Liputan6.com, Manchester- Manchester United dikabarkan akan segera ganti pemilik. Pemenang dalam penawaran klub berjulukan Setan Merah itu disebut adalah bankir asal Qatar, Sheikh Jassim.
Salah satu yang mengklaim Sheikh Jassim jadi pemenang yaitu legenda Man Utd Rio Ferdinand. Dia menjadi salah satu pihak yang membocorkan kabar soal ini pada Juni lalu.
Advertisement
Namun tiga pekan setelah kabar itu, fans MU masih juga belum melihat kejelasan. Kini, Ferdinand tak ragu untuk mengatakan kalau salah satu dari anggota keluarga Glazer sudah menghalangi pengambil alihan klub.
Ada beberapa anggota keluarga Glazer yang ingin MU memberikan kepemilikan kepada Sir Jim Ratchliffe. Soalnya, ini membuat mereka masih memiliki saham di Manchester United.
Sedangkan Sheikh Jassim menguasai 100 persen saham Man Utd. Bahkan Jassim juga bersedia membayarkan utang Manchester United sampai lunas.
Kendala Penjualan Manchester United Versi Rio Ferdinand
Ferdinand mengaku tak asal bicara saat mengklaim Sheikh Jassim sudah pasti ambil alih MU. Namun dia pun kini tahu ada yang menghalangi proses penjualan itu.
"Saya mendapatkan kabar dari sumber yang sangat bagus, sumber saya di Manchester United. Segalanya berjalan cukup lancar dan berada di trek yang benar sebelum akhirnya menemui hambatan," ujar Rio seperti dikutip Metro.
"Saya pikir masalah terbesar adalah, saat Anda berurusan dengan sekelompok orang bukan individu. Ini membuat hal menjadi sangat sulit. Anda tak hanya berurusan dengan satu orang saja di Glazer, Sir Jim Ratcliffe sudah bilang soal ini."
Advertisement
Keluarga Glazer Belum Rela Kehilangan Kendali
Rio meyakini ada sebagian anggota keluarga Glazer yang belum rela kehilangan kendali di klub. Keputusan pun tak bisa diambil lewat satu orang.
"Itulah masalahnya sekarang, saya tak mau blak-blakan soal ini, tapi Anda memang berurusan dengan anggota keluarga di Glazer yang punya suara untuk ambil keputusan," ujarnya.
"Saya pikir keputusan tak bisa diambil satu orang, jadi maka itu keputusan tak bisa seperti menjentikkan jari. Ini proses yang harus mereka lewati."
Sir Jim Ratcliffe Akui Sulit Negoisasi dengan Keluarga Glazer
Sir Jim Ratcliffe tetap berada dalam persaingan untuk membeli Manchester United. Tapi, saat ini Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani berada di posisi terdepan untuk menyelesaikan pengambilalihan.
Ratcliffe diyakini hanya mencari saham pengendali MU pada saat ini. Sementara pengambilalihan penuh berpotensi terjadi setelah tiga tahun.
Sedangkan Sheikh Jassim menginginkan 100% dari klub. Bankir asal Qatar itu secara luas diperkirakan akan menjadi penawar yang lebih disukai.
Dalam buku Grit, Rigor & Humor: The INEOS Story, miliarder asal Inggris tersebut mengakui sulit untuk berurusan dengan keluarga Glazer. Namun, menyebut mereka semua "menawan".
"Kami menemui mereka dan mereka sangat menawan. Mereka (Avram, Joel, Kevin, Bryan, Darcie dan Edward, anak-anak dari mendiang Malcolm Glazer) sangat baik, terlepas dari pemberitaan yang mereka dapatkan," kata Ratcliff seperti yang dikutip oleh The Times.
"Josh sangat ramah. Tapi, klub ini dimiliki oleh saudara kandung dan Anda tidak bisa berbicara dengan banyak saudara, sungguh," tambah penggemar Manchester United itu.
Advertisement
Sir Jim Ratcliffe Pernah Mencoba Investasi di Barcelona
Sir Jim Ratcliffe juga mengungkapkan sebelumnya dia pernah mencoba untuk berinvestasi ke raksasa La Liga, Barcelona. "Kami melakukan percakapan yang sangat menarik," tulis buku tersebut.
Ratcliffe mengungkapkan bahwa ia mendesak presiden Joan Laporta untuk tidak menjual aset-aset klub."Kami mengatakan kepada mereka, "Jangan lakukan itu, teman-teman - kami akan menginvestasikan dua atau tiga miliar, merenovasi Nou Camp dan memiliki 50% kepemilikan - dan menandatangani sebuah akta yang menyatakan bahwa kami tidak akan pernah menjualnya," katanya.
"Kepentingan kami adalah sepak bola saja, bukan menghasilkan uang. Saya pikir itu akan berjalan dengan baik. Kami membicarakannya, tetapi pada akhirnya, mereka tidak berpikir bahwa mereka bisa memberikannya kepada para penggemar."
"Jalan yang mereka lalui adalah sebuah bencana. Kami mencoba menunjukkan hal itu dan mereka berkata, 'Kami tahu, tapi...' Mereka semua adalah rezim jangka pendek (rezim Barcelona) karena presiden datang, melakukannya selama lima tahun dan menyerahkan kekacauan kepada orang lain," ucap Ratcliffe dalam buku itu.