Harga Minyak Mentah AS Naik Usai Libur Fourth of July

Kenaikan harga minyak mentah AS sebagai respons pasca libur Fourth of July yang merupakan peringatan deklarasi kemerdekaan AS yang menjadi hari libur nasional setiap tahunnya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jul 2023, 08:00 WIB
Harga minyak Mentah AS naik kurang lebih 3% pada perdagangan Rabu. Kenaikan harga minyak mentah AS ini mempersempit selisih dengan harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia. Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Mentah AS naik kurang lebih 3% pada perdagangan Rabu. Kenaikan harga minyak mentah AS ini mempersempit selisih dengan harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia.

Kenaikan harga minyak mentah AS ini sebagai respons pasca libur Fourth of July yang merupakan peringatan deklarasi kemerdekaan AS yang menjadi hari libur nasional setiap tahunnya. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia ini juga terjadi pasca pengumuman pengurangan pasokan pada Senin oleh Arab Saudi dan Rusia.

Saat ini pelaku pasar menunggu data permintaan AS.

Mengutip CNBC, Kamis (6/7/2023), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2 dari penutupan Senin, atau 2,9%, dan menetap di USD 71,79 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent berjangka naik 40 sen, atau 0,5%, dan menetap di USD 76,65 per barel, setelah naik USD 1,60 per barel pada perdagangan Selasa.

Tidak ada perdagangan minyak WTI pada hari Selasa karena hari libur AS, sehingga perdagangan pada hari Rabu mengejar kenaikan Brent pada hari sebelumnya. Kedua tolok ukur mencapai level tertinggi dalam hampir dua minggu selama sesi hari Rabu.

Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar dunia, pada hari Senin mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus.

Sementara itu, Rusia dan Aljazair juga menurunkan tingkat produksi dan ekspor Agustus masing-masing sebesar 500.000 bpd dan 20.000 bpd.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari Rabu mengatakan bahwa kerja sama minyak Rusia dengan Arab Saudi masih kuat sebagai bagian dari aliansi OPEC+, yang akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendukung pasar.

"Pemotongan sukarela Juli dan perpanjangan hingga Agustus akan sangat memperketat pasar minyak, tetapi investor akan tetap menunggu sampai persediaan minyak menunjukkan penurunan yang substansial," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

 


Persediaan Minyak Mentah AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Jajak pendapat Reuters memperkirakan, persediaan minyak mentah dan bensin AS terlihat turun minggu lalu, sementara stok sulingan kemungkinan naik. Data ini tertunda keluar sehari karena adanya libur.

Survei tersebut diperkuat dengan data mingguan dari American Petroleum Association.

Empat Juli menandai puncak musim perjalanan AS dan laporan persediaan minggu ini dapat memainkan peran besar dalam mendorong harga minyak lebih tinggi atau lebih rendah, kata para pedagang.

“Saya kira itu membatasi pergerakan harga. Tampaknya investor berada di dunia 'Saya percaya ketika saya melihat'," kata Staunovo.

 


Prediksi Morgan Stanley

Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Atlascompany

Morgan Stanley menurunkan perkiraan harga minyaknya, memprediksi surplus pasar pada paruh pertama tahun 2024 dengan pasokan non-OPEC tumbuh lebih cepat dari permintaan tahun depan.

Survei terbaru menunjukkan kemerosotan dalam aktivitas pabrik global, yang mencerminkan permintaan yang lesu di China dan Eropa.

Perhatian pasar juga terfokus pada suku bunga, dengan bank sentral AS dan Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi yang sangat tinggi.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya