Ketua PBNU Bagikan Tips Memilih Pesantren yang Baik, Pastikan 2 Hal Ini

Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Bidang Pendidikan, Prof Mohammad Mukri membagikan tips memilih pesantren. Ada dua hal penting, yakni Arkanul Ma’had (Rukun Pesantren) dan Ruhul Ma’had (Ruh Pesantren). Berikut rinciannya:

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2023, 05:30 WIB
Ilustrasi santri. (Photo by Muhammad Azzam on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pondok Pesantren (Ponpes) kini makin populer dan jadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Terlebih, kini sebagian pondok pesantren telah mengintegrasikan pendidikan formal dan nonformal dalam satu naungan.

Selain kewajiban utamanya untuk mengaji, santri juga bisa bersekolah di lembaga formal yang disediakan. Jenjang pendidikannya beragam, mulai dari SD, SLTP, SLTA, dan bahkan perguruan tinggi.

Sistem pendidikan pondok pesantren yang makin modern ini kini menjadi salah satu pilihan utama. Para orangtua memandang perlu membekali anaknya dengan pendidikan umum, sekaligus agama.

Tentu saja tak bisa sembarangan memilih pondok pesantren. Orangtua lazimnya melihat track record pesantren dari para alumni, atau orangtua lain yang telah memondokkan anaknya di pesantren tersebut.

Hanya saja, tak setiap orang beruntung mengenal alumni atau orangtua santri di pesantren tertentu. Karenanya, para orangtua juga perlu mempertimbangkan pesantren pilihan tempat putra-putrinya belajar kelak.

Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Bidang Pendidikan, Prof Mohammad Mukri membagikan tips memilih pesantren. Orangtua perlu menyeleksi pondok pesantren yang akan dimasuki oleh anaknya.

Sebelum merinci, Kiai Mukri menekankan dua hal penting ini, yakni Arkanul Ma’had (Rukun Pesantren) dan Ruhul Ma’had (Ruh Pesantren). Berikut rinciannya:

 

Simak Video Pilihan Ini:


5 Rukun Pesantren

Santri El Bayan mengaji dengan protokol khusus dan jaga jarak. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Mengutip laman keislaman NU Online, Rukun Pesantren ini juga sudah termuat dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Menurutnya, lembaga pendidikan bisa disebut pesantren ketika 5 hal ini terpenuhi.

1. Pengasuh atau kiainya.

Menurut Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar Jawa Timur ini, sosok kiai menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam memondokkan anak. Masyarakat harus melihat kompetensi keilmuan dan asal-usul (sanad) ilmu yang dimiliki pengasuh atau kiai.

“Penting juga untuk melihat rekam jejak dari pengasuhnya, akhlaknya, ketokohannya, termasuk para alumni hasil didikannya,” jelasnya.

2. Santri.

Dalam memilih pesantren, masyarakat perlu melihat perkembangan santri di pesantren tersebut, bukan hanya dari sisi kuantitas saja namun dari sisi kualitas juga. Pastikan santri-santri didikan dari pesantren tersebut benar-benar diasuh dan dikelola dengan baik.

“Hal ini terkait dengan manajemen pesantren. Jika santri-santri terurus dengan baik, Insyaallah mereka bisa belajar dengan baik pula. Terurus di sini bukan hanya dari sisi akomodasi namun juga sisi pendidikan termasuk kurikulum yang diajarkan,” ungkapnya.

3. Sarana dan Prasarana Asrama

Prof Mukri menyarankan masyarakat untuk memastikan pesantren yang akan menjadi tempat pendidikan putra-putrinya memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Di antaranya adanya asrama yang representatif sehingga anak bisa beraktivitas dan belajar dengan baik.

4. Keberadaan Masjid atau Tempat Ibadah Khusus di Pesantren

Hal ini menurut Prof Mukri penting untuk diperhatikan karena salah satu fungsi pesantren adalah menggembleng spiritual santri. Sehingga keberadaan fasilitas ini sebagai ruang riyadhah (pengajaran spiritual) sangat penting.

5. Pendidikan/Kurikulum Pesantren

Hal ini terkait dengan kurikulum atau ajaran apa yang diajarkan dalam pesantren tersebut. Prof Mukri mengingatkan masyarakat agar memilih pesantren yang di dalamnya mengajarkan kitab kuning atau dirasat islamiyyah.

“Pastikan kurikulum pesantrennya seperti nama-nama kitab atau pelajaran yang diajarkan. Bila kurang memahami bisa bertanya kepada orang yang paham akan hal tersebut,” ungkapnya.


7 Ruh Pesantren

Kegiatan santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo selama bulan Ramadhan. (Istimewa)

Prof Mukri mengingatkan masyarakat untuk memilih pesantren yang mengajarkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.

"Maka sebaiknya orang tua murid/santri, sebelum mengirim putra-putrinya ke pesantren, bertanya dulu kepada orang yang bisa dipercaya," imbaunya.

Selain rukun pesantren, lanjutnya, masyarakat juga untuk memastikan ruhul ma’had atau ruh pesantren yang terdiri dari 7 hal benar-benar ada di pesantren pilihannya. 7 hal itu meliputi:

(1) NKRI dan nasionalisme,

(2) Keilmuan,

(3) Keikhlasan,

(4) Kesederhanaan,

(5) Persaudaraan,

(6) Kemandirian, dan

(7) Keseimbangan.

Semoga bermanfaat.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya