Liputan6.com, Jakarta - Si Kembar Rihana-Rihani tersangka kasus dugaan penipuan pre order (PO) iPhone itangkap setelah sekian waktu buron. Namun hal menarik terlihat dari ekspresi keduanya yang terkesan tak ada rasa panik maupun takut saat ditampilkan ke publik oleh penyidik Polda Metro Jaya, Selasa (4/7) kemarin.
Menanggapi hal itu, Pakar gestur Handoko Gani menilai jika tidak adanya ekspresi panik maupun takut dari seorang penjahat. Karena alasan kejahatan yang dilakukannya merasa benar dengan berbagai motif maupun balas dendam.
Advertisement
"Karena merasa bahwa yang dibunuh ini pantas untuk dibunuh. Respons penyesalan itu bisa jadi berkurang bahkan tidak ada. Karena merasa perbuatannya benar," ujar Handoko, Rabu (5/7).
Selanjutnya, Handoko menyoroti reaksi dan ekspresi dari Rihana-Rihani yang dimana tidak ada penyesalan. Bahkan, saat mereka melarikan diri pun tidak ada rasa panik ketika polisi menangkapnya.
"Maka reaksi yang kita tunggu-tunggu ada reaksi ketakutan, kepanikan saat ditangkap dan reaksi menyesal atau merasa bersalah. Ketika kita melihat Rihana dan Rihank, si kembar ini. Kita tidak melihat reaksi tersebut," ujarnya.
Maka dari itu, Handoko menduga tenangnya Rihana-Rihani saat ditangkap polisi. Lantaran tidak ada rasa bersalah saat menipu para korban maupun tidak pernah melarikan diri, sebagaimana kasus penipuan yang diusut polisi saat ini.
"Nah yang saya duga, bahwa mereka berdua tidak merasa menipu. Kedua mereka berdua tidak merasa melarikan diri. Jadi ini menjadi sebuah perkara yang harus dibuktikan kepolisian apakah ada unsur penipuan bisnis," katanya.
"Kedua apakah betul yang bersangkutan ini bermaksud kabur setelah ditetapkan sebagai tersangka," tambah dia.
Penangkapan Rihana-Rihani
Sebelumnya, Tim Subdit Reserse Mobile (Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berhasil menangkap tersangka penipuan reseller ponsel (pengadaan ponsel untuk dijual kembali), si kembar Rihana dan Rihani di Serpong, Kabupaten Tangerang.
"Rihana dan Rihani baru saja di tangkap di M Town Residence Gading Serpong oleh tim Resmob Polda Metro Jaya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Selasa (4/7).
Saat penangkapan berlangsung Rihana-Rihani pun terlihat tidak panik. Mereka masih sempat berdialog dengan tenang oleh petugas yang menggerebeknya.
"Saya tertawa aja siapa yang bilang saya di Bali," ujarnya. Tidak diketahui dengan pasti yang bicara Rihana atau Rihani.
Dalam unit apartemen tempat tinggal Rihana-Rihani polisi juga sempat bertanya cara mereka bertahan hidup dalam persembunyian.
"Sewa lewat Airbnb," ujarnya.
"Kalau makan turun ke bawah, normal?" tanya penyidik.
"Saya tadi bilang sama bapak itu. Saya makan cuma beli di bawah di supermarket," tuturnya.
Momen tenangnya dua tersangka ini juga terlihat saat rilis kasus di Polda Metro Jaya, ketika mereka resmi memakai kaos orange tahanan dan ditampilkan ke hadapan awak media.
"Rihana yang mana Rihani yang mana nih. Tunjuk tangan dong Rihana," teriak awak media yang dibalas senyum centil salah satu dari si kembar.
Sumber: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement