Menkes Budi: Orang Bisa Rapid Test dan Beli Obat Paxlovid-Molnupiravir Sendiri di Masa Endemi

Indonesia masa endemi COVID, orang sekarang bisa melakukan rapid test dan membeli obat Paxlovid dan Molnupiravir sendiri.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Jul 2023, 17:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan di masa endemi COVID, orang sekarang bisa melakukan rapid test dan membeli obat Paxlovid dan Molnupiravir sendiri. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menyikapi Indonesia sudah berstatus endemi, masyarakat kini dapat melakukan rapid test dan membeli obat Paxlovid sampai Molnupiravir sendiri di apotek. Khusus untuk syarat pembelian obat ini harus dengan resep dokter.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pelayanan COVID dari tes dan akses terhadap obat di masa endemi sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hal ini juga termasuk bagian hasil konsultasi Pemerintah Indonesia kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkaitan dengan kesiapan Indonesia mencabut status kedaruratan COVID beberapa waktu silam.

Rapid Test Dijual di Rumah Sakit dan Apotek

“WHO bilang itu surveilans, alat tesnya kita perlu disiapkan. Kami udah kasih kan sekarang yang namanya rapid test udah dijual di rumah sakit-rumah sakit, apotek. Jadi orang mau tes enggak usah ke lab, tapi bisa juga pakai rapid test,” ujar Budi Gunadi saat dialog Menkes Bicara Rapor Pandemi Hingga Polemik RUU Kesehatan pada Senin, 3 Juli 2023.

“Kami udah ada kasih QR Code-nya Kalau dia dia positif, dia mau daftar QR Code nanti dia bisa dilayani oleh telemedicine, bisa dikirimin obat kalau dia mau. Tapi kalau dia enggak mau karena merasa udah tahu bagaimana handle-nya (penanganannya), ya enggak apa-apa.”


Obat Paxlovid sampai Gammaraas Tersedia

WHO juga berpesan kepada Indonesia agar ketersediaan obat-obatan untuk COVID di masa endemi memadai. Terkait hal itu, Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa obat-obatan antivirus dapat dibeli di apotek seperti Paxlovid dan Molnupiravir.

Bahkan obat-obatan mahal sekelas actemra dan gammaraas juga tersedia di rumah sakit. 

“Kalau dia benar-benar sakit, obat-obatannya masih kami siapkan. Obat-obatannya sekarang antivirus, kalau dia enggak ke rumah sakit, ya bisa dibeli juga di apotek dengan resep dokter,” terang Menkes Budi Gunadi.

“Itu ada Paxlovid, Molnupiravir udah siap. Jadi kalau kena COVID bisa di rumah, bisa pakai obat itu atau kalau mau di rumah sakit, kami juga udah siapin sekarang kan. Ventilatornya udah siap, oksigennya udah siap, ada actemra, gammaraas ya obat-obatan itu juga sudah siap.” 

Produksi Dalam Negeri

Beberapa obat-obatan di atas, lanjut Budi Gunadi pun sudah ada yang bisa diproduksi di dalam negeri.

“Sudah produksi dalam negeri juga. Jadi enggak usah khawatir,” sambungnya.


Vaksinasi COVID Tetap Harus Diberikan

Di masa endemi, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menekankan, vaksinasi COVID tetap penting (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di masa endemi, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menekankan, vaksinasi COVID tetap penting, terutama untuk kalangan masyarakat yang rentan. Misalnya, orang dengan komorbid maupun lansia.

“COVID itu kalau dia menyerang orang sehat sih enggak papa, tapi kalau dia nyerang orangtua belum divaksin itu sangat bahaya,” tegasnya.

“Dia menyerang orang yang immunocompromise, yang ada masalah mengenai imunitasnya seperti HIV tuh imunitasnya kan buruk ya atau dia punya beberapa jenis cancer (kanker) itu harus divaksinasi,” 

Vaksinasi untuk Perlindungan

Vaksinasi pun penting untuk perlindungan dan imunitas tubuh.

“Dan juga yang bagus sih buat perlindungan. Pertama kali kan dulu vaksinasi itu hanya diberikan 18 tahun ke atas. Jadi orang sampai 17 kan enggak atau belum pernah vaksinasi. Nah itu begitu naik 18 tahun, emang sebaiknya untuk pencegahan dikasih vaksinasi primer dua kali,” lanjut Budi Gunadi.


Daya Tahan Tubuh Bagus

Pentingnya vaksinasi COVID, terang Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk daya tahan tubuh.

“Karena begitu dia udah kena vaksinasi, itu daya tahan tubuhnya udah bagus. Sama seperti kita vaksinasi pada bayi,” ucapnya.

“Vaksinasi itu tetap harus diberikan untuk orang-orang yang komorbid atau berisiko tinggi immunocompromise dan yang pertama kali belum pernah divaksinasi.”

Adapun prinsipnya, vaksin COVID-19 yang terbaik adalah vaksin yang tersedia pada saat ini dan dapat diberikan menggunakan platform vaksin COVID-19 yang telah mendapat izin penggunaan darurat (Emergency of Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya