Pentagon Akan Tingkatkan Pengamanan untuk Dokumen Intelijen Rahasia

Departemen Pertahanan Amerika Serikat tidak akan memerintahkan perombakan besar-besaran atas prosedur keamanannya setelah meninjau kebocoran ratusan dokumen rahasia awal tahun ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Jul 2023, 11:09 WIB
Ilustrasi Pentagon, markas kementerian pertahanan AS (AFP/Saul Loeb)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat tidak akan memerintahkan perombakan besar-besaran atas prosedur keamanannya setelah meninjau kebocoran ratusan dokumen rahasia awal tahun ini di platform media sosial yang populer di kalangan para pemain game.

Hasil tinjauan selama 45 hari yang dirilis pada Rabu (5/7), bahkan menyerukan serangkaian tindakan yang bertujuan memperketat langkah-langkah keamanan yang ada dan meningkatkan komunikasi, sehingga pejabat yang bertanggung jawab atas sarana pengamanan dapat mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

“Tinjauan ini mendapati bahwa sebagian besar personel Departemen Pertahanan (DoD) dengan akses ke Informasi Keamanan Nasional Rahasia (CNSI) dapat dipercaya, dan bahwa semua Komponen DoD menunjukkan tekad luas terhadap keamanan,” tulis Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah memo tertanggal 30 Juni.

Tetapi Austin menambahkan, tinjauan itu “mengidentifikasi bidang-bidang di mana kami dapat dan harus meningkatkan akuntabilitas.”

Pejabat Pentagon mengumumkan peninjauan pada April setelah penangkapan anggota Garda Nasional Udara berusia 21 tahun, Jack Teixeira, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (7/7/2023).

Texeira dikenakakan enam butir dakwaan termasuk memindahkan dokumen intelijen dari lingkungan kerja yang aman dan mempostingnya, juga foto dan dokumen lain, di sebuah kelompok kecil di platform Discord.

Teixeira mengaku tidak bersalah dalam sidang pengadilan bulan lalu dan tetap berada dalam tahanan sambil menunggu persidangan.

 


Akses Informasi Sensitif

Ilustrasi Pentagon, bangunan Departemen Pertahanan AS. (Sumber US DOD/ranah publik)

Pentagon telah berupaya untuk mengurangi jumlah karyawan yang memiliki akses terhadap informasi sensitif dan para pejabat mengatakan rekomnadasi baru tersebut akan mengupayakan pengurangan itu.

"Tidak ada kesalahan yang dibuat," ungkap seorang pejabat pertahanan senior pada Rabu. Ia berbicara secara anonim kepada awak media mengenai temuan dari tinjauan tersebut.

"Yang kami lihat di sini adalah kami memiliki ekosistem fasilitas rahasi yang berkembang dan sekelompok personel yang dapat dipercaya," ujar sang pejabat. "Di dalam struktur tersebut, kami memiliki kesempatan untuk memperjelas aturan ... informasi mengenai status dokumen-dokumen tersebut kadang tidak terlalu jelas."

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya