Konsep Futuristik Toko Offline Pertama MADER di ASHTA Distric 8

MADER, brand asal Jakarta yang didirikan pada 2016 memantapkan pilihannya untuk membuka store offline pertamanya di ASHTA Distric 8, kawasan SCBD Jakarta dengan konsep futuristik.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 04 Jul 2023, 15:00 WIB
MADER membuka offline store pertamanya di ASHTA kawasan SCBD Jakarta Selatan. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - MADER, brand alas kaki asal Jakarta yang didirikan pada 2016 memutuskan untuk membuka toko fisik pertamanya. Bertempat di ASHTA District 8 level 1, toko anyar ini menghadirkan elemen dan tone warna yang menggunakan aksen bermotif besi dan silver chrome. Desainnya menegaskan nuansa Y2K yang memberikan kesan youth dan futuristik.

Koleksi signature MADER, yaitu “boba/stand of pearls”, juga turut menjadi inspirasi toko baru MADER ini. Sementara, meja kasir dengan finishing warna seperti mutiara yang terlihat eye catching sangat merepresentasikan ciri khas MADER.

MADER yang terinspirasi dari kata “Mother atau Ibu” didirikan Melissa Ariviana dan Guna Bermara. Brand yang awalnya bertujuan menyediakan pakaian untuk ibu hamil dan menyusui kemudian melihat potensi yang cukup tinggi pada bidang footwear wanita.

Tak disangka, sandal silang ditambah aksesori yang diciptakan MADER pertama kali menjadi magnet produk untuk brand ini dan mendapatkan respons baik kaum hawa pecinta fashion. Bentuk lancip yang dimiliki MADER dengan ciri khas open toe mules juga aksesori yang bisa dilepas pasang akhirnya menjadi signature yang tetap dipertahankan oleh brand ini yang kini HAKI-nya sedang dalam proses dipatenkan.

Selain itu, MADER juga menawarkan open toe mules dengan shape yang square. Ini juga dilengkapi oleh salah satu ciri khas MADER, yaitu pattern yang menyilang. "Koleksi ini bernuansa lebih kasual sehingga cocok digunakan untuk traveling atau acara informal lainnya," ungkap Guna Bermana saat ditemui Liputan6.com di sela-sela acara, Senin, 4 Juli 2023.


Ciri Khas Aksesori Mader

MADER dengan ciri khas open toe mules juga aksesoris yang bisa dilepas pasang menjadi signature yang dipertahankan. (dok: Liputan6.com/dyah)

Koleksi yang diperkenalkan oleh MADER pada 2021 dengan mengangkat tema boba ini meliputi sepatu sandal “Pointy”. Pointy merupakan sandal platform dengan aksesoris bertema mutiara sintetis yang bisa dilepas pasang dan koleksi tas kulit yang diproduksi secara terbatas.

Setelah dua tahun berjalan, koleksi ini masih memiliki daya tarik yang kuat serta permintaan yang tinggi. Pada akhir 2023, MADER meluncurkan koleksi sepatu sandal boba tersebut dengan inovasi colorway baru yaitu silver.

Koleksi ini memiliki warna dan design yang futuristik namun tetap versatile, cocok dipadupadankan dengan outfit resmi maupun kasual. Koleksi ini tersedia dalam enam ukuran, mulai dari 36 sampai 41.

MADER mengusung inovasi dalam desain dengan konsep futuristik dan anggun nan mewah sebagai DNA. Dengan begitu, brand sepatu lokal tersebut dapat menjangkau kebutuhan para wanita Indonesia dalam berbagai acara, dari formal ke informal serta dapat masuk ke setiap kalangan dari mulai hijab chic, social butterfly, careerbuilder, hingga pencari kerja. 


Desain Kontemporer dan Futuristik

MADER dengan ciri khas open toe mules memberikan kesan futuristik untuk tokonya. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Guna Bermara mengatakan MADER memiliki target pasar yang luas dan bisa masuk ke berbagai kalangan, menurutnya MADER memiliki banyak peminat dari berbagai penjuru Indonesia. Setelah sukses dengan menjalankan bisnis online, MADER akhirnya menjawab permintaan pelanggan setianya tersebut dengan dibukanya toko offline di ASHTA.

"Harapan dengan adanya offline store pertama kami, kami bisa memenuhi permintaan yang cukup tinggi dari pelanggan yang ingin merasakan experience langsung produk kami sebelum membeli sehingga customer dapat lebih leluasa dalam memilih produk yang cocok sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka," tutur Melissa Ariviana dan Guna Bermara, di acara pembukaan.

MADER merupakan brand yang berasal dari Jakarta dan didirikan pada 2016 oleh dua orang desainer grafis, Melissa Ariviana dan Guna Bermara. Ide nama brand “MADER” yaitu sebuah nama yang disesuaikan dengan gaya urban yang diambil dari kata “Ibu”. Didominasi oleh desain yang berani seperti big buckles, handcrafted appliques, dan contemporary prints, MADER berkomitmen dan ketekunan untuk membuat pernyataan yang keras untuk industri footwear dan fashion.


Pernah Fashion Show di Den Haag

Label Mader akan menampilkan koleksinya di Belanda. (foto: istimewa/Henry)

Brand MADER cukup populer di kalangan pecinta sepatu dan sandal. Mereka bahkan sempat mengikuti ajang fashion show di Den Haag, Belanda, pada 7 Desember 2018.

Label Mader saat itu mengusung konsep ‘Touch of Heritage’ di acara tersebut. Label itu mengekspos keindahan burung enggang dari Kalimantan. Menurut Melissa, burung Enggang diusung lantaran termasuk fauna yang khas dan langka. Tak hanya itu, burung ini juga memiliki warna yang memesona sehingga sesuai dengan nuansa fashion Mader.

"Untuk pilihan warna, pasti akan diolah lagi. Kekuatan Mader memang ada pada warna. Soal terinsprasi burung Enggang, itu karena fauna khas Kalimantan ini termasuk hewan langka," ujar Melissa, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 30 November 2018.

Burung Enggang digambar ulang, diadopsi, lalu dijadikan pola kemudian diaplikasikan ke produk sandal, baju, dan celana. Kali itu adalah pertama bagi Melissa mengikuti ajang panggung mode bertaraf internasional. Ia membawa 10 sampai 20 koleksinya lengkap dengan busananya. "Selama ini orang belum banyak tahu kalau label Mader juga mendesain baju jadi nanti akan kita tampilkan," urainya. 

Macam-macam material fesyen berkelanjutan. (dok. Liputan6.com/Trie Yasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya