Liputan6.com, Jakarta - Meta dilaporkan berencana menjadikan Facebook sebagai toko aplikasi, mirip dengan App Store dan Google Play Store. Rencana ini diketahui menyusul penerapan regulasi baru dari Uni Eropa.
Dalam regulasi yang diberi nama Digital Markets Act, Uni Eropa meminta penyedia layanan digital memastikan pasar yang lebih terbuka. Jadi, perusahaan harus memungkinkan pengguna perangkat atau layanan mereka mengunduh aplikasi di luar toko aplikasi milik mereka sendiri.
Advertisement
Mengutip informasi dari The Verge, Selasa (4/7/2023), regulasi ini ternyata membuka kesempatan bagi Meta untuk menawarkan opsi mengunduh aplikasi langsung lewat Facebook Ads. Menurut kabar, Meta akan menguji coba program baru ini di akhir 2023.
Kabarnya, Meta juga telah bekerja sama dengan sejumlah pengembang aplikasi Android untuk mendukung rencana tersebut. Untuk langkah awal, Meta disebut tidak akan memotong pendapatan yang diterima pengembang, sehingga para developer bisa menggunakan sistem pembayaran apa pun.
Rencana ini juga sudah dikonfirmasi oleh juru bicara Meta Tom Channick. Ia menuturkan, Meta memang selalu tertarik membantu developer mendistribusikan aplikasi mereka, dan opsi baru yang mereka tawarkan akan meningkatkan kompetisi.
"Pengembang pantas mendapatkan lebih banyak cara untuk menawarkan aplikasi mereka ke orang-orang yang menginginkannya," tutur Tom.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan kapan rencana ini akan mulai diterapkan di Facebook secara lebih luas.
Selain itu, mengingat aturan Uni Eropa ini akan berlaku untuk pengguna di wilayah tersebut, belum bisa diketahui apakah Meta juga akan menawarkannya ke wilayah lain.
Sebagai informasi, aturan Digital Markets Act sendiri diperkirakan akan mulai diterapkan di Eropa pada pertengahan tahun depan. Tidak hanya Meta, perusahaan lain yang disebut memiliki rencana serupa adalah Microsoft.
Untuk diketahui, tidak hanya memungkinkan pengguna memasang aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga, regulasi ini juga memungkinkan pengguna melakukan sideloading. Yang berarti, pengguna dapat memasang aplikasi yang diunduh lewat situs web.
Threads, Aplikasi Kloningan Twitter Buatan Meta Diam-Diam Muncul di Google Play Store
Di sisi lain, Meta, dalam beberapa pekan terakhir diketahui tengah mengembangkan aplikasi baru yang disebut-sebut akan menjadi pesaing Twitter. Diberi nama Threads, aplikasi ini akan berada di bawah naungan Instagram.
Meski belum diketahui kapan akan dirilis, pengembang Alessandro Paluzzi ternyata menemukan aplikasi Threads sudah muncul di Google Play Store. Mengutip informasi dari The Verge, Senin (2/7/2023), Alessandro pun sempat membagikan informasi dan tangkapan layar dari aplikasi tersebut.
Melalui unggahan di Twitter, ia membagikan sejumlah elemen tampilan antarmuka dari aplikasi. Salah satunya adalah laman login dari aplikasi ini yang memungkinkan pengguna mendaftar melalui akun Instagram mereka.
Sementara gambar lainnya menunjukkan pengguna juga bisa mem-follow akun-akun yang sudah diikutinya di Instagram. Lalu, gambar lain menampilkan interaksi yang bisa dilakukan di aplikasi Thread ini.
Dari screenshot yang dibagikan itu sangat terlihat kalau Threads memiliki tampilan yang mirip dengan Twitter. Yang membedakan, ikon-ikon seperti like, comment, repost, hingga share lebih mirip dengan Instagram.
Informasi soal jumlah replies atau likes yang diterima dalam sebuah thread juga ditampilkan. Kendati demikian, informasi terbaru menyebut Threads sudah tidak bisa ditemukan di Google Play Store, sehingga informasi mengenai aplikasi Thread masih perlu menunggu pengumuman lebih lanjut.
Sebagai informasi, Meta diketahui memang sudah mengembangkan aplikasi ini sejak Januari 2023. Dikenal dengan nama Project 92, Meta mengakui aplikasi baru ini memang hadir sebagai pesaing platform media sosial milik Elon Musk, yaitu Twitter.
“Kami telah mendengar dari para kreator dan figur publik tertarik untuk memiliki platform yang dijalankan secara wajar, dapat dipercaya dan diandalkan,” ujar Chief Product Officer Meta Chris Cox saat membahas soal aplikasi ini.
Ia menuturkan, sejumlah nama pesohor di dunia pun sudah memberikan komitmen mereka untuk menggunakan aplikasi baru buatan Meta tersebut. Adapun beberapa nama-nama pesohor itu adalah DJ Slime, hingga Oprah dan Dalai Lama.
Advertisement
Tampilan Instagram Versi Twitter Buatan Meta Bocor di Internet, Ini Dia Penampakannya
Pakar pemasaran media digital Lia Haberman, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (24/5/2023), juga menyebut Meta telah bertemu dengan beberapa kreator konten terpilih, untuk membahas soal platform ini.
Salah satu kreator ini juga memberitahu Haberman semua jenis informasi tentang aplikasi yang akan hadir ini, dan menyebutnya sebagai "Instagram untuk opini Anda."
Mengutip Gizmochina, laporan lebih lanjut juga mengungkapkan beberapa bocoran soal fitur dan kemampuan apa saja yang akan hadir di platform media sosial baru itu.
Disebutkan, pengguna media sosial itu akan dapat memasukkan bentuk media lain seperti foto, tautan, dan video, yang panjangnya hingga lima menit terpisah dari unggahan berbasis teks.
Platform ini juga bakal memungkinkan pengguna untuk terlibat dengan postingan teks lain, memberikan suka, balasan, hingga melakukan repost, di mana ini sangat mirip dengan Twitter.
Ini menambahkan bocoran yang sebelum sudah sempat beredar, tentang bagaimana pengguna media sosial baru buatan Instagram ini, akan bisa mengunggah teks hingga 500 karakter.
Bocoran Instagram versi Twitter
Bocoran lainnya dari Haberman yang dibagikan ke newsletter ICYMI Subtack-nya, para pengguna aplikasi ini nantinya bisa masuk dengan username dan password akun Instagram mereka.
Selain itu, berdasarkan screenshot atau tangkapan layar yang beredar, aplikasi ini tampak mirip sebagai gabungan antara Instagram dan Twitter.
Meta tampaknya akan memiliki beberapa kontrol moderasi yang baik. Pasalnya aplikasi ini dilengkapi dengan pengaturan untuk mengontrol siapa yang bisa membalas dan menyebut akun pengguna.
Selain itu, akun apa pun yang sudah diblokir oleh user di Instagram, akan ikut terblokir di aplikasi ini. Yang paling signifikan, aplikasi teks Instagram ini juga akan memiliki elemen desentralisasi.
"Aplikasi ini akan segera kompatibel dengan aplikasi tertentu lainnya, misalnya Mastodon," menurut Slide tersebut.
(Dam/Isk)
Advertisement