Liputan6.com, Jakarta - OceanGate memutuskan untuk menghentikan seluruh operasi eksplorasi dan layanan komersial mereka setelah kapal selam wisata Titan meledak di tengah penyelaman menuju bangkai Kapal Titanic. Kecelakaan itu menimbulkan lima korban jiwa, termasuk sang CEO, Stockton Rush.
Mengutip NPR, Jumat (7/7/2023), tidak ada penjelasan detail menyusul pengumuman tersebut di laman resmi OceanGate. Pihak perusahaan juga belum bersedia memberi komentar lebih lanjut.
Advertisement
Kapal selam Titan meluncur pada 18 Juni 2023, berencana menyelam di kedalaman 2,4 mil di bawah permukaan laut. Kapal tersebut diyakini meledak di hari yang sama. Selain CEO OceanGate, pebisnis Inggris Hamish Harding, pengusaha berdarah Kistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, serta penyelam profesional Prancis, Paul-Henri Nargeolet termasuk korban tewas dalam kecelakaan kapal tersebut.
Kecelakaan yang mengejutkan itu memicu perbincangan tentang keamanan perjalanan dengan banyak penumpang yang berbagi cerita horor tentang ekspedisi masa lalu yang diganggu dengan masalah yang mengancam jiwa. Seorang mantan direktur keuangan perusahaan mengatakan dia berhenti setelah diminta menjadi kepala pilot di kapal selam tersebut.
"Saya takut dia ingin saya menjadi kepala pilot, karena latar belakang saya di bidang akuntansi. Saya tidak bisa bekerja untuk Stockton. Saya tidak mempercayainya," kata mantan karyawan yang tidak disebutkan namanya itu kepada The New Yorker, mengutip The Sun.
David Lochridge, mantan direktur operasi kelautan OceanGate, diduga dipecat setelah mencoba menyuarakan keprihatinan serupa pada 2018. Dia mengatakan dalam sebuah email yang diperoleh media tersebut, "Saya tidak ingin dilihat sebagai cerita mengadu tapi saya sangat khawatir dia bunuh diri dan orang lain dalam upaya untuk meningkatkan egonya."
Dia mengklaim bahwa perusahaan membalasnya setelah dia mengungkapkan kekhawatiran atas dugaan "penolakan OceanGate untuk menguji desain eksperimental yang kritis dan tidak merusak."
Dibandingkan dengan Insiden Kapal Titanic
Para pengamat kemudian membandingkan kecelakaan yang dialami Titan dengan kecelakaan yang menimpa Kapal Titanic pada 1912. Insiden tersebut menyebabkan lebih dari 1.500 orang tewas.
Sutradara James Cameron yang mengabadikan kecelakaan Titanic lewat filmnya merasa ngeri menyadari sejarah terulang kembali. "Saya dikejutkan oleh kesamaan bencana Titanic itu sendiri, di mana kapten berulang kali diperingatkan tentang es di depan kapalnya, namun dia meluncur dengan kecepatan penuh ke lapangan es pada malam tanpa bulan dan banyak orang meninggal sebagai akibatnya, " kata Cameron kepada ABC News.
"Bagi kami, ini adalah tragedi yang sangat mirip di mana peringatan tidak diindahkan. Berlangsung di tempat yang persis sama dengan semua penyelaman yang terjadi di seluruh dunia, saya pikir itu sama mencengangkannya. Ini benar-benar nyata."
OceanGate melakukan lebih dari 14 ekspedisi dan lebih dari 200 penyelaman sebelum menangguhkan operasinya, menurut situs webnya. Perusahaan tersebut sebelumnya menawarkan perjalanan wisata melihat bangkai Titanic senilai 250 ribu dolar AS atau sekitar Rp3,8 miliar.
Advertisement
Pengamat Prediksi Tur Berisiko Tinggi Akan Kembali
Meski tur wisata ke kapal Titanic akhirnya dihentikan, pengamat meyakini hal itu tak akan bertahan lama. Tur serupa akan kembali.
"Memang, sebuah kecelakaan dengan magnituda seperti ini jelas menimbulkan sorotan... Apakah akan menghentikan jenis wisata seperti ini? Jelas tidak. Aku pikir apa yang mungkin akan terjadi dalam kurun waktu lebih pendek daripada jangka panjang adalah bahwa hal itu akan meningkatkan lebih banyak minat," kata Alain Grenier, seorang peneliti perjalanan berisiko tinggi di University of Quebec.
Grenier mengatakan orang akan tetap beraktivitas meskipun berisiko, seperti mendaki Gunung Everest atau naik pesawat dan mobil. "Begitu mereka bisa diyakinkan lagi bahwa kegiatannya aman, maka mereka akan kembali," katanya. "Sifat manusia adalah berpikir, 'Ini akan terjadi pada orang lain. Ini tidak akan terjadi pada saya. Saya akan lebih berhati-hati.'"
Sementara, puing-puing kapal selam wisata Titanic yang meledak telah ditemukan bersama "diduga sisa tubuh manusia" dari dasar laut. Hal tersebut disampaikan United States Coast Guard pada Rabu, 28 Juni 2023. Dikutip dari CNN, Kamis, 29 Juni 2023, diduga sisa tubuh manusia itu ditemukan "di dalam reruntuhan" kapal selam wisata Titanic. Pengumuman itu datang hampir sepekan setelah pihak berwenang menetapkan kapal selam itu meledak di Atlantik Utara, menewaskan lima orang di dalamnya.
Temuan Akan Dianalisis
Sisa-sisa diduga tubuh manusia, yang menurut cabang militer akan dianalisis profesional medis AS, adalah bukti yang dibawa kapal selam yang tiba di dermaga Kanada pada Rabu, 28 Juni 2023. Perusahaan yang memiliki kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh itu membawa sisa-sisa Titan ke permukaan, dan saat ini telah "berhasil menyelesaikan" pekerjaan lepas pantai, katanya pada CNN.
Bagian seperti panel putih yang lebih tinggi dari dua pria dan bagian lain berukuran serupa kabel yang dibungkus terpal putih berada di antara puing-puing yang diambil dari kapal pengangkut jangkar Horizon Arktik di dermaga Penjaga Pantai Kanada di St. John's, Newfoundland dan Labrador. Momen itu diabadikan Paul Daly dari The Canadian Press.
Tidak jelas apa potongan-potongan itu. Kapal selam Titan terbuat dari serat karbon dan titanium dengan berat 10.432 kg. Kapal selam tersebut berisi ruang hanya untuk lima orang dewasa, menurut Ekspedisi OceanGate.
Advertisement