Pupuk Indonesia Jamin Data Petani di I-Pubers Aman dari Serangan Siber

PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat program uji coba digitalisasi kios pupuk bersubsidi lewat aplikasi I-Pubers

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Jul 2023, 18:30 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat program uji coba digitalisasi kios pupuk bersubsidi lewat aplikasi I-Pubers (dok: Ilyas)

Liputan6.com, Bali PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat program uji coba digitalisasi kios pupuk bersubsidi lewat aplikasi I-Pubers. Pupuk Indonesia juga menjamin data digital milik petani aman dari serangan siber.

Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia Panji Wipetaninanteya Ruky menyatakan, pihaknya telah membentengi aplikasi dengan pengamanan siber berlapis.

"Kami menerapkan seluruh protokol keamanan siber dengan ISO 3000. Kami juga menerapkan proteksi-proteksi database yang sesuai, sehingga data pribadi dari petani lebih terproteksi," jelasnya di Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023).

Panji menambahkan, Pupuk Indonesia juga bakal melakukan peningkatan sistem pada aplikasi tersebut. Caranya, dengan menyematkan barcode agar distribusi pupuk bersubsidi bisa tepat sasaran.

"Kami dalam proses mengenakan barcode. Sehingga pupuk bersubsidi ini dilacak atau ditelusuri pergerakannya dari pabrik sampai petani. Ini dalam proses implementasi secara bertahap," tuturnya.

Diterapkan 5 Wilayah

Adapun penerapan aplikasi untuk penebusan pupuk bersubsidi telah diterapkan di 5 wilayah, yakni Bali, Aceh, Bangka Belitung, Riau, dan Kalimantan Selatan.

Mulanya, Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan uji coba digitalisasi kios untuk penebusan pupuk bersubsidi di Bali sejak 2022 dan Aceh sejak awal 2023.

Rencananya, Pupuk Indonesia bakal memperluas penerapan aplikasi iPubers ke wilayah dengan potensi produksi pangan lebih besar, seperti Sumatera Utara (Sumut) dan Jawa Timur (Jatim). Secara bertahap, ditargetkan penerapan i-Pubers bisa dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

"Ya, jadi sudah lima provinsi saya sebutkan. Rencananya Kementan akan mengimplementasikan di provinsi yang lebih besar, kita tunggu keputusannya," pungkas Panji.


Pupuk Subsidi Marak Penyelewengan, Mampukah Diberantas?

PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usahanya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, melakukan kerjasama distribusi pupuk bersubsidi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) (dok: Ilyas)

PT Pupuk Indonesia (Persero) optimistis aksi digitalisasi kios mampu meminimalisasi tindak penyelewengan pupuk subsidi bagi petani.

Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky mengatakan, salah satu manfaat atas aksi tersebut, yakni mencegah adanya penyelundupan pupuk bersubsidi saat disalurkan dari pabrik, kios hingga ke petani.

Adapun proses digitalisasi kios saat ini sudah menjamah 5 provinsi. Setelah dilakukan di Bali dan Aceh Besar lewat aplikasi Rekan per 2022 lalu, proses uji coba lanjut dilakukan di Riau, Bangka Belitung, dan Kalimantan Selatan pada 27 Juni 2023.

Rencananya, penerapan aplikasi digital itu nantinya akan diperluas secara bertahap di lingkup nasional.

"Itu salah satu digitalisasi karena kami merekam seluruh transaksi subsidi pupuk. Termasuk pupuk bersubsidi dari mulai pabrik sampai di kios, sampai dilepas ke petani. Dengan harapan kita bisa merekam semua pergerakan pupuk bersubsidi semua itu ter-monitoring, gampang ditelusuri, dan gampang dilacak," jelas Panji di Desa Temase, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023).

Panji memaparkan, petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan ingin memperoleh pupuk subsidi cukup membawa KTP untuk dipindai NIK-nya di kios. Selanjutnya, kios akan menginput jumlah transaksi penebusan dan petani menandatangani bukti transaksi tersebut.

 


Saat Transaksi

Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero), Panji Winanteya Ruky saat berkunjung ke kios pupuk subsidi di Desa Temase, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023). (Maulandy/Liputan6.com)

Pada saat transaksi, KTP milik petani dan juga petani beserta produk subsidi yang ditebus akan difoto oleh kios yang sudah dilengkapi geo-tagging dan timestamp pada aplikasi. Sehingga dapat tercatat lokasi dan waktu terjadinya transaksi dan memudahkan penelusuran.

"Kita memudahkan para petani, jadi para petani cukup membawa KTP, membawa dirinya dapat menebus pupuk dan semuanya terekam secara digital. Jadi tidak perlu ada lembar-lembar formulir dan fotokopi dan lain-lain untuk menebus pupuk," imbuh Panji.

Dengan digitalisasi kios, Pupuk Indonesia juga bisa menyerahkan data kepada pemerintah untuk melakukan analisis kebijakan. "Jadi kita merekam semua data terkait penyaluran dan penebusan pupuk subsidi. Nah, data-data ini bisa dipakai oleh pemerintah untuk memperbaiki kebijakan," pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya