Survei Indikator: TNI Jadi Lembaga yang Paling Dipercaya Publik

TNI menduduki posisi teratas paling dipercaya publik dari lembaga lainnya. Hal ini terekam dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis hari ini, Minggu (2/7/2023).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 02 Jul 2023, 23:19 WIB
Marinir AL saat menghalau massa usai terjadi pelemparan batu di Jalan MH, Thamrin, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Massa pengunjuk rasa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja akhirnya dibubarkan aparat. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta TNI menduduki posisi teratas paling dipercaya publik dari lembaga lainnya. Hal ini terekam dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis hari ini, Minggu (2/7/2023).

"TNI sekali lagi paling dipercaya publik," kata peneliti utama Indikator Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan, Minggu (2/7/2023).

Dia menerangkan, TNI mendapat urutan pertama sebagai lembaga yang dipercaya publik. Adapun angkanya secara persentase yaitu 23,5 persen sangat dipercaya dan 72.3 persen cukup dipercaya.

Disusul Presiden pada posisi kedua. Kejaksaan Agung menduduki posisi ketiga. Berikutnya, Polri pada posisi keempat. Sementara pada posisi kelima yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Presiden sangat percaya 21,3 persen, cukup percaya 71,5 persen, kurang percaya 6,6 persen. Kejaksaan Agung sangat percaya 9,7 persen, cukup percaya 71,5 persen, kurang percaya 13,6 persen," ujar dia.

"Komisi Pemberantasan Korupsi dengan sangat percaya 10,0 persen, cukup percaya 65,7 persen, dan kurang percaya 20,6 persen," sambung dia.

Menurut dia, salah satu penyebab TNI mendapat posisi paling atas karena TNI berhasil menarik diri dari urusan politik praktis.

"Itulah yang menyebabkan TNI pulse, pernah di awal-awal reformasi TNI jeblok, belakangan reformasi militer memberikan insentif dipercaya publik, karena mereka tak lagi terlibat urusan day to day uruan publik," ujar dia.

 


Terkait Survei Indikator

Survei dilakukan terhadap 1.220 orang yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proposional.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih.

Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error sekitar lebih kurang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tak ditemukan kesalahan berarti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya