Liputan6.com, Ramallah - Israel pada Senin (3/7/2023) meluncurkan operasi militer terbesarnya dalam lebih dari 20 tahun ke Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Sedikitnya sembilan orang tewas (sebelumnya dilaporkan tiga orang) dan sekitar 100 lainnya terluka.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataannya menyebutkan bahwa pihaknya meluncurkan upaya kontraterorisme ekstensif di Kota Jenin dan Kamp Jenin dengan menyerang infrastruktur teroris.
Advertisement
IDF melancarkan sekitar 10 serangan udara menggunakan drone dan ratusan pasukan menargetkan apa yang mereka klaim sebagai pusat komando dan kendali kelompok militan serta lokasi pembuatan senjata dan bahan peledak.
Wakil Wali Kota Jenin Mohammed Jarrar mengatakan bahwa rumah dan infrastruktur hancur, memutus aliran listrik dan air di kamp pengungsi Palestina.
"Lima dari mereka yang tewas dalam serangan itu adalah remaja," kata Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir CNN, Selasa (4/7).
Warga Palestina kesembilan ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel di dekat Ramallah di Tepi Barat dalam insiden terpisah.
Namun, kepala juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menuturkan bahwa hanya ada delapan teroris yang tewas di Jenin.
"Tidak ada non-kombatan yang tewas sejauh yang kami tahu," ujar Hagari.
Hagari memang mengakui bahwa warga sipil termasuk di antara yang terluka, tetapi bersikeras bahwa operasi militer hanya ditujukan untuk menargetkan "teroris".
"Ini bukan invasi terhadap Jenin, ini bukan melawan Otoritas Palestina. Bukan melawan rakyat Palestina yang tidak bersalah. Ini melawan teroris di kamp," kata Hagari.
Serangan itu memicu kecaman langsung. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyebut operasi militer skala besar Israel sebagai kejahatan perang baru.
"Keamanan dan stabilitas tidak akan tercapai di kawasan kecuali rakyat Palestina merasakannya. Apa yang dilakukan pemerintah pendudukan Israel di Kota Jenin dan kampnya adalah kejahatan perang baru terhadap rakyat kami yang tak berdaya," kata Abbas melalui juru bicaranya Nabil Abu Rudeineh.
Mesir juga mengutuk serangan Israel, menyebutnya sebagai agresi.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempertegas pernyataan IDF dengan mengatakan bahwa militer bertindak melawan kubu teroris di Jenin.
"Dalam beberapa bulan terakhir, Jenin telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris... Teroris melakukan serangan biadab, membunuh warga sipil Israel, pria, wanita, dan anak-anak," tutur Netanyahu.
"Saat saya berbicara, pasukan kami memerangi teroris dengan tekad dan ketabahan yang pantang menyerah sambil melakukan segalanya, segalanya untuk menghindari korban sipil."
PBB Desak Akses Kemanusiaan
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland menuturkan bahwa dia telah melakukan kontak langsung dengan semua pihak terkait untuk segera meredakan situasi di Jenin dan memastikan akses kemanusiaan.
"Operasi itu terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan yang sekali lagi mengingatkan kita pada situasi yang sangat tidak stabil dan tidak dapat diprediksi di Tepi Barat yang diduduki. Semua harus memastikan penduduk sipil dilindungi," ujar Wennesland.
Direktur Komunitas Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin Mahmoud al-Saadi mengaku bahwa kru mereka dicegah beroperasi di dalam kamp pengungsi.
"Para kru ambulans berhasil mengevakuasi sejumlah korban luka yang dapat mereka akses," jelas al-Saadi.
IDF membantah klaim al-Saadi. Hagari mengatakan, mobil dilarang bergerak di dalam kamp, tetapi ambulans memiliki izin masuk.
Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) di Tepi Barat Adam Bouloukos menuturkan bahwa operasi Israel dan respons dari aktor bersenjata di Jenin memiliki konsekuensi tragis bagi pengungsi Palestina.
"Akses kemanusiaan paling mendesak sekarang," twit Bouloukos.
Amerika Serikat (AS) juga dengan cermat memantau situasi di Israel.
"Kami mendukung keamanan dan hak Israel untuk membela rakyatnya dari Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok teroris lainnya," ungkap juru bicara Dewan Kamanan Nasional AS.
Advertisement
Israel: Kami Melawan Target Tertentu
Juru bicara IDF Letnan Kolonel Richard Hecht menjelaskan pada Senin bahwa salah satu tujuan operasi itu adalah mematahkan mentalitas tempat berlindung yang aman di dalam kamp Jenin bagi para militan. Hecht menggambarkannya sebagai sarang lebah.
"Kami bertindak melawan target tertentu," tegas Hecht. "Putaran pertama serangan udara diluncurkan pada Senin pukul 01.14 waktu setempat dan diikuti oleh pasukan darat IDF."
Sekitar 50 serangan penembakan terhadap Israel, ungkap Hecht, berasal dari Jenin.
Hecht juga mengatakan bahwa Otoritas Palestina dan Yordania telah diberitahu tentang serangan itu sebelumnya. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Menurut Hecht, sekitar satu brigade, yang kira-kira setara dengan setidaknya 500 tentara terlibat dalam serangan ke Jenin.
Seruan Militan Palestina dan Peringatan Israel
Menanggapi serangan pada Senin, Hamas meminta militan di Tepi Barat dan Yerusalem untuk menyerang Israel dengan segala cara.
Jihad Islam Palestina mengatakan akan menghadapi musuhnya dengan semua kemungkinan opsi pembalasan sebagai tanggapan atas operasi Israel di Jenin.
"Agresi terhadap Jenin tidak akan mencapai targetnya, Jenin tidak akan menyerah. Kami akan menghadapi musuh dengan semua kemungkinan opsi pembalasan sebagai tanggapan atas agresi musuh di Jenin," ungkap kelompok militan via Telegram.
Saat malam tiba, lebih dari 500 keluarga Palestina mulai meninggalkan kamp pengungsi. Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan bahwa mereka takut dengan apa yang akan terjadi pada jam-jam berikutnya.
IDF mengklaim bahwa operasi akan berakhir dalam satu atau dua hari berikutnya.
"Ini bukan terakhir kalinya kami bertindak," Hagari memperingatkan. "Kami bertindak melawan teror sebelum itu terjadi atau kami bertindak setelah kegiatan teror untuk mencapai teroris."
Senin sore, polisi Israel melaporkan bahwa seorang remaja Palestina menikam seorang pria Israel di Bnei Brak, di luar Tel Aviv. Polisi Israel mengatakan, remaja itu mengklaim dia menikam orang itu sebagai tanggapan atas kejadian di Jenin. Pria Israel itu terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement