PAN dan Golkar Dinilai Bisa Bentuk Koalisi Baru, Berpotensi Munculkan Capres Potensial

Di saat Golkar dan PAN mencalonkan presiden dan wakil presiden secara independen, menurut dia, kader dan simpatisan dari basis akar rumput yang cenderung mendukung Anies Baswedan akan kembali "ke rumah mereka sendiri" ke partai masing-masing.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 06 Jul 2023, 08:29 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan saling bertemu di Amerika Serikat. Kehadiran mereka di sana notabenenya sebagai menteri untuk membahas APEC. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dan akademisi Universitas Bengkulu Panji Suminar mengatakan pembentukan poros keempat antara Golkar dan PAN bisa menjadi kendala bagi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

"Jika PAN dan Golkar membentuk poros keempat, hal ini dapat menggoyahkan posisi Anies Baswedan dalam Pilpres. Dan saya rasa oligarki politik juga mendukung poros keempat," ujar Panji seperti dikutip, Rabu (5/7/2023). 

Di saat Golkar dan PAN mencalonkan presiden dan wakil presiden secara independen, menurut dia, kader dan simpatisan dari basis akar rumput yang cenderung mendukung Anies Baswedan akan kembali "ke rumah mereka sendiri" ke partai masing-masing.

Kemudian, dilihat dari solidaritas kedua partai berdampak positif  dalam memastikan bahwa Golkar dan PAN melewati ambang batas parlemen dalam Pemilu Legislatif 2024.

"Soliditas partai meningkat, aliran bawah dan elite bergerak searah lagi, ini akan membuat kinerja partai menjadi lebih optimal, tidak hanya dalam Pilpres tetapi juga Pileg," ujar dia. 

 


Hindari Perpecahan

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah kiri) bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (tengah kanan) menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup di Kertanegara 4, Jakarta, Sabtu (8/4/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Panji mengatakan kedua partai juga tidak perlu khawatir jika tidak memenangkan pilpres karena masih bisa "menang" di pemilu 2024. 

"Mereka sebenarnya telah dipersiapkan untuk tidak menang dalam Pilpres, melihat elektabilitas ketua umum partai saat berpasangan. Namun, mereka sebenarnya termasuk dalam pemenang, karena mereka aman dalam ambang batas parlemen, dan dalam Pilpres mereka akan melanjutkan dukungan terhadap kandidat yang paling berpotensi terpilih di putaran kedua Pilpres," ujar Panji.

Panji Suminar menganggap Golkar dan PAN sebagai partai besar dengan ego besar, sehingga lebih menguntungkan mencalonkan presiden partainya sebagai capres dan cawapres serta menghindari perpecahan karena perbedaan dukungan terhadap capres. 

Infografis Wacana Duet Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya