Liputan6.com, Jakarta - PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran optimistis kinerja akan meningkat ke depan. Perseroan pun membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 165 miliar pada 2024.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan laba bersih di kisaran Rp 150 miliar hingga Rp 165 miliar.
Advertisement
"Kami sebenarnya punya proyeksi internal bisa profit sekitar Rp 150-165 miliar," kata Ivan usai acara paparan publik Akseleran, Senin (3/7/2023).
Bahkan, perseroan juga meyakini akan mencetak laba bersih pada kuartal IV 2023. Namun, dengan catatan operational expenditure tidak meningkat.
Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satunya Akselerasi Usaha Indonesia bakal melakukan akuisisi perusahaan multifinance. Rencananya akuisisi tersebut dilakukan Agustus hingga September 2023. Paling lambat akuisisi rampung pada Oktober 2023.
"Semakin cepat multifinance selesai akuisisinya kami masih butuh persetujuan OJK semakin cepat kami bisa integrate dia. Artinya kami bisa nyalurin pinjaman dengan ticket size yang lebih tinggi, dengan cost yang sama disitu kenapa kami yakin kami bisa profit di kuartal IV," ujar dia.
Dengan demikian, ia menilai akuisisi multifinance akan meningkatkan pendapatan perseroan. "Dengan adanya multifinance ticket size kami yang menambah, artinya tanpa perlu menambah orang karena ticket size naik secara volume naik kenapa kami ingin menambah multifinance karena dari cost relatif sama revenue bisa naik," tutup dia.
Berpotensi Tebar Dividen
Sebelumnya, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran berpotensi membagikan dividen pada 2025. Ini mengingat, perseroan akan melakukan akuisisi multifinance yang dapat mengerek pendapatan maupun laba.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menuturkan, pihaknya memastikan akan membagikan dividen jika kondisi laba memungkinkan. Sebab, perseroan juga membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 165 miliar pada 2024.
"Kami sebenarnya punya proyeksi internal bisa profit sekitar Rp 150-165 miliar, artinya 2024 bisa segitu kita udah nutupin kumulatif rugi berjalan, 2025 bisa bagi dividen," kata Ivan usai acara paparan publik Akseleran, Senin (3/7/2023).
Dia meyakini perseroan bisa mencetak keuntungan di masa mendatang. Selaras dengan pengembangan bisnis yang dilakukan perseroan. Bahkan, perseroan juga berharap bisa membagikan dividen.
"Kami percaya, kami jalan harus bareng-bareng dengan seluruh stakeholder termasuk pemegang saham publik. Kalau ada untung walau kita akan prioritaskan untuk pengembangan bisnis perlu juga ada dividen," kata dia.
Menurut ia, dividen payout ratio 40 persen dinilai wajar. Akan tetapi, kembali lagi berapa besar laba ditahan yang didapat perseroan.
"Kami pandang masih wajar (dividen payout ratio 40 persen), tapi tergantung laba ditahan kami, tapi kemungkinan 2025 (bagi dividen)," ujarnya.
Advertisement
Penyaluran Pinjaman
Akselerasi Usaha Indonesia melalui platform marketplace lending Akseleran milik anak usaha Group Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha pada semester I 2023 sebesar hampir Rp1,5 triliun lebih atau tumbuh hingga lebih dari 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tercatat, jika secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha mencapai sebesar Rp 8 triliun lebih hingga Juni 2023 kepada sekitar 5 ribu peminjam (borrower) yang merupakan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Ivan menyebut, bahwa kinerja Akseleran yang terus tumbuh didukung oleh pencapaian rata-rata penyaluran pinjaman usaha tiap bulan yang berada di kisaran sebesar Rp300 miliar.
Saat ini, keberhasilan penyaluran pinjaman usaha Akseleran berkat dukungan lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) terdaftar maupun belasan institutional lender termasuk Bank-Bank Buku 4 dengan kisaran penyaluran pinjaman mulai dari Rp10 juta hingga Rp2 miliar.
"Akseleran portofolionya 95 persen lebih adalah pinjaman produktif khususnya UKM. Sedangkan untuk sektor konsumtif, Akseleran menyasar ekosistem Akseleran melalui produk employee loan,” kata Ivan.
Rata-Rata Penyaluran Pinjaman
Menurut Ivan, saat ini rata-rata penyaluran pinjaman Akseleran di kisaran Rp800 juta hingga Rp900 juta per pinjaman. Meski demikian, Ivan mengungkapkan, di tengah pertumbuhan kinerja yang terus berlanjut secara berkesinambungan maka Perseroan tetap menjalankan langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet (non performing loan/NPL) agar tetap di bawah 1 persen dimana saat ini tingkat NPL Akseleran masih di rasio yang rendah, yakni 0,65 persen dari total outstanding pinjaman di akhir Juni 2023.
"Akseleran selalu fokus untuk menganalisa kemampuan bayar pelaku usaha yang meminjam dengan melihatnya dari sejumlah kriteria, antara lain laporan keuangan dan rekening koran, invoice atau kontrak yang ingin dibiayai, usaha yang dijalani dan sebagainya. Selain itu, perseroan juga melakukan validasi independen terkait invoice/PO/kontrak yang dijadikan sebagai jaminan dan selalu mengedepankan analisa yang prudent sebagai ujung tombak dalam melakukan mitigasi risiko yang ada,” kata Ivan.
Dengan langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet tersebut, Ivan mengharapkan, rasio NPL Akseleran tetap dapat di bawah 1 persen hingga akhir 2023 dan terus berkomitmen untuk memberikan peace of mind kepada para pemberi dana pinjaman (lender) Akseleran.
"Sangat penting untuk selalu memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada para pengguna kami khususnya kepada para lender agar tetap nyaman mengembangkan dana di Akseleran. Apalagi, Akseleran sudah mengimplementasikan fasilitas proteksi asuransi kredit yang melindungi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak,” tutup dia.
Advertisement