Begini Kondisi Perbankan Indonesia di Tengah Amblasnya Ekonomi Negara Maju

Sektor perbankan di Indonesia tetap resilient ditandai fungsi intermediasi yang terjaga, dan permodalan yang memadai di tengah pelemahan ekonomi mitra dagang utama dan kebijakan hawkish yang masih akan dilanjutkan secara terbatas di negara maju.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jul 2023, 14:10 WIB
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengungkapkan perkembangan sektor perbankan di dalam negeri pada bulan Mei 2023.

Dian Ediana Rae mengatakan bahwa, sektor perbankan di Indonesia tetap resilient ditandai fungsi intermediasi yang terjaga, dan permodalan yang memadai di tengah pelemahan ekonomi mitra dagang utama dan kebijakan hawkish yang masih akan dilanjutkan secara terbatas di negara maju.

Hal itu juga termasuk masih tingginya tensi geopolitik serta kecenderungan harga komoditas utama penopang ekspor.

"Pada Mei 2023, kredit tumbuh sebesar 9,39 persen yoy menjadi Rp. 6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar Rp.12,69 persen," ungkap Dian dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK yang disiarkan secara daring pada Selasa (4/7/2023).

Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit bank umum, swasta, nasional, tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,2 persen yoy.

Namun, seiring pengetatan likuiditas global, pertumbuhan tahunan Dana Pihak Ketiga atau DPK pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55 persen yoy atau Rp. 7 triliun, ini utamanya didorong penurunan pada giro ke level 8,35 persen yoy.

"Likuiditas industri perbankan pada Mei 2023 dalam level yang memadai, rasio likuiditas yang sangat terjaga, rasio Alat Likuid Noncore Deposit atau NCD dan Alat Likuid DPK naik masing masing menjadi 123,27 persen dan 27,52 persen" papar Dia. Namun, angka itu jauh di atas ambang batas ketentuan masing masing sebesar 50 persen dan 1v persen.

Kualitas Kredit

Adapun kualitas kredit yang masih terjaga dengan rasio NPL Net perbankan sebesar 0,77 persen dan NPL Gross sebesar 2,52 persen.

Sementara itu, kredit restrukturisasi Covid19 kembali mencatatkan penurunan, baik dalam hal nominal maupun jumlah nasabah yaitu sebesar Rp.13,96 triliun menjadi Rp. 372,7 triliun dengan jumlah nasabah turun 1 ribu menjadi 1,64 juta nasabah.

"OJK terus menjaga ketahanan perbankan terhadap tekanan kondisi makro ekonomi, geopolitik, termasuk penguatan digital maturity dan digital resiliency" imbih Dian.

"Selain itu, OJK juga meminta perbankan untuk secara terus menerus memperkuat tata kelola, manajemen asset, likuiditas, serta anti fraud system," tutupnya.


Takut Utang Bank, Jadi Penyebab Pedagang Pasar Tak Kunjung Naik Kelas

Ilustrasi Utang. Dok Kemenkeu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut pedagang pasar basah menjadi sasaran empuk penyaluran kredit atau pinjaman baik dari pemerintah maupun bank.

Terutama dalam rangka menaikkan kelas usaha para pedagang pasar yang masuk kategori pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Pasar basah itu sebenarnya potensi untuk penyaluran pembiayaan," kata Airlangga saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023).

Hanya saja, sebagian dari pedagang pasar mengaku enggan mendapatkan modal tambah dalam bentuk kredit maupun pinjaman. Alasannya, para pedagang pasar enggan memiliki utang saat menjalankan bisnisnya.

"Beberapa pedagang ada yang tidak mau mendapatkan kredit karena merasa bisnisnya sudah berjalan dan tidak perlu pakai kredit," ungkapnya.

Peserta Kartu Prakerja

Salah satunya pengusaha di pasar basah yang juga menjadi peserta program Kartu Prakerja. Airlangga menyebut peserta program pemerintah ini sudah sukses memiliki 5 kios di pasar namun saat ditawari kredit malah menolak.

"Ada seorang pengusaha yang ikut Prakerja punya 5 kios dan itu pun tetap enggak mau dapat kredit karena mereka takut berutang," kata dia.

Untuk itu, kata Airlangga literasi keuangan harus terus digencarkan dan di mulai dari yang paling dekat seperti pasar basah. Baik literasi yang dilakukan pemerintah, perbankan, maupun sektor jasa keuangan lainnya.

"Literasi harus terus dilakukan dan masing-masing perbankan diharapkan bisa masuk ke daerah masing-masing termasuk yang paling mudah ini di pasar basah," pungkas Menko Airlangga.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Mendag Minta UMKM Bali Bersiap, Bakal Ada Pembeli dari Ratusan Negara Datang Oktober Nanti

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pasar Kalianda di Lampung Selatan, Lampung, Rabu (28/6/2023). (Dok Kemendag)

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan akan mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Bali agar bisa meningkatkan keterampilan dan produktivitasnya. Zulkifli Hasan berharap UMKM Bali yang berkualitas dapat mengikuti Trade Expo Indonesia pada Oktober 2023.

"Dalam rangka membina pelaku UMKM kita, ini kalau dibina terus, mereka (pelaku UMKM) punya keterampilan meningkat, produktivitasnya meningkat, desainnya jadi bagus. Nanti yang bagus-bagus ini biasanya, kami ada Trade Expo Indonesia, ikut," kata Zulkifli seusai meresmikan pembukaan Bhinneka Culture Festival ke-2 di Pantai Jerman, Kuta, Badung, Jumat (23/6/2023).

Zulkifli mengatakan pameran tersebut akan dihadiri oleh pembeli dari ratusan negara yang akan menghadiri Trade Expo Indonesia. Dengan demikian, jika pelaku UMKM terpilih untuk mengikuti pameran tersebut, mereka akan mendapatkan akses ke pasar ekspor.  

"Nanti Oktober 2023 ada (Trade Expo Indonesia). Buyer-nya seratusan negara lebih datang. Dia (anggota UMKM) itu punya akses pasar expor," jelas Zulkifli Hasan.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya