Hukum Pamer Ibadah Kurban di Medsos, Simak Penjelasan Berikut

Membagikan momen melaksanakan ibadah kurban Idul Adha di medsos bukan hal baru. Orang ‘pamer’ telah berkurban kerap ditemukan di medsos beberapa tahun terakhir ini.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 03 Jul 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi hewan kurban (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menyembelih hewan kurban Idul Adha termasuk ibadah yang mulia. Ibadah kurban bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tapi juga bisa berbagi kepada sesama.

Berkurban merupakan ibadah yang meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim ketika diperintahkan Allah SWT menyembelih putranya, Nabi Ismail. Berkurban menjadi ibadah sunnah yang dilaksanakan umat Nabi Muhammad SAW pada hari raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya.

Soal kurban, biasanya ada yang melakukan ibadah ini secara diam-diam dan ada pula orang yang berkurban dibagikan ke media sosial (medsos). 

Membagikan momen melaksanakan ibadah kurban Idul Adha di medsos bukan hal baru. Orang ‘pamer’ telah berkurban kerap ditemukan di medsos beberapa tahun terakhir ini.

Pertanyaannya, apakah boleh ‘pamer’ kurban di medsos?

Jauh-jauh hari, Abdullah ketika menjadi khatib salat Idul Adha 1436 H di Masjid Raya Jakarta Centre mengingatkan bahwa ibadah kurban bukan untuk pamer, melainkan meningkatkan iman dan takwa.

“Berkurban bukan untuk pamer dan mendapat pujian masyarakat dari orang sekitarnya. Allah berfirman, daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamu lah yang dapat mencapainya," kata Abdullah dari Bimas Islam Kementerian Agama DKI Jakarta dikutip dari islamic-center.or.id, Ahad (2/7/2023).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Ikhlas dan Sukarela

Ilustrasi sapi, kurban, Iduladha. (Photo by Azfan Nugi on Unsplash)

Abdulah menjelaskan, ibadah kurban merupakan ujian untuk orang beriman yang ikhlas dan menerima apapun permintaan Allah. Ia mengajak umat Islam meniru kurban Rasulullah SAW yang sukarela dan penuh keikhlasan.

Dia mengatakan, pada dasarnya tujuan berkurban adalah untuk menghapus kesombongan  dengan mengingat kekayaan yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah.

Abdullah kemudian menjelaskan bahwa ibadah kurban bukan hanya dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW. Jika menilik ke belakang, ibadah ini sudah dilakukan pada masa Nabi Adam AS.

Berdasarkan periodisasi dari segi kronologisnya, kurban pertama dilakukan pada masa Nabi Adam AS, yakni dilakukan oleh putranya yang bernama Qobil dan Habil.

“Habil berkurban untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mendapat pujian sehingga kurbannya diterima, sedangkan Qobil berkurban untuk mendapat pujian sehingga kurbannya ditolak," tuturnya.

Kurban kedua dilakukan pada masa Nabi Ibrahim AS yang menyembelih putranya Ismail karena melakukan nazar akan menyembelih putranya dan berkurban karena Allah.

Periode kurban ketiga pada masa Nabi Muhammad SAW yang menyembelih hewan kurban seperti yang telah disyariatkan Allah dengan merujuk pada peristiwa kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim.


Amal Hilang karena Riya

Ustaz Abdul Somad atau karib disapa UAS (https://www.instagram.com/p/CV5K-BnvdgE/))

Dalam kesempatan berbeda, ulama kharismatik Ustadz Abdul Somad atau UAS pernah mengingatkan soal pamer ibadah di medsos. 

Mengutip tayangan YouTube AV9, UAS mengatakan jika membagikan ibadah di medsos untuk riya maka hilang amal seseorang. Akan tetapi, jika tujuannya mengajak orang lain untuk beribadah, maka boleh. Wallahu’alam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya