Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Intenasional Stadium (JIS) menjadi salah satu opsi venue penyelenggara laga Piala Dunia U-17 2023. Usai ditinjau sejumlah pejabat, rupanya JIS ternyata benar-benar tak sesuai standar FIFA.
Setidaknya ada beberapa hal yang membuat stadion yang minim pertandingan itu tak diakui FIFA. Salah satunya rumput stadion.
Advertisement
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadjimuljono, rumput di JIS tak sesuai standar FIFA. Semua rumput tersebut akan diganti untuk gelaran Piala Dunia U-17 2023. Total anggaran yang dibutuhkan untuk mengganti rumput ini kira-kira Rp6 miliar.
Selain itu, pintu akses stadion JIS saat ini hanya ada satu. Basuki menyebut kondisi itu berbahaya dan akan ditambah jadi lima akses, termasuk jembatan penyeberangan.
Seperti diketahui sebelumnya, JIS merupakan megaproyek mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies Baswedan saat itu begitu membanggakan stadion baru di Jakarta tersebut.
Namun, usai dinilai JIS tak sesuai standar FIFA, Juru Bicara atau Jubir Anies Baswedan, Surya Tjandra angkat bicara. Surya meminta agar polemik JIS tak dipolitisasi. Surya yakin inspeksi ini dilakukan hanya untuk politisasi pencapresan Anies Baswedan.
Sebab, kata dia, saat pemerintah melakukan inspeksi hanya difokuskan pada rencana perbaikan rumput stadion yang bahkan banyak digunakan oleh stadion internasional lainnya serta disebut tak sesuai standar FIFA.
"Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," ujar Surya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).
Mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang ini juga menyoroti sikap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir, lantaran langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput di JIS.
"Seharusnya yang bisa menilai rumput JIS layak atau tidak adalah FIFA. Justru pemerintah tidak etis melibatkan seseorang yang memiliki kepentingan bisnis untuk memberikan evaluasi seputar JIS," kata Surya.
Berikut sederet respons Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra usai JIS ditinjau langsung dan dinilai tidak sesuai standar FIFA dihimpun Liputan6.com:
1. Nilai Inspeksi yang Dilakukan Berlebihan
Anies Baswedan tersinggung ketika pemerintah melakukan inspeksi ke Jakarta International Stadium (JIS) dan langsung menyebut tak sesuai dengan standar FIFA.
Hal ini dikatakan Juru bicara Anies Baswedan Surya Tjandra yang menyebut inspensi ini sangat berlebihan. Terlebih hasil inspeksi hanya difokuskan pada rencana perbaikan rumput stadion yang bahkan banyak digunakan oleh stadion internasional lainnya.
Surya yakin inspeksi ini dilakukan hanya untuk politisasi pencapresan Anies Baswedan.
"Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," kata Surya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
2. Soroti Sikap Dua Menteri
Surya juga menyoroti sikap dua menteri yang langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput JIS. Padahal seharusnya yang bisa menilai layak apa tidak adalah FIFA.
"Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?," tanya dia.
Hal lain yang aneh adalah ketika proses evaluasi saja belum selesai, apalagi tender, Menteri PUPR sudah bawa kontraktor. Seolah-olah telah ditunjuk untuk mengerjakan renovasi rumput.
"Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp6 miliar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?," ucap Surya.
Dia menyebut jika alasannya karena fasilitas parkir, FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.
"JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk Tim, Penonton dengan disabilitas, VVIP dan Undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran dan Ancol," ujar dia.
3. Permasalahan Jakpro Tak Diajak Melakukan Inspeksi
Surya juga mengaku mendapat kabar jika PT Jakarta Propertindo (JakPro) tidak diajak untuk melakukan inspeksi dan diambil alih oleh pemerintah pusat.
"Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survei teknis. Sementara PT KRP kan kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno, jadi saya bingung kenapa dia bisa dapat GBK ya?," ucap dia.
JIS sendiri, lanjut Surya, dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja anak bangsa dibantu konsultan Buro Happold yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris.
"Sehingga desainnya tentu mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium," terang dia.
Advertisement
4. Minta Hentikan Politisasi JIS
Surya menegaskan, Pemerintah perlu segera berhenti politisasi JIS. Tidak hanya ini bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga potensi penghamburan keuangan negara.
"Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, kita merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri," jelas Surya.