Terkuak Misteri Mayat Perempuan yang Ditemukan di Sungai Kanada Hampir 50 Tahun Lalu, Ternyata Pengusaha Spa

Jewell Parchman Langford melakukan perjalanan ke Montreal, Kanada, dari rumahnya di Tennessee, Amerika Serikat, pada April 1975, namun dia tidak pernah kembali.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jul 2023, 07:01 WIB
Jewell Parchman Langford ditemukan mengambang di Nation River di timur Ontario, Kanada, pada 3 Mei 1975. (Dok. Kepolisian Provinsi Kanada)

Liputan6.com, Ottawa - Polisi Kanada memecahkan misteri dengan berhasil mengidentifikasi mayat perempuan yang dijuluki "Nation River Lady", hampir lima dekade setelah dia dilaporkan hilang dan ditemukan tewas mengambang di sungai di Ontario.

Jewell Parchman Langford melakukan perjalanan ke Montreal dari rumahnya di Tennessee pada April 1975, namun dia tidak pernah kembali dan keluarganya melaporkan dia hilang. Demikian disampaikan Kepolisian Provinsi Ontario (OPP) pada Rabu (5/6/2023), seperti dilansir CNN, Jumat (7/7).

Julukan "Nation River Lady" diberikan kepadanya setelah jasadnya ditemukan di Nation River di timur Ontario pada 3 Mei 1975.

Menurut DNA Doe Project, sebuah organisasi berbasis di Amerika Serikat (AS) yang membantu penegak hukum melakukan evaluasi DNA melalui silsilah genetik, Langford dicekik dengan kabel televisi, sementara tangan dan kakinya diikat dengan dasi pria. Adapun wajahnya dibungkus dengan kain lap.

Dilansir CBC, Langford dilempar dari jembatan di Highway 417 dekat Casselman, Ontario, antara Ottawa dan Montreal.

Sketsa seniman forensik dan pendekatan wajah tiga dimensi yang dikembangkan pada tahun 2017 tidak dapat membantu mengidentifikasi Langford atau tersangka potensial hingga akhir tahun 2019, ketika profil DNA baru Langford yang didapat oleh Pusat Ilmu Forensik di Toronto cocok dengan sampel yang dikumpulkan dari dua individu yang terdaftar dalam pohon DNA keluarga.

Setelah penyelidikan panjang selama 47 tahun, otoritas terkait akhirnya dapat menangkap seseorang yang tinggal di Hollywood, Florida. Rodney Nichols, didakwa secara pidana atas pembunuhan Langford di Pengadilan Ontario pada akhir tahun lalu.

"Berkat kemajuan dalam ilmu silsilah genetik dan komitmen kolektif dari semua penyelidik yang terlibat, kami telah memberikan resolusi kepada keluarga dan teman-teman dari orang ini," kata Inspektur Detektif Daniel Nadeau dari Cabang Investigasi Kriminal OPP. "Kami puas dengan hasil penyelidikan ini dan kami dapat mengembalikan jasad Jewell Langford kepada orang-orang yang dicintainya."

Polisi juga mengatakan bahwa Langford dan Nichols saling kenal, namun mereka tidak merinci hubungan keduanya.

Pada Maret 2022, jasad Langford dipulangkan ke AS diikuti dengan upacara peringatan dan penguburan.


Terkendala Teknologi Forensik yang Terbatas

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Langford, yang berusia 48 tahun pada saat kematiannya, adalah anggota terkemuka dari komunitas bisnis Jackson, Tennessee. Dia dilaporkan memiliki spa bersama dengan mantan suaminya.

"Dia benar-benar seorang perempuan yang melampaui zamannya," kata seorang pensiunan detektif polisi di OPP, Janice Mulcock. "Faktanya, dia sangat sukses menjadi ketua dan presiden dari American Businesswomen's Association cabang Jackson dan pada tahun 1971 dia dipilih sebagai 'women of the year' oleh rekan-rekannya."

Upaya kantor koroner, OPP, dan anggota Pusat Ilmu Forensik untuk mengidentifikasi jasad Langford selama bertahun-tahun terkendala dengan terbatasnya teknologi forensik.

"Dengan ilmu DNA yang maju dan berkembang, kami memutuskan untuk mendapatkan profil DNA baru berdasarkan teknologi baru dan ilmu baru," tutur Kepala Koroner Ontario Dirk Huyer.

Dan meski beberapa dekade telah berlalu, Huyer mengatakan bahwa profil DNA baru dapat diisolasi dan dikembangkan. Sampel DNA tersebut kemudian dibagikan dengan DNA Doe Project untuk dievaluasi melalui silsilah genetik atau proses pembuatan catatan silsilah keluarga dengan menggunakan hasil tes DNA.

Polisi mengatakan kasus Langford tercatat sejarah sebagai penggunaan pertama teknologi forensik genetik di Kanada untuk mengidentifikasi korban.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya