Liputan6.com, Jakarta - Komunikasi bisnis dengan konsumen harus diakui merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong penjualan. Namun, di era digital dengan kemudahan komunikasi seperti sekarang, komunikasi bisnis ternyata menawarkan lebih dari itu.
Kehadiran sejumlah channel komunikasi dua arah harus diakui telah mengubah komunikasi antara brand dengan konsumen. Komunikasi kini tidak lagi soal pemasaran, tapi juga membangun awareness sekaligus menawarkan opsi personalisasi untuk masing-masing konsumen.
Advertisement
"Komunikasi dengan konsumen sudah ada sejak dulu, tapi dengan adanya teknologi yang ada sekarang, memudahkan konsumen melakukannya dengan personalisasi," tutur Digital Marketing & Commerce Hub Lead for Nutrition SEA Unilever Dinoy Alamsyah dalam event Modern Marketing Talk 2023 yang digelar MMA di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Oleh sebab itu, Dinoy menuturkan, dalam komunikasi yang dilakukan dengan konsumen secara langsung, brand juga perlu menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh konsumen. Tidak hanya percakapan yang berujung pada pembelian.
Ia mencontohkan, melalui percakapan langsung, konsumen kerap memanfaatkannya untuk menanyakan berbagai macam hal terkait produk yang ditawarkan brand. Karenanya, brand juga harus bisa menjawab pertanyaan tersebut, meski mungkin tidak selalu berarti ada penjualan.
Meskipun ia mengakui, hal ini memang tergantung dari produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, untuk produk fashion sangat wajar apabila konsumen menanyakan soal ketersediaan maupun ukuran, dan bukan tidak mungkin akan diakhiri pembelian.
Komunikasi dengan Konsumen Sangat Penting
Namun untuk produk lain, seperti makanan, tidak jarang konsumen menanyakan hal lain seperti kandungan bahan-bahan yang ada di dalamnya. "Ini juga merupakan bagian dari percakapan dengan konsumen," tuturnya.
Selain itu, menurut Head of Industry Meta Indonesia, Aldo Rambie, komunikasi bisnis yang penting dilakukan dengan konsumen adalah soal relevansi. Maksudnya, sejauh mana komunikasi dilakukan benar-benar relevan dengan kebutuhan konsumen.
Ia menuturkan, percakapan dengan konsumen memang menjalin engagement sekaligus meningkatkan pengalaman personalisasi. Akan tetapi apabila dikaitkan dengan langkah praktis yang berujung pada transaksi, komunikasi tersebut juga harus relevan dengan konsumen.
Lebih lanjut Aldo menuturkan, komunikasi bisnis dengan konsumen merupakan sebuah perjalanan. Karenanya, brand harus bisa memikirkan alur komunikasi yang dibangun sesuai dengan bisnis yang dijalankan.
"Brand harus menentukan cara mereka dengan konsumen, tapi yang perlu diingat mereka tetap perlu membuat alur percakapan yang sederhana, bebas friksi, dan tentu disesuaikan dengan bidang atau produk yang ditawarkan," tuturnya.
Terakhir, baik Dinoy dan Aldo menuturkan, percakapan bisnis yang dilakukan dengan konsumen harus tetap mematuhi aturan soal privasi data. Ini merupakan salah satu faktor penting yang perlu dijaga oleh brand.
(Dam/Ysl)
Advertisement