Liputan6.com, Surabaya - Harun Senar Muhammad (119), jemaah haji tertua Indonesia, akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Juanda Surabaya, Kamis dini hari (6/7/2023).
Advertisement
Mbah Harun mengungkapkan rasa syukur karena telah menyempurnakan rukun Islam. Kakek enam anak dan enam cucu asal Dusun Karang Duak, Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 6 Debarkasi Surabaya.
"Alhamdulillah, saya telah menyempurnakan rukun Islam kelima," katanya.
Mbah Harun yang kesehariannya berdagang hewan ternak itu mengisahkan fisiknya yang terasa begitu lemah di hadapan kakbah.
Semula, saat berangkat dari rumah, Mbah Harun berniat menunaikan ibadah haji di tanah suci dengan berjalan kaki. Namun usianya yang sudah sepuh merasa tak berdaya ketika harus berdesak-desakan dengan para jamaah.
Akhirnya terpaksa dibantu menggunakan kursi roda saat menyelesaikan tawaf pada tiga putaran terakhir.
"Saya merasa, karena dulu terlalu sibuk bekerja, akhirnya sekarang bisa sampai ke Tanah Suci dan itu tak lain karena panggilan dari Allah," ujarnya.
Diketahui, Harun tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada Jumat (26/5/2023). Dia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) SUB-6 bersama 449 jemaah lainnya.
Di usianya yang sudah senja, Mbah Harun tetap terlihat sehat. Tak ada raut kelelahan di wajahnya. Ia juga menjawab pertanyaan petugas dengan baik.
Bahkan, ketika ditanya petugas atas kondisi kesehatannya, Mbah Harun langsung berdiri untuk menunjukkan bahwa dirinya masih kuat dan bisa berjalan.
Meskipun Mbah Harun dalam kondisi kesehatan yang baik, setibanya di Bandara AMAA Madinah, petugas tetap memberikan kursi roda. Selain karena menjadi bagian dari layanan Haji Ramah Lansia, fasilitas ini bertujuan untuk mengantisipasi bila Mbah Harun lelah setelah perjalanan panjang.
Mbah Harun juga sempat diperiksa kesehatannya oleh petugas medis untuk memastikan kondisi jemaah haji tertua se-Indonesia ini. Petugas ingin memastikan kondisi Mbah Harun sebelum naik bus untuk selanjutnya diantar ke hotel di dekat Masjid Nabawi.
“Panjenengan norok kauleh, Pak. Bisa? (Bapak ikut saya, bisa?)” tanya petugas haji dalam bahasa Madura.
“Enggi, enggi, ngireng, ngireng. (Iya.. iya.. ayo..ayo..),” sahut Mbah Harun berbisik sambil mengikuti petugas.
Dalam daftar tunggu, Mbah Harun yang mendaftar haji tahun 2017, sedianya baru akan berangkat tahun 2046 mendatang. Namun karena tahun ini terdapat kuota prioritas lansia, ia pun berkesempatan ke Tanah Suci setelah melunasi Bipih dengan menjual tanah miliknya.
Jemaah Haji Asal Ditinggal Karena Sakit
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya mendata dari total 88 kloter, atau sebanyak 38.360 jamaah haji asal Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur yang akan dipulangkan bertahap hingga 2 Agustus mendatang, sampai pagi hari ini telah memulangkan enam kloter yang berjumlah 2.674 jamaah.
Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya Machsun Zain menginformasikan seorang haji asal Kabupaten Pamekasan, H Abdul Murah, usia 88 tahun, yang semestinya pulang ke Tanah Air bersama kloter 6, terpaksa masih tinggal di Arab Saudi karena sakit.
"Sakitnya infeksi dinding perut. Beliau telah menjalani pasca operasi di sebuah rumah sakit kawasan Kota Mekkah. Nantinya akan dipulangkan menyusul bersama kloter berikutnya setelah dinyatakan pulih," katanya.
Sementara PPIH Debarkasi Surabaya mencatat sampai hari ini sebanyak 86 jamaah meninggal dunia di Tanah Suci. Tiga di antaranya asal Nusa Tenggara Timur, serta 83 jamaah dari Jawa Timur.
Salah satunya meninggal dunia tadi malam dalam perjalanan menuju ke Asrama Haji Debarkasi Surabaya atas nama Desuki Durasman Sanima, usia 89 tahun, asal Kabupaten Pamekasan, yang tergabung dalam kloter 5.
"Diduga akibat kelelahan, selain karena usianya yang sudah sepuh," ucap Machsun.
Advertisement
Kemenag Akan Gunakan Teknologi AI untuk Pelayanan Haji 2024
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) terus meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan haji. Pada musim haji 2024 mendatang, Kemenag berencana menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), utamanya terkait dengan verifikasi dokumen jemaah.
"Saya habis musim haji ini akan ngegas perbaikan di verifikasi dokumen. Kemarin itu kita di proses embarkasi ada kendala di dokumen," ujar Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim saat ditemui di Makkah, Rabu (5/7/2023).
Dia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi pada pelaksanaan haji tahun ini adalah verifikasi dokumen jemaah. Contohnya soal request visa jemaah haji yang agak lama karena terkendala pada Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Di Siskohat ada yang satu nama tapi di endorsement-nya tiga nama itu enggak ada atau upload fotonya juga kurang. Saya sudah minta ke tim Itjen (Inspektorat Jenderal Kemenag) untuk tahun depan, kita dengan teman-teman Siskohat mendorong Artificial Intelligence di situ," katanya.
Dengan penggunaan AI, kata Faisal, apabila ada yang meng-input nama hanya satu suku kata dan belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga maka akan ditolak.
"Misalnya nama Faisal, kalau cuma satu kan enggak bisa diproses. Nah, di request visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirin baru bisa," ujarnya.
Dengan begitu, Faisal berharap ke depan tidak ada lagi saling lempar tanggung jawab baik di tingkat daerah hingga tingkat pusat terkait verifikasi dokumen jemaah.
"Ke depan di Kabupaten itu bisa diadang terus. Saya sudah mempelajari sistem Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadang kala perlu akselerasi dari saya untuk jalan," ucapnya.
Selain itu, perubahan konfigurasi jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 juga karena terlambat proses validasi data jemaah.