Presiden Belarus: Bos Wagner Yevgeny Prigozhin Berada di Rusia

Presiden Alexander Lukashenko mengonfirmasi pula bahwa pasukan Wagner tetap tinggal di kamp-kamp mereka sebelum pemberontakan singkat pada 24 Juni.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Jul 2023, 19:10 WIB
Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Minsk - Bos Wagner Yevgeny Prigozhin saat ini berada di St. Petersburg, Rusia, bukan di Belarus seperti yang disepakati setelah pemberontakan Wagner pada akhir Juni. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada Kamis (5/7/2023).

"Terkait Prigozhin, dia berada di St. Petersburg atau mungkin pagi ini dia akan pergi ke Moskow atau tempat lain," ujar Lukashenko merespons pertanyaan wartawan saat konferensi di Minsk, seperti dilansir CNN, Kamis. "Namun, dia tidak berada di wilayah Belarus sekarang."

Pada Kamis, media pemerintah Rusia juga merilis rekaman yang menunjukkan penggerebekan polisi di kantor dan kediaman Prigozhin di St. Petersburg. Rekaman itu mencakup penampakan senjata dan amunisi, sejumlah paspor, uang tunai, emas, bahkan rambut palsu.

Sebelumnya, televisi pemerintah Rusia menganggap penting operasi Wagner dalam perang Ukraina. Namun, mereka dinilai menjelek-jelekkan sang bos Wagner pasca pemberontakan dengan menayangkan latar belakang kriminalnya, termasuk tuduhan perampokan. Presenter acara menyebutkan ditemukan paket mencurigakan dalam penggeledahan, menduga bahwa itu adalah narkoba.

Dalam pernyataannya, Lukashenko mengonfirmasi pula bahwa pasukan Wagner tetap tinggal di kamp-kamp mereka sebelum pemberontakan. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut lokasi kamp mereka.

Lukashenko muncul sebagai penengah untuk mencapai kesepakatan antara Kremlin dan Wagner pasca pemberontakan kelompok paramiliter itu pada 24 Juni, di mana Prigozhin dilaporkan mendapat amnesti dan jaminan keamanan bagi dirinya dan pasukannya serta izin pindah ke Belarus.


Bos Wagner Sempat Berada di Belarus

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan di Minsk, Belarus, pada Senin, 19 Desember 2022. (Pavel Bednyakov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Pekan lalu, Lukashenko membenarkan bahwa Prigozhin telah tiba di Belarus dan dia mengatakan bahwa Prigozhin dan sejumlah pasukannya dipersilakan tinggal beberapa waktu di negaranya dengan biaya sendiri.

Lukashenko, beberapa waktu lalu juga mengaku dia telah memperingatkan Prigozhin bahwa dia dan pasukannya akan dihancurkan jika mereka gagal membuat kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan dan Belarus akan mengirim pasukan untuk membantu melindungi Moskow.

Pemberontakan Wagner, sebut Lukashenko, dapat menyebabkan pertumpahan darah besar dan menjerumuskan Rusia ke dalam perang saudara.

"Perlu untuk menghentikannya sejak awal. Itu sangat berbahaya," kata Lukashenko.

Ketika dalam konferensi pers terbaru ditanya apakah Prigozhin dan tentara bayarannya akan pindah ke Belarus, Lukashenko menjawab bahwa itu akan bergantung pada keputusan bos Wagner dan pemerintah Rusia. Namun, Lukashenko menggarisbawahi bahwa kehadiran Wagner di Belarus tidak akan menyebabkan destabilisasi negaranya.

Selama pemberontakan Wagner yang singkat, kelompok itu dengan cepat menguasai Kota Rostov-on-Don dan merebut markas militer di sana sebelum berbaris menuju Moskow. Prigozhin menggambarkannya sebagai "pawai keadilan" untuk menggulingkan menteri pertahanan Rusia dan kepala staf umum, dua petinggi militer yang telah lama dilaporkan berseteru dengannya dan berencana membubarkan kelompoknya.

Prigozhin mengklaim pasukannya telah datang dalam jarak sekitar 200 kilometer dari Moskow ketika dia memerintahkan mereka untuk berhenti maju menyusul tercapainya kesepakatan yang ditengahi oleh Lukashenko. Rincian kesepakatan itu sendiri masih misteri.

Dalam pernyataan pertamanya pasca pemberontakan yang disampaikan via Telegram, Prigozhin mengaku bahwa pemberontakan Wagner merupakan protes, bukan upaya nyata untuk menggulingkan pemerintah Rusia.

"Tujuan pergerakan adalah mencegah penghancuran Wagner dan mengadili mereka yang melalui tindakan tidak profesional mereka, membuat banyak kesalahan selama operasi militer khusus," ujar Prigozhin melalui pesan audio.

Operasi militer khusus merupakan istilah yang digunakan rezim Putin untuk menyebut invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir AP, Kremlin menolak mengomentari lokasi atau pergerakan Prigozhin pasca pemberontakan Wagner.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya