Liputan6.com, Jakarta - Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus melewati jalan terjal untuk lolos ke ke Olimpiade Paris 2024. Seperti diberitakan sebelumnya, ganda putra yang pernah menempati peringkat satu dunia itu untuk sementara waktu harus berpisah.
Saat ini, Marcus Fernaldi Gideon tengah rehat setelah menjalani operasi tumit kaki kakan. Kondisi itu membuat Kevin untuk sementara dipasangkan dengan Rahmat Hidayat.
Advertisement
Keputusan memilih Rahmad sebagai tandem barunya merupakan kemauan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Meski harus berpisah untuk sementara waktu, peluang Kevin/Marcus buat berlaga di Olimpiade Paris 2024 tetap masih terbuka.
"Peluang selalu ada," tutur legenda bulu tangkis ganda putra Indonesia Sigit Budiarto di GOR Djarum, Jati, Kedus, baru-baru ini, tentang peluang Kevin/Marcus.
"Sekarang Marcus sedang melakuka pemulihan. Kalau mereka bisa kembali ke top performnya, nanti kita lihat. Masih tak menutup kemungkinan," imbuh Juara Dunia 1997 ganda putra bersama Candra Wijaya.
Sekadar informasi, Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF telah mengumumkan periode pengumpulan poin kualifikasi untuk Olimpiade Paris 2024. Penghitungan poin kualifikasi dimulai 1 Mei 2023 hingga 8 April 2024.
Untuk sektor ganda, setiap negara memiliki kuota maksimal dua pasangan. Hal itu berlaku jika kedua pasangan berada di peringkat delapan besar pada periode kualifikasi dan harus ada setidaknya satu pasangan dari masing-masing lima konfederasi kontinental.
Prospek Kevin Sanjaya Sukamuljo/Rahmat Hidayat
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Rahmat Hidayat saat ini sedang intens menjalani latihan setelah dipasangan sementara waktu karena Marcus Fernaldi Gideon baru menjalani operasi cedera. Untuk turnamen yang akan diikuti duet ini, pelatih kepada ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi masih menghitung dan memilah-milah mana yang bisa masuk.
Duet Kevin/Rahmat merupakan pasangan senior dan Junior. Kevin pada 5 Agustus nanti tepat berusia 28 tahun. Sedangkan Rahmat pada 17 Juni lalu baru genap 20 tahun.
"Karena ini (Kevin/Rahmat) uji coba. Kevin lebih senior dipasangkan dengan Rahmat. Jadi butuh proses meskipun sudah latihan bersama di dalam latihan," kata Sigit Budiarto
"Kalau melihat sampai jauh, belum bisa nilai seperti apa. Namun, secara permainan memiliki kelebihan masing-masing."
Mengenai kombinasi senior-junior lebih cocok di ganda putra ketimbang rekan seangkatan, dia menilai sangat flesibel. Artinya, ada kalanya dipasangkan senior-junior atau dipasangkan dengan partner yang seusia.
"Karena di ganda itu dua orang jadi satu. Jadi chemistrynya harus dapat. Kalau misalnya seusianya atau senior-junior tidak dapat chemistry, akan sulit juga. Itu agak rumit di ganda. Jadi tidak ada pakemnya. Yang seumuran belum tentu juga jadi," papar pasangan Candra Wijaya, Bambang Suprianto, Luluk Hadiyanto, dan Markis Kido itu.
Tapi, sambungnya, untuk mendongkrak kepercayaan diri yang junior atau pengalaman, bisa kombinasi senior-junior dipasangkan. Itulah yang terjadi di anatra Kevin dan Rahmat.
Advertisement
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Rahmat Hidayat Bakal Dipermanenkan?
Disinggung mengenai apakah ada peluang Kevin/Rahmat dipermanenkan jika pasangan ini mendapat hasil yang bagus, Sigit tidak bisa menjawab.
"Kami melihat dari luar. Kalau tahu persis sih pelatih sendiri. Untuk ke depannya seperti apa. Apa harus dipisah itu pelatihnya yang lebih paham. Kalau kita hanya bisa melihat dari luar," ucapnya.
Apalagi, Sigit menilai persaingan di ganda putra saat ini secara global lebih beragam. Tidak hanya dari Indonesiam Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Denmark, Malaysia, hingga India juga sudah mulai maju.
"Sekarang menurut saya cukup meriah. Tidak mudah untuk mengalahkan meskipun kita punya berapa lapis ya. Tapi secara keseluruhan berat lah," ucapnya.
Jadwal turnamen yang lebih padat juga membuat pemain harus memiliki daya tahan ekstra. "Kalaupun cedera pasti akan ada risiko cedera. Mau dikit turnamen juga. Jadi butuh daya tahan yang kuat," tandas Sigit.