Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji Indonesia gelombang satu sudah mulai dipulangkan ke Tanah Air sejak Selasa, 4 Juli 2023, melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Sejauh ini, total sudah ada 36 kelompok terbang (kloter) dengan 13.942 jemaah haji yang dipulangkan ke Indonesia.
Advertisement
Namun, selama tiga hari kepulangan ini, ada sejumlah penerbangan haji yang mengalami delay atau keterlambatan, antara lain pada Kloter 1 Embarkasi Aceh (BTJ 01) dan Kloter BTJ 02 selama 4 jam. Sementara Kloter 6 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 06) delay hingga 6 jam.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara PPIH Arab Saudi, Haryanto, memastikan seluruh jemaah yang penerbangannya mengalami delay ini mendapatkan kompensasi dari maskapai. Jemaah yang pesawatnya delay 4 jam akan mendapatkan kompensasi berupa snack dan makanan berat.
"Apabila terjadi delay di atas 6 jam maka akan mendapat kompensasi berupa akomodasi dan konsumsi, yang sepenuhnya ditanggung pihak maskapai," ujar Haryanto di Bandara Jeddah, Rabu malam (5/7/2023).
Pihak maskapai beralasan, delay terjadi karena ada kendala teknis pada pesawat. Haryanto berharap ke depan tidak ada lagi keterlambatan penerbangan karena akan berdampak pada penumpukan jemaah di Terminal Haji Bandara Jeddah.
"Kita harapkan tidak banyak delay sehingga sesuai dengan waktunya, sehingga tidak terjadi penumpukan jemaah di paviliun, karena paviliun itu akan digunakan oleh negara lain juga," ucap Haryanto.
Sementara itu, terkait barang bawaan, dia menyebut jemaah sudah mulai teredukasi. Pada hari ketiga kepulangan ini sudah mulai jarang ditemukan jemaah haji yang membawa barang bawaan melebihi kapasitas yang ditentukan.
Berbeda dengan hari pertama kepulangan, banyak sekali jemaah yang terpaksa meninggalkan barang bawaannya di Bandara Jeddah lantaran melebihi kapasitas yang ditentukan. Selain itu, mereka juga terkena sweeping larangan membawa air zamzam di dalam koper dan tas.
"Makin ke sini makin sedikit jemaah saya amati yang membawa barang berlebih. Dari awal kloter sudah mulai berkurang barang bawaannya. Karena kami koordinasi terus dengan Daker Makkah supaya disampaikan ke ketua kloternya," ucap Haryanto.
Kesehatan Jemaah Haji yang Tiba di Tanah Air akan Dipantau hingga 21 Hari ke Depan
Sementara itu, kesehatan jemaah haji yang tiba di Indonesia masih tetap dipantau sampai 21 hari ke depan. Hal tersebut akan dikoordinasikan dengan dinas kesehatan daerah asal jemaah haji.
"Jadi misalnya pada kloter pertama yang tiba, itu kan tanggal 4 Juli, maka akan dipantau sampai 21 hari ke depan, jadi dipantau sampai tanggal 25 Juli," ungkap Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, Rabu (5/7/2023).
Terlebih, bagi jemaah haji saat meninggalkan asrama haji karena sudah dijemput sanak keluarga, tapi masih mengeluhkan kondisi tubuhnya, misalnya, batuk pilek disertai demam.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menangani jemaah, akan berkoordinasi dan memberikan notifikasi kepada dinas kesehatan daerah asal jemaah haji tersebut.
"Kesehatannya akan dipantau, ketika tidak membaik disarankan langsung mendatangi faskes terdekat untuk pengobatan lebih lanjut," ujar dia.
Sebelumnya, jemaah haji yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada kloter awal-awal, mengeluhkan batuk pilek dan sakit mata. Pengawasan kesehatan jemaah haji yang tiba di Indonesia pun dilakukan juga di Asrama Haji Pondok Gede.
"Saat tiba para jemaah keluhkan capek, itu wajar. Selebihnya yang dikeluhkan itu tenggorokan sakit, batuk, pilek. Lalu mata sakit, pedih, hanya itu saja," tutur Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, Rabu (5/7/2023).
Bila mendapat keluhan tersebut, tim medis dari KKP akan melakukan penanganan keluhan, setibanya jemaah haji tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Lalu, akan terus dipantau ketika rombongan jemaah tiba di Asrama Haji Pondok Gede.
Advertisement