Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, mengatakan belum lagi berkomunikasi dengan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang sejak dipanggil Bareskrim Polri perihal kasus penodaan agama.
Kendati memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al Zaytun itu, dia tak mau disangka intervensi, apabila kedapatan berkomunikasi dengan Panji Gumilang.
Advertisement
"Enggak, ntar aku komunikasi dengan Panji Gumilang dibilang intervensi. Biar saja berjalan," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Lobby Gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).
Meskipun begitu, Moeldoko sangat menyayangkan jika persepsi yang saat ini berkembang digunakan sebagai senjata mengadili Panji Gumilang dan seluruh santri yang ada di Ponpes Al Zaytun.
"Di sana itu ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Jangan nggak karu-karuan karena persepsi yang nggak karu-karuan seperti itu," kata Moeldoko.
"Kalau memang ada kesalahan, ambil langkah-langkah apakah itu persuasif, bersifat mendidik apakah itu low enforcement. Kita semua punya instrumennya kenapa kita mesti berspekulasi," sambung dia.
Akui Dekat
Sebelumnya, Moeldoko memang mengaku dekat dengan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang. Tetapi menurutnya, kedekatan tersebut hanya sebatas komunikasi politik agar bisa mengetahui apa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun.
Dia menegaskan bahwa dirinya memang harus membangun komunikasi yang baik dengan siapapun, termasuk Panji Gumilang.
"Emang kenapa (dekat)? Nggak boleh apa dekat? Ya biasa saja (dekatnya dengan Panji Gumilang). Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya Kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan gitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Juni 2023.
Pernah Kunjungi Ponpes Al Zaytun
Selain itu, Moeldoko mengaku sudah pernah datang ke Ponpes Al Zaytun saat masih menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi pada tahun 2010-2011. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai menjadi kepala staf kepresidenan.
"Saya dua kali. Waktu (masih) pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," kata Moeldoko.
Advertisement