Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait pemberitaan yang menyebut sebanyak 2,3 juta warga DKI Jakarta terlilit utang pinjaman online (pinjol) atau fintech lending. Disebutkan nilai pinjaman tersebut mencapai Rp 10,35 triliun per April 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Ogi Prastomiyono mengakui nilai maupun jumlah warga Jakarta yang terlilit utang pinjol pengguna maupun nilai utang pinjol benar adanya.
Advertisement
Akan tetapi, tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP 90) masih dalam batas aman.
"Ini mungkin perlu diklarifikasi bahwa di DKI Jakarta itu outstanding pinjaman memang Rp10,5 triliun. Tapi itu yang TWP nya hanya 3,23 persen," ungkapnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (4/7).
Menurut Ogi, batas TWP 90 pinjaman warga DKI Jakarta tersebut masih aman. Capaian ini dibawah TWP 90 nasional yang berkisar 3,33 persen.
"Jadi, indikasihnya berarti banyak masyarakat yang menggunakan pinjaman secara p2p landing. Tapi yang penting TWP 90 harinya itu terkendali, itu mungkin klarifikasi yang dapat kami sampaikan," bebernya.
Ogi menyebut, Provinsi DKI Jakarta sendiri menduduki peringkat kedua dengan pengguna pinjol terbanyak di Indonesia. Sementara untuk peringkat pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat. "DKI menduduki posisi nomor 2 terbesar di seluruh Indonesia, yang pertama itu di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 13,8 triliun," pungkasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
2,3 Juta Warga Jakarta Utang ke Pinjol, Nilai Pinjaman Tembus Rp 10 Triliun
Sebelumnya, layanan pinjaman online (Pinjol) atau fintech lending masih menjadi pilihan masyarakat. Hal ini seiring berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah pengguna pinjol meningkat.
Mengutip data OJK, Senin (3/7/2023), di DKI Jakarta, penerima pinjaman aktif mencapai 2,38 juta per April 2023. Penerima pinjaman aktif tersebut meningkat dari Maret 2023 sebesar 2,34 juta. Namun, kalau dibandingkan April 2022, penerima pinjaman aktif di DKI Jakarta itu merosot dari sebelumnya 2,67 juta.
Selain itu, outstanding pinjaman atau jumlah pinjamannya mencapai Rp 10,35 triliun per April 2023. Jumlah pinjaman tersebut turun sekitar 4,2 persen dari periode Maret 2023 sebesar Rp 10,79 triliun. Sedangkan kalau dibandingkan April 2022, jumlah pinjaman warga Jakarta meningkat. Pada April 2022, tercatat pinjaman warga Jakarta hanya Rp 9,94 triliun.
Dari sisi tingkat wanprestasi atau TWP 90 di Jakarta mencapai 2,94 persen per April 2023. Jumlah ini meningkat dari periode Maret 2023 sebesar Rp 2,79 persen. TWP ini kelalaian penyelesaian kewajiban yang ada perjanjian pendanaan. Periodenya lebih dari 90 hari setelah jatuh tempo peminjaman, demikian mengutip dari berbagai sumber.
Selain DKI Jakarta, jumlah pengguna pinjol tertinggi di Jawa ditempati Jawa Barat. Jumlah pengguna pinjol di Jawa Barat mencapai 4,68 juta per April 2023. Namun, jumlah pengguna itu menurun dibandingkan periode Maret 2023 sebesar 4,81 juta. Sedangkan kalau dibandingkan April 2022 cenderung meningkat yang tercatat 3,73 juta pengguna.
Untuk jumlah pinjamannya di Jawa Barat mencapai Rp 13,57 triliun per April 2023. Jumlah pinjaman itu naik tipis dibandingkan Maret 2023 sebesar Rp 13,5 triliun. Jika melihat April 2022, tercatat jumlah pinjaman mencapai Rp 9,67 triliun. Untuk TWP 90, di Jawa Barat tercatat 3,6 persen per April 2023. Angka ini sama dengan Maret 2023 sebesar 3,6 persen.
Advertisement
Pengguna dan Jumlah Pinjaman di Jawa dan Indonesia
Disusul Jawa Timur tercatat jumlah pinjaman mencapai Rp 6,23 triliun per April 2023. Jumlah pinjaman ini relatif stagnan dari posisi Maret 2023 sebesar Rp 6,23 triliun.Kalau dibandingkan April 2022 tercatat Rp 4,91 triliun.
Dari sisi jumlah pengguna, di Jawa Timur tercatat 2,07 juta per April 2023 dari posisi Maret 2023 sebesar 2,12 juta. Ada penurunan 54.225 pengguna. Kalau dibandingkan April 2022 tercatat jumlah pengguna mencapai 1,60 juta, atau naik 29,01 persen. Sedangkan TWP90 mencapai 3,25 per per April 2023, turun dari posisi Maret 2023 sebesar 3,26 persen.
Kondisi di Jawa
Khusus di Jawa, jumlah pinjaman online mencapai Rp 39,29 triliun per April 2023. Pinjaman online tersebut turun dari posisi Maret 2023 sebesar Rp 39,75 triliun. Jumlah pinjaman tersebut meningkat dari posisi April 2022 sebesar Rp 31 triliun.
Sedangkan jumlah pengguna pinjaman mencapai 12,88 juta per April 2023. Pengguna tersebut turun 225.503 dari periode Maret 2023 sebesar 13,10 juta. Sedangkan kalau dibandingkan April 2022, jumlah pengguna pinjaman mencapai 10,47 juta atau alami kenaikan 22,98 persen.
Untuk TWP90 mencapai 3,1 persen per April 2023. Angka TWP itu meningkat dari posisi Maret 2023 sebesar 3,05 persen.
Kondisi di IndonesiaLalu bagaimana pengguna dan jumlah pinjaman di Indonesia hingga April 2023?
OJK mencatat jumlah pinjaman mencapai Rp 50,53 triliun per April 2023. Jumlah pinjaman ini turun 0,96 persen dari periode Maret 2023 sebesar Rp 51,01 triliun. Kalau dibandingkan April 2022, jumlah pinjaman meningkat 35,8 persen dari Rp 38,6 triliun. Sementara itu, jumlah pengguna pinjaman mencapai 17,31 juta per April 2023, jumlah ini turun dari posisi Maret 2023 sebesar 17,59 juta. Sedangkan dari posisi April 2022 meningkat yang posisinya 13,51 juta.
Untuk TWP90 tercatat 2,82 persen per April 2023 dari posisi Maret 2023 sebesar 2,81 persen.Advertisement