Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menanggapi polemik renovasi Jakarta Internasional Stadium (JIS) karena jadi salah satu opsi venue Piala Dunia U-17. Menurut Prasetyo, tak ada salahnya pemerintah pusat membantu perbaikan JIS.
"Jadi JIS itu kan akhirnya Presiden memutuskan membantu memperbaiki JIS, kan nggak ada salahnya, pusat pemerintahan kan adanya di pusat. Pembantunya adalah Pemda, harus ada kerja sama yang baik," kata Prasetyo kepada wartawan, Kamis (6/7/2023).
Advertisement
Prasetyo juga menampik adanya politisasi JIS. Stadion sebagus JIS, kata dia, akan sangat disayangkan apabila tak dimanfaatkan untuk acara olahraga skala besar seperti Piala Dunia U-17.
"Sekali lagi, JIS dibangun itu untuk kepentingan olahraga, bukan untuk kepentingan pesta-pesta musik besar. Dengan anggaran yang besar, kalau tidak dimanfaatkan dengan kegiatan yang baik akan rugi. Dari mana mengembalikan uang PMD itu?," ungkap Prasetyo.
Prasetyo mengungkapkan, kekurangan JIS yang dibangun era Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan yang kemudian hendak diperbaiki pemerintah pusat, tak seharusnya dicampuradukkan dengan urusan politik.
"Kalau dimasukkan ke ranah politik enggak lah, kan karena kita mau ada Piala Dunia U-17. Kita sebagai masyarakat Jakarta harusnya melihat lebih besar, jangan mentang-mentang oh ini tahun politik lalu dimasukkan ke ranah politik, nggak ada urusan ke situ," jelas Prasetyo.
Terlebih, kata dia, pemerintah pusat tak hanya bakal merenovasi JIS, namun juga akan merenovasi puluhan stadion lainnya untuk diajukan sebagai opsi venue Piala Dunia U-17.
Dukung Pusat Renovasi JIS
Oleh sebab itu, Prasetyo mengaku mendukung upaya pemerintah pusat yang berkenan merenovasi JIS karena bakal turut berdampak bagi kebaikan Jakarta. Resmi atau tidaknya JIS sebagai venue Piala Dunia U-17, sepenuhnya akan diputuskan FIFA.
"Itu dia (FIFA) yang menilai, mana yang layak. Dia yang menilai, kita kan nggak pernah intervensi karena ini kan kejuaraan besar Piala Dunia U-17. Jadi benar-benar dilihat keamanan dan in-out mobil masuk untuk penonton gimana itu kan juga harus terlihat," terang Prasetyo.
"Jadi tidak semata-mata karena 'wah ini jaman pemerintahan sebelumnya', nah yang kayak gitu-gitu hilangin lah, buat kita sebagai masyarakat ini kepentingannya nasional," sambungnya.
Advertisement