Liputan6.com, Jakarta Kongres internasional di bidang pertambangan telah selesai digelar pada 26-29 Juni 2023 lalu di Brisbane, Australia. 26th World Mining Congress (WMC) kali ini mengusung tema Resourcing Tomorrow. Delegasi Indonesia yang berjumlah 20 orang turut hadir dalam event internasional yang rutin diselenggarakan setiap dua tahun.
Dalam kata sambutannya, Madeleine King MP (Minister for Resources and Minister for Northern Australia) menyampaikan bahwa manusia telah mengekstrasi sumber daya mineral dari permukaan dan bawah permukaan bumi selama ribuan tahun. Dari Zaman Perunggu dan Besi, melalui Kekaisaran Romawi dan kemudian Revolusi Industri, pertambangan telah menggerakkan mesin peradaban dan kemajuan.
Ini telah memungkinkan revolusi digital yang memunculkan komputasi canggih, sistem otonom, bahan manufaktur canggih dan teknologi transformasional lainnya. Peluang di depan akan signifikan akan tetapi, mewujudkannya sepenuhnya akan melibatkan perusahaan pertambangan dunia yang memikul tanggung jawab dan kewajiban baru.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Rizal Kasli selaku Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia), menyetujui isu serta tema yang menjadi bahasan utama didalam acara kongres tersebut yaitu bagaimana semua pihak harus turut andil dalam memikul tanggung jawab untuk mewujudkan tercapaianya transformasi energi di sektor pertambangan.
Indonesia hadir dalam event tersebut diwakili oleh organisasi asosiasi pertambangan yaitu Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) serta Asosiasi Tambang Batuan Indonesia (ATBI yang diwakili Wisnu Salman sebagai Direktur Eksekutif ATBI.
Sementara dari unsur universitas diwakili Guru Besar ITB, Budi Sulistianto, dari unsur pemerintah diwakili oleh Kementerian Markommarvest dan pihak swasta antara lain dari Kaltim Prima Coal (KPC) dan PAMA. Para delegasi Indonesia juga aktif menyampaikan paparan mengenai aktivitas dan Upaya untuk menciptakan transformasi energi di bidang pertambangan, salah satunya adalah Wisnu Salman yang menyampaikan materi Sources of Emission in Mining Activities serta Risky Wikandika (Kaltim Prima Coal) yang menyampaikan 3D-Metal Printing Innovation in Mining Industry.
Semua peserta kongres sepakat bahwa pengelolaan sektor pertambangan haruslah lebih baik dari waktu ke waktu guna menjawab beragam isu global terkait permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh eksplorasi sektor pertambangan. Direncanakan World Mining Congress ke 27 akan diadakan pada tahun 2026 di kota Lima, Peru dan diharapkan pada moment tersebut terdapat hasil progress positip atas semua kesepakatan yang telah dibahas didalam WMC ke 26 di Brisbane, Australia.
Baca Juga
Advertisement