Mi Instan Cup Raksasa Viral di China, Reseller Cari Cuan hingga Dijual Rp4 Jutaan

Mi instan telah menjadi makanan favorit yang gurih dan praktis bagi berbagai kalangan. Dalam sebuah fenomena viral di China, mi instan cup raksasa dari brand Nissin menjadi sangat populer, walaupun dengan harga yang tinggi.

oleh Farel Gerald diperbarui 10 Jul 2023, 06:39 WIB
Ilustrasi mi. (dok. unsplash @montatip)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak suka dengan mi instan? Rasanya yang gurih dan mudah dibuat telah menjadikannya makanan favorit bagi berbagai kalangan. Dalam kesibukan sehari-hari, mi instan menjadi solusi sempurna untuk memenuhi kebutuhan akan makanan yang cepat, tetapi tetap memuaskan.

Tak terkecuali masyarakat China yang tidak ragu mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli mi instan cup berukuran raksasa dari brand Nissin. Mi instan yang terkenal dengan merek "Cup Noodle" ini telah menjadi fenomena viral karena ukurannya yang luar biasa.

Tidak tanggung-tanggung, setiap keranjangnya memiliki tinggi mencapai 45 cm dan mampu menampung hingga 24 buah mi instan cup dengan berbagai macam rasa yang berbeda-beda. Bayangkan saja, jika disusun secara vertikal sebanyak 3--4 buah, tingginya akan sama dengan rata-rata tinggi manusia dewasa.

Berdasarkan laporan dari portal berita China Sohu, produk mi instan cup raksasa ini ditawarkan secara eksklusif oleh Sams Club, sebuah klub gudang keanggotaan yang dioperasikan oleh jaringan supermarket global, Walmart. Dalam rangka merayakan pembukaan toko pertama mereka di Shenzhen pada pekan yang lalu, mereka menyiapkan rencana khusus untuk menyajikan sesuatu yang hanya dapat dibeli dari cabang tersebut.

"Saya melihat semua stok yang tersedia di situs tersebut habis terjual. Perjalanan dengan mobil memakan waktu satu jam, dan saya harus mengantre selama satu setengah jam. Untungnya, saya tidak pulang dengan tangan kosong, meskipun yang saya dapatkan hanyalah mi instan biasa," cerita akun bernama 77, yang mengunggah tentang mi instan cup hingga viral ini di Xiao Hong Shu, media perdagangan elektronik di China. "Tapi siapa yang tidak ingin memiliki ember mi instan sebesar ini?"


Menciptakan Kerumunan

Ilustrasi kerumunan orang-orang di supermarket. Pembeli tak ragu-ragu untuk mengantre lama untuk membeli mi instan cup sebelum habis. (Via: wired.com)

Dilansir dari AsiaOne, mi instan cup ini ternyata telah terjual habis hanya dalam waktu 15 menit sejak toko pertama kali dibuka. Permintaan yang tinggi dan antusiasme konsumen terhadap produk ini membuat stok cepat habis. Namun, toko kemudian mengambil langkah tindakan dengan menambahkan 50 cup mi instan tambahan untuk memenuhi kebutuhan para pembeli yang ingin membeli mi instan tersebut pada hari itu.

"Hanya 15 menit setelah penjualan diluncurkan, kami tiba-tiba diberitahu bahwa produk telah terjual habis," kata Xiao Chen, orang yang sedang belanja di Sams Club yang dikutip dari Sohu, portal berita China.

Dengan popularitas dan keunikan mi instan cup raksasa ini, harganya pun menjadi sebanding. Harga yang ditawarkan adalah sebesar 168 yuan atau sekitar Rp349 ribu rupiah. Meskipun dengan harga yang cukup tinggi, tampaknya hal itu tidak mengurangi minat dan antusiasme konsumen untuk mendapatkan produk ini.

Berdasarkan foto-foto yang diunggah di Xiao Hong Shu, toko itu sangat ramai sehingga staf harus memperingatkan pelanggan bahwa toko sudah sangat penuh dan mereka harus menunggu hingga 30 menit dalam antrean hanya untuk masuk. Tidak disangka-sangka, hal ini menyebabkan hiruk pikuk pembelian pada hari peluncuran, dengan banyak orang berduyun-duyun ke supermarket. Dilansir dari MSNEWS, setiap orang hanya diperbolehkan membeli dua keranjang saja.


