8 Pengakuan Terdakwa Shane Lukas Saat Jadi Saksi Mario Dandy dalam Sidang Penganiayaan David Ozora

Pada Selasa 4 Juli 2023, terdakwa Shane Lukas bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

oleh Devira PrastiwiMiranda Pratiwi diperbarui 29 Jul 2023, 09:52 WIB
Rasyid mengaku melihat mulut dan hidung David mengeluarkan darah. Rasyid menyebutkan wajah David juga mengenai aspal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Selasa 4 Juli 2023, terdakwa Shane Lukas bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Dalam sidang, Shane bercerita, awal mula diajak Mario Dandy terkait penganiayaan terhadap David.

"Saya angkat teleponnya, Ya Den (sapaan akrab Mario)?" jawab Shane Lukas menerima panggilan Mario, Selasa, 4 Juli 2023.

Shane Lukas mengaku pada awalnya kaget karena jarang mendapat telepon dari Mario Dandy Satriyo. Saat ditanya maksud dari telepon tersebut, Mario mengajaknya untuk melakukan tindak kekerasan.

"Ikut gue dong, gue mau nemuin mantan pacar dari cewek gue, mau gue pukulin," jawab Mario ke Shane.

Mendengar hal itu Shane mengaku cuek. Sebab saat diminta Mario merapat ke rumahya, sejumlah cara sudah ditolak.

"Disuruh pakai MRT, saldo kartu saya habis, disuruh pakai motor, motor saya rusak, disuruh pakai gojek, saya bilang ribet, kemudian telepon dimatikan," tutur Shane.

Shane pun mengaku tidak mengenal siapa David Ozora saat diajak Mario Dandy untuk menganiaya remaja tersebut.

"Usai saya dijemput Mario, Mario tanya saya lu kenal David Ozora?," tanya Mario yang dijawab tidak oleh Shane saat berbicang pada detik-detik menuju insiden.

"Panggilannya Wareng, kenal?," tanya Mario Dandy lagi kepadanya. Shane Lukas pun kembali menjawab tidak kenal.

Shane mengaku percakapan tersebut ada di dalam mobil jeep Rubicon. Usai mendengar pernyataan itu, dia lalu menghubungi rekannya yang lain bernama Beni.

Menurut Shane, kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora, diawali dari cerita Agnes yang mengaku dicabuli oleh David.

Agnes diketahui adalah mantan pacar dari David dan ketika peristiwa penganiayaan terjadi, Agnes berpacaran dengan Mario Dandy.

"Iya bener gue dilecehin, dilecehin kayak diajak having seks gitu. Dia kaya mohon-mohon gitu sekali aja sekali," kata Shane saat menirukan penuturan Agnes sebelum terjadinya insiden penganiayaan.

Berikut sederet pengakuan terdakwa Shane Lukas bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) dihimpun Liputan6.com:

 


1. Ungkap Awal Mula Ajakan Mario Dandy ke Shane Lukas Sebelum Aniaya David Ozora

Terdakwa Mario Dandy Satriyo (kiri) dan Shane Lukas menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023). Dalam sidang tersebut, jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan lima orang saksi satpam atas kasus dugaan penganiayaan terhadap David Ozora. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Terdakwa Shane Lukas bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Selasa, 4 Juli 2023. Shane bercerita, awal mula diajak Mario Dandy terkait penganiayaan terhadap David.

"Saya angkat teleponnya, Ya Den (sapaan akrab Mario)?" jawab Shane menerima panggilan Mario.

Shane Lukas mengaku pada awalnya kaget karena jarang mendapat telepon dari Mario. Saat ditanya maksud dari telepon tersebut, Mario mengajaknya untuk melakukan tindak kekerasan.

"Ikut gue dong, gue mau nemuin mantan pacar dari cewek gue, mau gue pukulin," jawab Mario ke Shane.

Mendengar hal itu, Shane mengaku cuek. Sebab, saat diminta Mario merapat ke rumahya, sejumlah cara sudah ditolak.

"Disuruh pakai MRT, saldo kartu saya habis, disuruh pakai motor, motor saya rusak, disuruh pakai gojek, saya bilang ribet, kemudian telepon dimatikan," tutur Shane.

Shane yang saat itu tidak sedang berkegiatan apa pun, kembali menikmati waktu santainya. Tetapi betapa kagetnya dia saat Mario mengirimkan chat berisi share location yang menandakan dia sedang dalam perjalanan menuju kediamannya.

"Sebelum-sebelumnya belum pernah, Mario jemput saya itu tidak pernah. Jadi saya tidak berpikiran Mario akan nyamperin saya," tutur Shane.

Shane kemudian langsung bersiap saat Mario mengatakan sudah tidak jauh dan akan segera sampai. Saat coba dikonfirmasi sebenarnya ada masalah apa dengan mantan dari pacarnya, Mario hanya menjawab singkat.

"Sudah ikut gue dulu," jawab Mario.

 


2. Dijemput Mario Dandy Pakai Rubicon, Mengaku Tak Kenal David Ozora

Singkat cerita, Rasyid mendapati David sudah telentang di aspal jalan. Sementara Mario Dandy, Shane, dan AG dalam posisi berdiri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Shane Lukas pun mengaku tidak mengenal siapa David Ozora saat diajak Mario Dandy untuk menganiaya remaja tersebut.

"Usai saya dijemput Mario, Mario tanya saya lu kenal David Ozora?," tanya Mario yang dijawab tidak oleh Shane saat berbicang pada detik-detik menuju insiden.

"Panggilannya Wareng, kenal?," tanya Mario Dandy lagi kepadanya. Shane Lukas pun kembali menjawab tidak kenal.

Shane mengaku percakapan tersebut ada di dalam mobil jeep Rubicon. Usai mendengar pernyataan itu, dia lalu menghubungi rekannya yang lain bernama Beni.

Shane mengatakan, Beni adalah teman dekatnya. Perilaku Mario yang tiba-tiba menjemputnya pun juga diceritakan ke Beni.

"Tumben-tumbenan dia mau jemput lo" kata Beni lewat pesan singkat ke Shane.

"Enggak tau juga nih, katanya mau mukulin orang," pungkas Shane saat menjawab Beni.

 


3. Cerita Pengakuan AG soal Pelecehan oleh David yang Bikin Mario Dandy Naik Pitam

Hakim Alimin pun menanyakan tanggapan jaksa penuntut umum (JPU) terkait permohonan tersebut. Dalam hal ini, jaksa meminta majelis hakim tetap menggabungkan persidangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kasus penganiayaan berat yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora, diawali dari cerita Agnes yang mengaku dicabuli oleh David.

Agnes diketahui adalah mantan pacar dari David dan ketika peristiwa penganiayaan terjadi, Agnes berpacaran dengan Mario Dandy.

"Iya bener gue dilecehin, dilecehin kayak diajak having seks gitu. Dia kaya mohon-mohon gitu sekali aja sekali," kata Shane di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat menirukan penuturan Agnes sebelum terjadinya insiden penganiayaan.

Shane lalu bertanya, apakah terjadi sentuhan fisik saat peristiwa tersebut menimpa Agnes. Agnes menjawab ada, yakni tindakan yang diduga dilakukan David dengan meraba tubuhnya.

"Katanya dia (AG) digrepe-grepe gitu Yang Mulia," tutur Shane.

Shane melanjutkan, usai Agnes mengatakan hal itu, Mario mengatakan tindakan tersebut yang membuatnya tidak bisa tinggal diam. Dia pun enggan melaporkan hal itu ke jalur hukum, sebab proses hukum yang panjang dan bisa membuat sekolah terbengkalai.

"Kalau gue laporin ke hukum kasian anak orang nanti engga bisa sekolah lagi," ungkap Shane menirukan Mario.

Namun saat itu Shane mengaku tidak ingin ikut campur dan menyatakan enggan terlibat.

"Saya bilang itu urusan lu bukan urusan gue," ucap Shane.

 


4. Ungkap Mario Dandy Tantang David Ozora Duel Satu Lawan Satu

Penasihat hukum Shane Lukas memohon kepada majelis hakim agar sidang kasus penganiayaan David Ozora dipisah dengan Mario Dandy Satriyo. Hal itu disampaikan oleh salah satu tim kuasa hukum Shane dalam sidang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Shane Lukas menyebut bahwa Mario Dandy sempat mengajak David Ozora duel satu lawan satu sebelum peristiwa penganiayaan.

Awalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan Shane soal obrolan antara Mario Dandy dan David Ozora sebelum terjadinya penganiayaan. Shane kemudian menjawab bahwa Mario Dandy sempat menantang David duel satu lawan satu.

"Lo partai aja sama gua, bahasanya gitu," ungkap Shane.

"Partai itu artinya apa?" tanya JPU.

"Partai itu kayak berantem, satu lawan satu," jawab Shane.

Bahkan, kata Shane, Mario sempat membuka baju saat menantang duel satu lawan satu dengan David Ozora.

"Gua gendut nih, kata Mario sambil buka baju," kata Shane.

JPU kemudian menanyakan respons David ketika diajak duel satu lawan satu. David ternyata tidak menerima tantangan Mario dan hanya menunduk. David kemudian diminta Mario untuk melakukan sikap plank.

"Davidnya nurut-nurut aja pak, dia diam aja," tambah Shane.

JPU kemudian menyesalkan sikap Shane yang tidak melarang atau melerai permintaan Mario yang mengajak David duel satu lawan satu, bahkan hingga penganiayaan itu akhirnya terjadi.

"Kamu kenapa enggak melerai?" tanya JPU.

"Saya kaget aja pak. Saya pikir Mario mau ngobrol baik-baik. Tiba-tiba dia (Mario) langsung tendang (David)," jawab Shane.

 


5. Ceritakan Kebrutalan Free Kick Mario Dandy Terhadap David

Pelaku penganiayaan berat David Ozora, Mario Dandy tiba di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Shane Lukas menjelaskan secara urut bagaimana kebrutalan ‘free kick’ yang dilakukan Mario terhadap David.

Shane menyebut, tendangan pertama mendarat di bagian kepala David Ozora saat yang bersangkutan tengah diminta sikap plank. Sontak David pun tersungkur.

"Saya kaget dan shock makanya rekaman sampai mundur posisinya," kata Shane.

Belum selesai sampai di situ, Mario Dandy lalu melakukan aksi tendangan berikutnya dengan melompat dan menginjak bagian belakang dari kepala David. Hal itu dilakukan saat David coba bangkit usai tendangan pertama.

"Saat itu hape saya langsung kasih Agnes, saya coba menyetop tindakan tersebut Yang Mulia," ujar Shane.

Bukannya selesai, Mario malah makin ganas. Dia pun berteriak kepada Shane dan mengatakan kalau tidak takut akan dampak yang terjadi.

"Biarin aja, gak takut gue," celoteh Mario seperti ditirukan Shane.

Tendangan berikutnya kemudian kembali datang ke arah David. Kali ini dengan ancang-ancang ala pemain sepak bola dan diakhiri dengan selebrasi bak Cristiano Ronaldo.

Sasarannya, juga kepala. Namun Shane lupa bagian kepala mana yang menjadi sasaran tapi yang pasti masih di area wajah.

"Tepatnya saya kurang ingat, tapi masih sekitar bagian sini (menunjuk wajah)," beber Shane.

 


6. Klaim Ogah Merekam Saat Mario Dandy Aniaya David Ozora

Jaksa menyebutkan perbuatan Mario dilakukan bersama Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan alias Shane (19) dan anak berinisial AG (15). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kepada hakim, Shane Lukas mengaku tidak tahu kalau akhirnya situasi akan separah saat ini.

"Saya saat turun dari mobil, Mario kasih hapenya ke saya, dia bilang ntar lo rekam ya," kata Shane.

Shane mengaku tidak tahu apa yang harus direkamnya sampai tiba di mana Mario Dandy yang sudah bersama David Ozora di tempat kejadian perkara (TKP) memberikan kode.

"Saat sudah bersama David, Mario memberi saya kode, tapi sebenarnya saya merekamnya males-malesan Yang Mulia," jawab Shane.

Dia yang merekam situasi dari awal kejadian mengaku sempat berulang kali membantu David. Pertama saat Mario meminta David push up dengan tangan terkepal yang membuat fisiknya lelah, Shane mengatakan push up dengan telapak tangan terbuka akan lebih mudah. Kemudian saat Mario meminta David sikap tobat, Shane mengaku juga membantu mencontohkan kepada David.

"Saya kasih tahu bagaimana sikap tobat karena David terlihat kebingungan. Saya kasih tahu biar semua cepat selesai karena sebenarnya saya juga males, cara merekam saya ogah-ogahan seadanya saja megangnya, saya juga mikir taruh di mana ya ini hape buat merekam," kata Shane.

Mario yang tahu kalau Shane tidak fokus mereka kemudian menegurnya. "Yang benar dong rekamnya," kata Shane menirukan Mario Dandy.

Tak berselang lama usai teguran itu, tendangan pertama Mario kepada David mendarat di kepala. Kala itu, David sudah mengubah posisi tubuh dari sikap tobat ke gerakan plank.

David yang terhempas langsung mencoba bangkit, namun tendangan lanjutan kembali dihujamkan Mario dengan cara menginjak dengan melompat tepat di bagian kepala bagian belakang.

"Terkena kepala bagian sini (menunjuk posisi belakang)," ucap Shane.

 


7. Akui Diperintah Mario Dandy Ganti Pelat Mobil Rubicon saat di Polsek

Pihak Kepolisian hari ini, Jumat (10/3/2023) menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan terhadap David Latumahina alias Cristalino David Ozora. Adapun tersangkanya Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas sudah terlihat hadir. Mobil Jeep Rubicon bernopol B-120-DEN juga dihadirkan. (Foto: Ady Anugrahadi/Liputan6.com).

Misteri pelat nomor mobil Rubicon milik Mario Dandy yang berubah akhirnya terungkap. Shane mengatakan, bergantinya pelat mobil Rubicon berawal saat polisi dari Polsek Pesanggrahan ingin meminta keterangan Agnes.

Shane mengaku, disuruh oleh Mario Dandy untuk mengganti pelat nomor mobil Rubicon berwarna hitam B 120 DEN.

"Saya disuruh Mario. Pada saat di polsek. Shane nanti gantiin pelat nomor (mobil) gue dong," tutur Shane.

Shane mengatakan, ketika itu penyidik Polsek Pesanggrahan ingin memanggil AG sebagai saksi. Namun, tidak ada kendaraan untuk menjemput AG. Shane kemudian berinisiatif menjemput AG dengan mobil Rubicon milik Mario Dandy.

"Jadi pada saat itu, penyidik mau menyelidiki si AG. Tapi enggak ada yang jemput. Jadi saya yang jemput. Saya izin pake mobil (Rubicon) ini," ucap Shane.

Shane kemudian menjemput AG di SMA Tarakanita 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Usai menjemput AG, ia kemudian mengganti pelat nomor mobil Rubicon di rumah Mario Dandy.

"Nanti lu mampir ke rumah gue, tuker pelat nomornya," ungkap Shane menirukan pernyataan Mario Dandy.

Shane juga menceritakan bahwa AG memang sempat mengendarai mobil Rubicon usai dijemput.

"Dia (AG) langsung gantiin posisi saya yang nyetir, jd dia (AG) yang nyetir. Nanti ke rumah Mario Dandy dulu ya ganti pelat nomor," tutur Shane.

 


8. Akui Gara-Gara Ini Kacau Semua dan Takut pada Mario Dandy

Sementara itu, kehadiran ayah David Ozora, Jonathan Latumahina di persidangan dikonfirmasi oleh pengacara David, Melissa Anggraeni. Menurut Melissa, Jonathan sudah siap untuk memberikan kesaksian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Shane Lukas tidak kuasa menahan air matanya diceramahi oleh hakim anggota PN Jakarta Selatan mengenai rekaman video penganiayaan David Ozora. Bukan hanya Shane, Mario Dandy juga turut menangis.

Awalnya, terdakwa Shane yang dihadirkan sebagai saksi ditanya soal perannya sebagai perekam video penganiayaan dengan handphone Mario Dandy. Saat itu, Shane menjawab dengan lancar, hingga akhirnya, hakim menyemprot Shane Lukas mengenai rekaman video itu.

"Ini video karya kamu sendiri kok, yang kamu nonton, bagaimana perasaanmu?" tanya Majelis Hakim PN Jakarta ke Shane.

Shane lalu menjawab dengan suara rintih dan terisak. Dia mengaku sangat menyesali perbuatannya. Dia pun kembali teringat akan penganiayaan itu dan menyesal tidak mencegahnya.

Mendengar ucapan Shane, Mario yang duduk di samping kuasa hukumnya juga ikut menangis.

"Saya menyesal Yang Mulia jadi sehat itu saya menyesalnya Yang Mulia. Kenapa nggak saya, tendangan pertama atau kedua, saya langsung misahin. Kenapa saat tidak berdaya saya sangat menyesal Yang Mulia," ucap Shane dengan suara merintih.

"Tentang perlakuan saya saat itu Yang Mulia saya sungguh menyesal Yang Mulia. Gara-gara ini jadi kacau semua Yang Mulia," sambung dia.

"Ya itu dia, omongan lu bisa memprovokasi orang juga," tegur hakim kasus penganiayaan David Ozora.

"Saya sangat menyesal Yang Mulia," respons Shane.

Hakim kemudian heran, mengapa Shane Lukas menjadi sangat penurut terhadap segala perintah Mario.

"Ya memang pada saat itu saya takut Yang Mulia kepada Mario, segan dengan Mario," jawab Shane.

"Apa yang membuat saudara takut dengan Mario?" tanya hakim.

Shane Lukas lalu bercerita tentang kisah masa lalu yang membuat Shane bertindak demikian. Hal itu diawali saat Shane tidak bisa bersekolah karena motornya rusak. Kemudian, Mario membantunya dengan meminjamkannya Vespa.

Namun saat dipakai Shane, vespa Mario ditabrak orang. Hal ini membuat Mario kesal.

"Udah lu balikin aja sini," kata Mario kepada Shane pada saat itu.

Shane yang masih merasa bersalah, kembali menuai kejadian serupa dengan Harley milik Mario. Kala itu jok Harley Mario ternyata rusak akibat dipakai oleh teman-temannya. Namun, kembali Shane yang disalahkan Mario walau merasa tidak menggunakan, Shane tetap merasa tidak enak hati karena dipersalahkan.

"Di situ lah saya timbul rasa kenapa gue lagi yang disalahin padahal yang pakai Harley-nya bukan gue, dalam hati saya Yang Mulia. Jadi itu yang membuat saya langsung kayak gimana buat jelasin ke Mario," tutur Shane.

Sejak momen tersebut, Shane merasa Mario terus menaruh kesal dengannya dan membuat hubungan pertemanan jadi tidak enak.

"Atas dasar itu saudara nurut aja apa yang dikatakan Mario sekali pun salah?" ujar Hakim.

"Iya yang mulia saya ngerasa ada utang budi," Shane menutup.

 

(Miranda Pratiwi)

Aksi penganiayaan terus bertambah (liputan6.com/abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya