Liputan6.com, Jakarta - Prosesi ibadah haji 2023 di Tanah Suci telah selesai. Jemaah haji asal Indonesia akan segera pulang ke Tanah Air secara bertahap.
Menjelang kepulangan jemaah haji, penting bagi seorang muslim mengetahui adab menyambut orang yang baru menyempurnakan Rukun Islam. Salah satunya soal pemanggilan nama.
Advertisement
Di Indonesia sendiri orang yang sudah berhaji lazim dipanggil ‘Pak/Bu haji’. Hal ini dilakukan karena takut tersinggung apabila tidak dipanggil dengan sapaan tersebut.
Budaya memanggil nama dengan gelar haji sudah menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Sebenarnya, haruskah orang yang sudah haji dipanggil ‘Pak/Bu haji’?
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menuturkan, umat Islam harus berprasangka baik kepada orang sudah melaksanakan haji bahwa mereka sudah dipilih untuk menjadi tamu Allah.
Sebagai saudara semuslim, seharusnya senang ketika melihat orang yang baru pulang haji. Bukan malah timbul rasa dengki, iri, dan penyakit hati lainnya.
“Kalau Anda senang lihat orang pulang haji itu tanda Anda akan segera bisa nyusul. Tapi ada orang lihat orang haji marah, dengki, maka ketahuilah dia tidak akan bisa haji. Kalau pun haji, umrah, jor-joran dia, bukan karena Allah, karena pengen segera dapat label pak haji,” katanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Ahad (2/7/2023).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tradisi Pemanggilan Gelar Haji
Adapun soal pemanggilan gelar haji di Indonesia, Buya Yahya berpendapat tradisi tersebut tidak masalah. Ini termasuk menghormati para tamu Allah. Namun, bagi orang yang sudah haji tidak perlu ingin dipanggil dengan gelar haji.
“Kemudian karena tradisi di Indonesia sudah biasa ada pak haji, kalau ada orang haji ya pakailah pak haji. Karena kalau sudah menjadi kebiasaan, bisa jadi menjadi orang yang gak enak. Cuma kalau Anda udah tiba-tiba sudah haji (dan) gak dipanggil pak haji, ya nyantai,” tuturnya.
Menurut Buya Yahya, gelar haji itu penting. Namun, jangan sampai orang yang telah haji tergoda hatinya oleh setan. Hal penting bagi orang yang sudah melaksanakan kewajiban Rukun Islam kelima adalah menjaga hati.
“Jadi, kalau ada tetangga ya panggil haji gak masalah. Apa sih salahnya manggil aja. Kalau kita gak manggil haji yang sombong kita jadinya. Ngiri panggil dia haji, jadi kita yang kotor. Cuma maksud kami adalah di saat Anda tidak dipanggil haji, biasa aja,” ujarnya.
“Jadi jaga hati penting. Jaga hati orang jangan sakiti dia. Jaga hati kita biar agar kita tidak sombong,” pesan Buya Yahya.
Advertisement