Deretan Hoaks Seputar Kereta, Simak Daftarnya

Hoaks bisa menjadikan apapun sebagai bahan tak terkecuali masalah perkeretaan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 03 Jul 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi hoaks seputar kereta. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa menjadikan apapun sebagai bahan tak terkecuali masalah perkeretaan. Hoaks ini tersebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks seputar kereta? Berikut beberapa di antaranya:

1. Video Wanita Terjatuh di Stasiun MRT Ini Bukan di Jakarta dan Taiwan, Simak Faktanya

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan video yang menyebut ada seorang wanita meninggal dunia setelah jatuh dari tangga MRT Jakarta. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Sebelumnya video tersebut juga beredar melalui media sosial dengan menyebutkan peristiwanya terjadi di MRT Taiwan. Berikut isi narasi dalam video tersebut:

"Kronologis kejadian melalui CCTV di setasiun MRT. Wanita itu turun tangga sambil lihat ponsel...tidak fokus melihat tangga lalu terpeleset jatuh dgn leher patah meninggal seketika dan langsung di bawa ke RSCM utk di otopsi. Pihak KAI mengirim berita ini agar perhatian publik bahaya melihat HP sambil berjalan, naik/turun tangga, nyetir dll.."

Lalu benarkah postingan video yang menyebut ada seorang wanita meninggal dunia setelah jatuh dari tangga MRT Jakarta? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Stasiun Gambir Pensiun Layani Kereta Jarak Jauh

Beredar di media sosial postingan yang menyebut Stasiun Gambir tidak digunakan untuk melayani kereta jarak jauh lagi. Postingan itu banyak beredar sejak awal pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mengunggahnya pada 7 Juni 2022.

Dalam postingannya terdapat gambar dengan narasi: 'Stasiun Gambir Akhirnya Pensiun."

Akun itu menambahkan narasi "Stasiun Gambir dikabarkan akan menghentikan layanan perjalanan jarak jauhnya untuk fokus pada jalur KRL-nya. Dengan keputusan ini, stasiun Manggarai akan menjadi pengganti layanan perjalanan jarak jauh. Ditjen Perhubungan menjelaskan bahwa rencana ini seharusnya dimulai pada tahun 2021 tetapi ditunda karena beberapa kemunduran. Tidak ada lagi pemandangan Monas"

Lalu benarkah postingan yang menyebut Stasiun Gambir tidak digunakan untuk melayani kereta jarak jauh lagi? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Hoaks Video Kecepatan Kereta Peluru di Jepang Tembus 4.800 Km/Jam

Cek Fakta Liputan6.com menemukan dua akun Facebook yang membicarakan soal kecepatan kereta peluru di Jepang. Disebutkan, kecepatan kereta peluru di Jepang itu tembus 4.800 km/jam.

Dua akun yang menyebut kecepatan kereta peluru di Jepang itu tembus 4.800 km/jam adalah AURA7 dan Elkhama Oromid's. Keduanya mengunggah narasi yang sama di pertengahan bulan September 2020, yakni sebagai berikut:

"Kereta api peluru Jepun yang baru mencapai 4.800 km / jam yang tidak dapat dibayangkan, perjalanan dari stesen Shin Osaka ke Tokyo (515 km) hanya mengambil masa dalam 10 minit. Pada kelajuan maksimum, tak sampai sesaat untuk 1km jarak perjalanan.

Kelajuan mula di perlahankan pada jarak 280km untuk berhenti pada 515km."

Lalu, benarkah kecepatan kereta peluru di Jepang itu bisa tembus hingga 4.800 km/jam? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya