Mengenal Festival Bakar Tongkang, Ritual Adat Tionghoa di Rokan Hilir Riau

Melalui ritual bakar tongkang, masyarakat Tionghoa juga berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang dijuluki 'Hong Kong van Andalas' ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Jul 2023, 00:00 WIB
Festival Bakar Tongkang bakal hadir kembali di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, 10-11 Juni 2017.

Liputan6.com, Riau - Masyarakat Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir. Riau, memiliki acara adat yang disebut dengan festival bakar tongkang. Festival yang merupakan acara adat Tionghoa ini telah melekat ke dalam kehidupan masyarakat Rokan Hilir.

Tahun ini, festival bakar tongkang telah digelar pada 2-4 Juli lalu. Kegiatan tersebut dihadiri oleh ribuan orang. Tak hanya dari dalam negeri, tetapi pengunjung juga berasal dari negara lain, mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, hingga China Daratan.

Mengutip dari riau.go.id, acara ini pertama kali diadakan kembali setelah tiga tahun vakum karena pandemi Covid-19. Sementara itu, ritual bakar tongkang adalah acara budaya yang dilakukan di Riau untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke tanah Bagansiapiapi pada 1820.

Terdapat ritual yang akan diadakan sebagai simbol bahwa masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi tak akan kembali lagi ke tanah leluhur. Melalui ritual bakar tongkang, masyarakat Tionghoa juga berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang dijuluki 'Hong Kong van Andalas' ini.

Ritual tersebut dikenal dengan nama 'go gek cap lak'. Nama yang diambil dari bahasa Hokkien ini telah berlangsung sejak 134 tahun silam.

Pada masa orde baru, ritual bakar tongkang sempat dilarang. Namun, sejak era kepemimpinan Gus Dur, larangan tersebut telah dihapuskan.

Festival bakar tongkang diawali dengan sembahyang di Kelenteng Ing Hok Kiong. Kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar.

Selanjutnya, dilakukan kegiatan arak-arakan ke tempat pembakaran. Prosesi selanjutnya adalah prosesi pembakaran yang dilakukan di hari berikutnya.

Prosesi pembakaran tongkang biasanya diawali dengan menetapkan posisi haluan tongkang sesuai dengan petunjuk Dewa Kie Ong Ya atau Dewa laut. Setelah mengetahui posisinya, tongkang akan diletakkan pada posisi pembakaran, sedangkan kertas sembahyang akan ditimbun di dekat lambung kapal yang siap dibakar.

Selama ritual berlangsung, berbagai kelenteng yang memenuhi Bagansiapiapi juga melakukan upacara pemanggilan roh. Biasanya, akan ada orang yang bersedia menjadi medium untuk dirasuki roh dalam ritual tersebut.

Hingga kini, ritual bakar tongkang masih menjadi salah satu ritual adat yang akan terus dilestarikan oleh masyarakat Bagansiapipi di Rokan Hilir, Riau. Selain itu, festival bakar tongkang juga memberikan dampak yang baik terhadap perekonomian masyarakat setempat.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya