Global Youth Conference on SDGs Sukses Gelar Gerakan Diet Plastik

Gerakan "Diet Plastik" terdiri dari rangkaian kegiatan, yang dimulai dengan webinar pada 14 Mei 2023, workshop pada 20 Mei 2023, diet plastik serempak bersama mitra organisasi pada 22 Mei-28 Juni 2023 dalam rangka Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, dan puncaknya mini conference "Diet Plastik 2023".

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Jul 2023, 14:08 WIB
Mini Conference Diet Plastik yang digagas Global Youth Conference on SDGs (GYC on SDGs) berlangsung pada 24 Juni 2023. (Dok. Tangkapan layar globalyouthconference.org)

Liputan6.com, Jakarta - Global Youth Conference on SDGs (GYC on SDGs) mengumumkan keberhasilan gerakan "Diet Plastik", yang bertujuan mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan menciptakan kesadaran lingkungan di masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam mini conference yang digelar pada Sabtu 24 Juni 2023.

Gerakan "Diet Plastik" terdiri dari rangkaian kegiatan, yang dimulai dengan webinar pada 14 Mei 2023, workshop jurnalistik bersama Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) pada 20 Mei 2023, diet plastik serempak bersama mitra organisasi pada 22 Mei-28 Juni 2023 dalam rangka Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, dan puncaknya mini conference "Diet Plastik 2023".

Dalam pernyataan tertulisnya, GYC on SDGs menyebutkan bahwa serempak terjadi pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen pada 20 organisasi mitra yang terlibat gerakan "Diet Plastik". Selain itu, sebanyak 60 responden telah mengisi survei "Diet Plastik", menunjukkan tingginya kesadaran dan keterlibatan masyarakat pada gerakan ini.

"Kami merasa bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh para mitra organisasi dalam gerakan "Diet Plastik" dan mini conference ini," ujar Committee Chairperson GYC on SDGs Patricia Tanjaya seperti dikutip dari pernyataan tertulis GYC on SDGs, Selasa (4/7).

"Komitmen 11 mitra organisasi dan partisipasi aktif masyarakat telah menghasilkan perubahan nyata dalam upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kami berharap semangat ini dapat terus berlanjut dan lebih banyak individu serta organisasi bergabung untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan."

Melalui keberhasilan ini, GYC on SDGs dan semua mitra berkomitmen untuk terus memperluas gerakan "Diet Plastik" dan mengajak lebih banyak individu dan organisasi untuk bergabung.

"Dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak merupakan kunci keberhasilan," tutur Patricia.


Mini Conference Diet Plastik Tuai Komitmen dari Anak Muda

Ilustrasi sampah plastik. (Dok. Pixabay)

Perwakilan dari BAPPEDA Bali yang hadir dalam mini conference mengatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan kelompok sangat dibutuhkan untuk menyukseskan gerakan "Diet Plastik".

Sementara itu, perwakilan dari SIEJ menyebutkan bahwa untuk mengatasi masalah plastik, tidak cukup hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.

"Peran anak muda diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam upaya mengurangi sampah plastik," sebut perwakilan SIEJ.

Adapun Irma Yanti, salah satu peserta diet plastik, mengimbau soal pentingnya mengubah gaya hidup dengan menjadi lebih sadar dan aktif dalam memilah dan mengurangi sampah plastik.

Mini conference juga menjadi ajang bagi mitra dan peserta untuk berbagi pengalaman, komitmen, dan tanggapan mereka terhadap gerakan "Diet Plastik". Mereka juga menunjukkan dukungan dan semangat dalam melanjutkan upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Sejumlah mitra organisasi yang menghadiri mini conference antara lain Selvi Lakka dari Youth Voice Now, yang berbagi bahwa gerakan "Diet Plastik" telah sukses menginspirasi sekolah dan komunitas untuk mengurangi penggunaan plastik melalui audiensi dan surat edaran; Jamila Hudarohmah dari SMP Muhammad Ahmad Dahlan, yang mengungkapkan bahwa diet plastik telah berdampak besar dalam mengurangi pemakaian plastik secara personal dan menekankan pentingnya berpikir bijak dalam menggunakannya; dan Febby Ria Syahfitri dari Go Green Kaputama, yang menyebutkan bahwa gerakan "Diet Plastik" membuka mata akan kebiasaan konsumsi plastik yang berlebihan dan mendorong penggunaan tas kain sebagai alternatifnya.

Ada juga Matilda dari Donasi Sampahmu.id, yang menjelaskan upaya edukasi kepada masyarakat untuk membuang sampah dengan bijak dan memilah sampah dari rumah agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA); Leia dan Jeslin dari Homeschooling Kita, yang menyadari bahaya penggunaan plastik setelah mendapatkan edukasi dari GYC. Mereka mengubah kebiasaan sehari-hari dan mulai tertarik untuk memilah sampah serta mengurangi penggunaan plastik; dan Fauzi dari BYOB, yang berkomitmen untuk melanjutkan gerakan "No Plastic Month" sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan "Diet Plastik" dan berharap gerakan ini dapat menyebar ke lebih banyak kalangan di lingkungan kampus.

Selanjutnya ada Dewa Bagus dari Senat Mahasiswa Poltekpar Bali, yang melakukan berbagai gerakan "Diet Plastik", termasuk memberikan edukasi dan audiensi kepada bisnis lokal untuk mengimplementasikan ide-ide diet plastik; Ardine Gantari dari YCI Bali, yang memberikan mentoring terkait gerakan "Diet Plastik" dan workshop tentang pemilahan sampah dan daur ulang plastik; Diyah Darma Yanti dari PPLH Bali, yang menyadari seberapa banyak plastik yang digunakan sebelum mengikuti gerakan "Diet Plastik" dan mengajak untuk merenung kembali terkait penggunaan plastik sekali pakai; Johana Halim dari SDGs Marathon, yang berkomitmen untuk terus melakukan diet plastik melalui tantangan bersama GYC dan mengusulkan adanya panduan praktis untuk mengurangi penggunaan plastik; serta Andini Maltas dari PMR SMPN 15, yang menggunakan program GYC untuk membangun kembali program Adiwiyata di sekolah dan mengajak para siswa untuk peduli terhadap dampak penggunaan plastik.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya