Liputan6.com, Banyuwangi - Tas anyaman bambu yang di produksi oleh masyarakat Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, merupakan produk Eco Friendly atau ramah lingkungan pengganti kantong plastik.
Lingkungan Papring sendiri memiliki sejarah panjang tentang penghasil kerajinan bambunya. Dilihat dari namanya saja, Papring yang berati 'Panggonane Pring' (Tempatnya Bambu), membuat para leluhur ditempat tersebut beraktivitas sebagai pengrajin bambu, khusunya kerajinan besek pada mulanya.
Advertisement
Namun, lima tahun lalu, pada 2019, salah seorang warga asli Lingkungan Papring, Widi Nurmahmudi, mencoba untuk mengasah skill menganyam bambu masyarakat ke next level menjadi produk yang bernilai tinggi dari besek yakni tas anyaman bambu.
"Jadi dari kelompok UMKM yang saya buat bernama Kriya Bambu Papring, dalam kelompok tersebut ada sekitar 21 orang, dan 10 orang diantaranya bertugas memproduksi tas anyaman bambu," tutur Widi, Selasa (4/7/2023).
Widi, yang sekaligus pendiri dari Kampung Baca Taman Rimba (Batara) itu, menjelaskan, untuk bambunya sendiri pun juga tidak sembarangan, masyarakat di sana lebih banyak menggunakan jenis bambu batu yang diambil dari hutan karena kuat dan lebih elastis. Jenis bambu lainya lebih sering digunakan untuk bahan furnitur atau konstruksial.
"Selain tas, ada pula yang membuat furnitur dari bambu seperti kursi, meja, gedeg, lampion bambu hingga membuat pesanan gazebo-gazebo bambu," jelas Widi.
Kerajinan tas bambu dikelompok Kriya Bambu Papring terdapat 4 macam motif tas, diantaranya ada motif Matapura, motif Kursian, motif Pipil dan motif Truntung. Dalam seminggu kelompok bisa memproduksi sebanyak 50 pcs tas kerajinan bambu.
Kemudian, untuk harga bukan tergantung dari motif anyaman, tapi berdasarkan dari ukuran tas yang dipesan. Dibandrol mulai harga Rp6.000 hingga Rp25.000. Namun, untuk kalian yang ingin memesan tas bambu, harus melalui order terlebih dahulu, karena kelompok tidak mempunyai gudang tempat penyimpanan tas.
"Bulan ini pesanan banyak dari masyarakat yang ingin mengadakan hajatan, orang meninggal, dan baru saja dipesan oleh disbudpar Banyuwangi untuk event BEC," kata Widi.
Produk kelompok UMKM bentukan Widi 'Kriya Bambu Papring' hanya dijual untuk wilayah Banyuwangi saja. Hal itu dilakukan karena, sebagai bentuk sosialisasi Zero Plastic Waste dan mengenalkan produk kerajinan bambu khas dari kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Lingkungan Papring, kepada masyarakat Banyuwangi secara luas terlebih dahulu.
Pengurangan Kantong Plastik
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handajani, mendukung upaya pelestarian kerajinan bambu di Lingkungan Papring, hal ini, dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang dipenuhi dengan sampah-sampah anorganik, seperti plastik. Sekaligus menjadi solusi pengurangan penggunaan kantong plastik.
Dinas lingkungan hidup (DLH) juga mengimplementasikan penggunaan wadah ramah lingkungan seperti tas anyaman bambu tersebut, untuk kegiatan kedinasan seperti wadah daging kurban, kegiatan-kegiatan dinas, belanja di pasar, hingga sarana edukasi untuk masyarakat luas sebagai bentuk sosialisai pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.
"Selain itu, sudah ada Surat Edaran (SE) Bupati Banyuwangi tahuh 2019 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik dan SE Sekretariat Daerah (Sekda) tahun 2022 dan 2023 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai," jelas Dwi Handajani.
Kelompok UMKM Lingkungan Papring, membuat sebanyak 14 jenis kerajinan dari bambu, di antaranya ada besek, goodie bag, lampu hias dan masih banyak kerajinan lainnya. Jika tertarik dengan hasil kerajinan bambu UMKM-nya, kalian bisa langsung berkunjung ke rumah produksi kerajinan bambu di Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi atau melihat produknya melalui Instagramnya @kriya_bambu_papring
Advertisement