Harga Melambung Tinggi Merespon Reseller Online

Ilustrasi belanja online. Dengan menaikkan harga produk, para penjual mencoba untuk memaksimalkan keuntungan mereka dari tingginya permintaan pasar. Kredit: Preis_King via Pixabay

Dalam kasus wadah mi cup raksasa yang menjadi viral, tidak butuh waktu lama bagi orang-orang untuk muncul di berbagai portal reseller online. Mereka melihat peluang dalam situasi ini dan mencoba memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan menjual produk ini dengan harga yang dinaikkan.

"Harganya 500 yuan, tidak ada pengiriman gratis, tidak ada tawar-menawar, pembelian terbatas, tidak mudah bagi siapapun untuk membeli produk ini jika mereka tidak mengambil kesempatan pertama,” kata seorang reseller dalam bahasa Mandarin seperti dikutip media lokal.

Berdasarkan yang tercantum di Straitstimes, terdapat reseller online mi instan cup ini yang menjual seharga 1.999 yuan, atau setara dengan Rp4 jutaan menurut media lokal. Hal ini pun mengundang kontroversi dari warganet China.

"Apakah saya satu-satunya yang berpikir ini tidak sebanding? Ini hanyalah mi instan seukuran ember dengan 24 mi instan kecil di dalamnya," ujar salah satu netizen China yang berkomentar di platform Weibo.

Berdasarkan laporan dari China National Radio, terdapat reseller yang dengan cepat muncul dan menawarkan mi cup raksasa ini dengan harga yang mencapai 500 renminbi, setara dengan sekitar Rp1 jutaan. Fenomena ini menunjukkan sejauh mana permintaan dan antusiasme konsumen terhadap produk ini, sehingga ada yang memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.


Mi Instan: Memenuhi Rasa Lapar, Mengorbankan Kesehatan?

Mengonsumsi mi instan secara berlebihan pastinya berpengaruh pada kesehatan. Image by Jk Lee from Pixabay

Di balik kelezatan mi instan terdapat bahaya yang dapat berdampak pada kesehatan tubuh kita. Kasus yang patut kita renungkan adalah kisah mahasiswi bernama Hong Jia dari sebuah universitas di China. Ia harus dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi mi instan tiga minggu berturut-turut. Keputusan Jia untuk menabung uangnya demi memanfaatkan Singles Day, versi China dari Black Friday, berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan. Informasi ini dilansir oleh Daily Mail Australia pada 2018.

Penyebab pasti penyakitnya masih belum jelas, tetapi Jia mengakui bahwa dietnya yang terdiri dari hanya konsumsi mi instan 'mungkin menjadi' salah satu faktornya. Mi instan sering kali menjadi bagian dari makanan pokok bagi banyak mahasiswa. Mie instan terkenal karena harganya yang terjangkau, kemudahan persiapan, dan kemampuannya untuk mengenyangkan perut, meskipun sulit untuk mengategorikan makanan tersebut sebagai sehat.

"Saya menggunakan sebagian besar tabungan saya untuk memperbaiki kondisi kesehatan saya," kata Jia kepada wartawan seperti yang dilaporkan oleh Newshub. "Biaya infus mencapai lebih dari 1000 yuan (sekitar 2 jutaan), sedangkan biaya obat mencapai lebih dari 100 yuan (200 ribuan)."

Banyak kasus mengungkapkan konsekuensi buruk dari mengonsumsi olahan tepung ini secara berlebihan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition dengan judul "Instant Noodle Intake and Dietary Patterns Are Associated with Distinct Cardiometabolic Risk Factors in Korea" mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi mi instan berisiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.

Menurut studi ini, individu yang mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu berisiko 68 persen lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik. Sindrom metabolik merujuk pada sekelompok gejala, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan trigliserida, dan tingkat kolesterol HDL yang rendah. Temuan ini menyoroti hubungan yang mengkhawatirkan antara konsumsi mi instan dan risiko faktor kesehatan yang terkait.

Infografis Journal_ Fakta Tingginya Sampah Sisa Makanan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya