Liputan6.com, Jakarta - Viralnya Rafael Tan alias Mamang Rafael usai memperkenalkan seblak coet (cobek) membuat masyarakat penasaran dan ikut mempraktikkan cara masaknya di rumah masing-masing.
Tak sedikit warganet mengaku bahwa resep tersebut enak dan mudah untuk diikuti. Seblak sendiri adalah makanan yang terkenal dengan cita rasa pedas yang dipadukan dengan aroma kencur.
Advertisement
Lantas apakah seblak coet ini aman untuk orang dengan penyakit GERD?
Hal ini mendapat tanggapan dari dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero hepatologi Eka Hospital BSD Dedy Gunawanjati Sudrajat.
Menurutnya tak hanya seblak coet, belakangan ini banyak produsen makanan yang memvariasikan produk jualannya agar lebih menggugah selera. Seperti dengan menambahkan rasa ekstra pedas.
Selain menciptakan rasa pedas, cabai dapat digunakan sebagai pengobatan radang serta melancarkan sirkulasi peredaran darah dalam tubuh. Sehingga, saat mengonsumsi makanan pedas, darah dalam tubuh menjadi mengalir lebih cepat yang membuat racun dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui keringat.
“Walaupun makan makanan pedas dengan ekstra cabai dapat membantu melancarkan sirkulasi darah, ternyata makanan penggugah selera dengan berbagai level ini tidak dianjurkan bagi yang memiliki masalah kesehatan lambung seperti GERD,” kata Dedy dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (4/7/2023).
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada saat asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Ini disebabkan sfingter esofagus (otot kerongkongan) bagian bawah rileks dan memungkinkan asam lambung naik.
Makan Pedas Tak Selalu Picu GERD
Meski demikian, anggapan soal pasien GERD penyakitnya pasti kambuh jika makan pedas sebetulnya tidak sepenuhnya benar, lanjut Dedy.
“Ada beberapa orang mengkonsumsi makanan pedas tanpa efek samping. Hanya mengkonsumsi makanan pedas yang mengandung senyawa capsaicin ini dapat membuat kerongkongan menjadi iritasi sehingga menyebabkan sensasi terbakar dan berpotensi memperburuk gejala asam lambung.”
Makan makanan pedas dengan bumbu masakan seperti kunyit dan jahe memiliki efek anti-inflamasi dan berpotensi bermanfaat bagi pasien GERD, jadi tidak semua makanan pedas dibuat dari bumbu yang sama.
“Namun agar lebih aman dan menurunkan risiko GERD, dianjurkan untuk menghindari konsumsi makanan pedas yang berlebihan,” ujar Dedy.
Advertisement
3 Alasan Dokter Tak Anjurkan Konsumsi Makanan Pedas bagi Pasien GERD
Dedy pun menyampaikan tiga alasan mengapa konsumsi makanan pedas tidak dianjurkan bagi pasien GERD. Ketiga alasan itu adalah:
- Makanan pedas memiliki kandungan asam yang tinggi, ini dapat memicu naiknya kadar asam lambung yang berdampak dapat memungkinkan merasa sakit perut atau mulas.
- Otot pada bagian atas perut biasanya menyimpan isi perut. Makanan pedas ini dapat melemahkan otot perut. Dampaknya, asam lambung bisa naik kembali dari perut ke kerongkongan.
- Selain memiliki kandungan asam yang tinggi, makanan pedas umumnya memiliki kandungan lemak yang tinggi. Makanan tinggi lemak ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna dalam lambung, sehingga berpotensi meningkatkan kadar asam lambung.
Masalah Lain yang Bisa Timbul Akibat GERD
Orang yang memiliki masalah kesehatan lambung seperti GERD memang perlu perhatian khusus. Pasalnya, jika kondisinya sudah cukup parah, ini akan menjadi masalah serius yang mengakibatkan berbagai masalah lain seperti:
- Kerongkongan mengalami penyempitan sehingga sulit menelan.
- Luka terbuka atau tukak di dinding kerongkongan dapat menimbulkan pendarahan, nyeri, dan sulit menelan.
- Barrett's esophagus yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus. Barret’s esophagus adalah kerusakan pada lapisan kerongkongan (esofagus) akibat paparan asam lambung dalam jangka panjang.
Advertisement