LRT Jabodebek Uji Coba 6 Hari Lagi, tapi Proyeknya Belum Rampung 100 Persen

PT KAI (Persero) mencatat progres pembangunan proyek LRT Jabodebek belum rampung 100 persen

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jul 2023, 19:16 WIB
PT KAI (Persero) mencatat progres pembangunan proyek LRT Jabodebek belum rampung 100 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta PT KAI (Persero) mencatat progres pembangunan proyek LRT Jabodebek belum rampung 100 persen. Meskipun hampir mendekati selesai, namun LRT Jabodebek rencananya bakal dilakukan soft launching dan uji coba 6 hari lagi, pada 12 Juli 2023.

Manajer Public Relations KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo melaporkan, sesuai data pada pekan kemarin, update pembangunan LRT Jabodebek mencapai sekitar 96,8 persen.

"Terkait persiapan sampai dengan minggu kemarin, sudah tercatat sebanyak 96,8 persen pembangunan ini selesai. Artinya bahwa memang masih ada bagian yang belum terselesaikan antara lain adalah proses trial train ini sendiri," ujarnya saat uji coba LRT Jabodebek dari Stasiun Dukuh Atas ke Jatimulya, Kamis (6/7/2023).

Namun, Kuswardojo tidak khawatir lantaran proses pembangunan masih menyisakan waktu hingga 11 Juli. Di samping itu juga masih ada beberapa bagia lain yang belum terselesaikan dari sisi sarana.

Termasuk masih adanya dua rangkaian kereta yang posisinya masih ada di bawah PT INKA (Persero) di Madiun. Itu baru akan diserahkan ke Jakarta pada akhir September 2023 nanti.

"Berarti memang masih ada bagian-bagian tertentu yang menyebabkan belum 100 persen nantinya pada masa operasi," imbuh Kuswardojo.

Skenario Operasional

Skenario saat beroperasi komersil, moda LRT Jabodebek total akan memiliki 31 rangkaian kereta. Meskipun saat ini yang diterima baru 29 set, namun jumlah itu sudah memenuhi syarat untuk bisa beroperasi.

"Tapi tidak perlu khawatir, karena memang pada saat full operasi pun kita maksimal hanya akan menjalankan 27 trainset," pungkas Kuswardojo.


LRT Jabodebek Siap Meluncur 12 Juli 2023, Tahan Hujan dan Badai

Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek melintas di Jakarta, Kamis (6/7/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

LRT Jabodebek tengah mempersiapkan diri untuk membuka masa uji coba secara komersil mulai 12 Juli 2023. Sebanyak 4 rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek rencananya akan dioperasikan per hari selama masa uji coba tersebut.

Pengoperasiannya pun dijalankan tanpa bantuan masinis, melainkan tersambung ke dalam sistem CBTC, atau sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi dari pusat kendali operasi.

Enam+03:07VIDEO: Pakistan Hadapi Krisis Utang, Pemerintahnya Kok Tetap Optimistis? Manajer Public Relations KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo menjelaskan, satu trainset nantinya akan terdiri dari 6 gerbong yang bisa menampung lebih dari 1.000 penumpang duduk maupun berdiri.

"Jadi dalam 1 rangkaian kita memiliki 6 kereta atau 6 gerbong. Kapasitas penumpang 1.308 (orang) dengan kapasitas tempat duduk 174 tempat duduk," terang Kuswardojo di Depo LRT Jabodebek Jatimulya di Kabupaten Bekasi, Kamis (6/7/2023).

Saat uji coba maupun beroperasi, ia melanjutkan, kecepatan maksimal LRT Jabodebek bisa mencapai hingga 80 km per jam. Namun kecepatan tersebut tidak akan diterapkan sama di setiap stasiun

"Jadi kecepatan operasional itu maksimal 80 km per jam. Tapi tentunya tidak akan sama dari satu titik ke titik yang lain, karena jarak dari stasiunnya beda-beda. Jadi makin dekat jarak stasiun, pasti kecepatannya tidak akan sama dengan kecepatan maksimal," imbuhnya.

 


Melaju Kencang Saat Hujan Badai

PT KAI (Persero) kembali menjalankan uji coba LRT Jabodebek pada Kamis, 6 Juli 2023. Uji coba kali ini mengajak jurnalis. (Maulandy/Liputan6.com)

Kuswardojo pun menjamin, moda transportasi baru ini aman melaju kencang di tengah hujan badai. Menurutnya, itu sudah terbukti saat pihaknya menjajal LRT Jabodebek dari Stasiun Dukuh Atas ke Stasiun Jatimulya saat hujan.

"Tentunya kalau kecepatan enggak akan diturunkan. Kecepatan tidak akan berubah karena memang dalam perjalanan ini semua akan diatur by sistem," ujar Kuswardojo.

"Artinya, jarak dari satu kereta ke kereta lain kecepatannya udah diatur dengan sistem. Jadi kalau jadwalnya dia berjalan 30 km per jam, ya tetap ikuti itu," pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya