Peneliti Poltracking: Formasi Parpol Koalisi Pilpres Belum Ada yang Final

Dia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan kemungkinan pergeseran parpol koalisi.

oleh Muhammad Ali diperbarui 06 Jul 2023, 16:56 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) saat jalan bersama menuju Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2022). Kedatangan ketiga petinggi KIB tersebut diiringi dengan berbagai atraksi tarian tradisional untuk mendaftarkan partai masing-masing sebagai peserta Pemilu 2024. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Poltracking, Yoki Alvetro menilai koalisi partai politik akan terus berjalan dinamis. Dia mengatakan hingga saat ini belum ada formasi parpol koalisi yang sudah final.

"Parpol di tiap-tiap koalisi belum ada yang final. Semua masih sangat dinamis, karena parpol bergabung ke salah satu koalisi pasti ada yang diharapkan atau agenda parpol masing-masing yang dibawa," jelas Yoki saat dihubungi, Kamis (6/7).

Dia mengatakan, satu-satunya parpol yang bisa mengusung hanya PDI Perjuangan. Menurut dia parpol di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, maupun di Koalisi Perubahan masih sangat mungkin bergeser.

"Pergeseran parpol di tiap koalisi masih sangat mungkin. Apalagi Pilpres dan Pileg serentak. Parpol yang memiliki fokus ke Pilpres dan Pileg tentu berbeda dengan parpol yang hanya memiliki fokus ke Pileg saja," jelasnya.

Dia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan kemungkinan pergeseran parpol koalisi. Di antaranya formasi nama Capres-Cawapres dan koalisi yang menguntungkan pada Pileg.

"Formasi nama yang akan didaftarkan ke KPU juga akan mempengaruhi sebuah parpol bertahan di koalisi atau tidak. Selain hitung-hitungan berkah elektoral untuk Pileg," pungkasnya.

Selain itu, tiga nama kuat bakal Calon Presiden Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto masih belum mengumumkan bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres). Belum adanya bakal cawapres yang diumumkan karena para elite masih tarik-menarik kepentingan.

 


Tarik Menarik Antar-Elite Soal Bakal Cawapres

Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi menjelaskan, pada proses pencalonan Capres-Cawapres, elite-lah yang memiliki peran besar. Cawapres yang dipilih pun harus kontributif terhadap Capres dan kemenangan.

“Mereka butuhkan sebagai cawapres yang mampu secara sumber daya, mampu memutar mesin roda kemenangan. Tarik menarik juga terjadi dalam (penentuan Cawapres) itu,” jelas Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi, Selasa (4/7/2023).

Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan UGM ini menuturkan, hitung-hitungan terkait Cawapres ini lebih kepada sumber daya yang dibawa oleh Cawapres. Sehingga mampu membantu pada proses pemenangan.

Infografis Ragam Kategori Usia dan 5 Provisi Pemilih Tertinggi di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya