Pada perdagangan Kamis, 29 Juni 2023, Apple sentuh rekor harga saham tertinggi dalam tiga hari berturut-turut tetapi hanya naik 0,2 persen. Apple dengan mudah melampaui level USD 190,73 yang dibutuhkan untuk menembus USD 3 triliun pada pembukaan perdagangan Jumat waktu setempat.
Valuasi saham Apple yang sentuh rekor tertinggi ini muncul setelah peluncuran Apple Vision Pro pada awal Juni, dan laporan laba kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan pada Mei 2023, meski penjualan dan laba merosot.
Vision Pro yang akan mulai dijual tahun depan membuat kagum jurnalis teknologi yang mendapatkan pratinjau awal perangkat augment reality. Namun, hal itu memasuki pasar yang baru lahir dengan sedikit adopsi konsumen arus utama. Apple berencana tawarkan harga USD 3.499 untuk head set yang saat ini memiliki aplikasi dan pengalaman terbatas, dan harus pengguna untuk tetap terhubung ke pakat baterai seukuran iPhone.
Advertisement
Lonjakan Indeks Nasdaq
Saham Apple telah naik 49 persen pada 2023 yang didorong lonjakan saham teknologi karena investor tertarik dengan kecerdasan buatan. Saham Nvidia (NVDA) memimpin S&P 500 dengan lonjakan 190 persen pada 2023 diikuti dengan saham Meta (META) sebesar 138 persen.
Indeks Nasdaq melonjak 31,7 persen pada paruh pertama 2023, membukukan kenaikan persentase paruh pertama terbesar sejak 1983.
Kesuksesan kapitalisasi pasar saham Apple pada 2023 sangat kontras dengan 2022. Pada awal 2023, kapitalisasi pasar Apple turun di bawah USD 2 triliun untuk pertama kali sejak awal 2021.
Wall street mengakhiri paruh pertama 2023 dengan catatan positif karena reli teknologi menyebabkan pasar ditutup lebih tinggi pada Juni dan kuartal II 2023.
Indeks S&P 500 naik 6,5 persen pada Juni 2023 dan catat kinerja bulanan terbaik sejak Januari 2023. Kenaikan indeks saham acuan tersebut alami pertumbuhan kuartal selama tiga kali berturut-turut, naik 8,3 persen pada kuartal II 2023. Indeks S&P 500 bertambah 15,9 persen, lebih tinggi sepanjan 2023.
Wall Street Kompak Menghijau
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menghijau pada perdagangan Jumat, 30 Juni 2023. Saham-saham teknologi yang melanjutkan penguatan angkat indeks acuan.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 285,18 poin atau 0,84 persen ke posisi 34.407,60. Indeks S&P 500 menanjak 1,23 persen ke posisi 4.450,38. Indeks Nasdaq melesat 1,45 persen ke posisi 13.787,92.
Saham teknologi kapitalisasi besar menjadi faktor utama kenaikan indeks saham pada 2023 yang naik signifikan pada Jumat, 30 Juni 2023. Produsen chip kecerdasan buatan yang dominan dengan saham Nvidia melonjak 3,6 persen. Dengan demikian, saham Nvidia melesat 189 persen. Saham Netflix bertambah 2,9 persen. Saham Meta, Microsoft dan Amazon masing-masing naik 1,9 persen, 1,6 persen dan 1,9 persen.
Saham Apple melesat 2,3 persen sehingga membawa kapitalisasi pasar di atas USD 3 triliun. Di sisi lain, saham Nike melawan tren pasar. Saham Nike melemah 2,7 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan.
Sementara itu, perdagangan Jumat, 30 Juni 2023 menandai hari penting bagi investor. Seiring akhir dari semester pertama 2023. Growth stock yang terpukul pada 2022 berbalik arah menguat seiring prospek kecerdasan buatan dan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mengakhiri pengetatan kebijakan moneternya. Hal itu menjadi katalis positif untuk saham teknologi.
Advertisement