Liputan6.com, Jakarta PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tengah menggarap proyek pembangunan smelter di PT Amman Mineral Industri (AMIN) yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat sekitar 51,63 persen sampai dengan Januari 2023..
Perusahaan pertambangan mineral yang terafiliasi dengan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDCO) ini menargetkan pembangunan smelter bisa rampung pada Mei 2024.
Advertisement
Vice President of Corporate Communications & Investor Relations Kartika Octaviana mengatakan, pihaknya optimistis pembangunan smelter dapat rampung sesuai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Sesuai dengan verifikasi 51,63 persen di Januari 2023, tapi progessingnya cepat sih cukup sesuai dengan yang kita harapkan begitu ya hopefully sesuai dengan target pemerintah di Mei 2024," kata Kartika Octaviana saat ditemui Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (7/7/2023).
Pembangunan smelter milik Amman Mineral itu fabrikasi alat-alatnya dibuat di negara lain, salah satunya di China. Ketika sudah dibawa ke Indonesia langsung dipasang sehingga progresnya menjadi lebih cepat.
"Kami berupaya targetnya (pembangunan smelter) sesuai. Tapi gini smelter satu gedungnya itu banyak banget gedungnya dan teknologinya saling sambung satu sama lain jadi kami harus memastikan bahwa iya kami mau cepat tapi juga ketelitian teknis dan safety juga jadi utama. Bukan berarti kami terburu-buru," kata dia.
Dengan demikian, ia berharap pembangunan smelter sesuai dengan yang sudah dicanangkan pemerintah dan dipenuhi sesuai dengan regulasi. "Jadi kami mengikuti sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia, salah satu yang harus kita pastikan compile dengan yang digariskan pemerintah, jadi kami coba," ujar dia.
Investasi Jumbo
Sebelumnya, Proyek pembangunan pabrik pengolahan (smelter) mineral logam yang dikembangkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat diprediksi membutuhkan investasi USD 982 juta atau setara Rp14,7 triliun.
AMMAN menargetkan pembangunan smelter kelas 2024. Awalnya, proyek ini diproyeksi pemerintah bisa selesai pada Juni 2023.
Head of Corporate Communications PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), Kartika Octaviana mengakui bila mundurnya pembangunan smelter dari awal imbas keberadaan Covid-19.
Pandemi Covid-19 membuat sejumlah pertemuan tatap muka untuk membahas spesifikasi teknik dan rekayasa smelter yang akan berdampak pada timeline pengerjaan konstruksi, serta keterlambatan dalam proses negosiasi dan financial statement decission.
Tak berhenti sampai di situ, disebutkan bila tantangan semakin besar dengan adanya konflik Ukraina-Rusia juga turut berpengaruh pada proyek ini.
Seperti terhambatnya supply chain, dimana terjadi peningkatan biaya mobilisasi barang dan manusia, kekurangan kontainer hingga penutupan port.
"Akibatnya mobilisasi peralatan dan perlengkapan besar yang sangat penting untuk konstruksi smelter terutama dari Eropa mengalami keterlabatan dari jadwal awal," ujar dia akhir pekan kemarin.
Meski banyak kendala, AMMAN memastikan akan melanjutkan proyek yang sudah menghabiskan investasi hampir 50 persen.
"Artinya, kami tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter, apalagi pendanaan juga sudah tersedia," ujarnya.
Advertisement
Kemampuan Produksi
Proyek smelter Batu Hijau diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat.
Priyo Pramono, Head of Social Impact AMMAN, mengambahkan capaian verifikasi enam bulan selalu melampaui target dan pembangunan camp telah selesai pada Oktober 2022.
Konstruksi smelter dan fasilitas pendukung juga telah dimulai sejak Juli 2022 dengan pemasangan tiang pancang antara lain instalasi fasilitas special water, berupa air desalisasi dan demineralisasi. "Mobilisasi kontraktor ke wilayah konstruksi telah dilakukan," ujarnya.
Menurut Priyo, pesanan pembelian (purchase order) untuk long lead equipment telah dieksekusi. Apalagi sudah ada penandatanganan kesepakatan untuk pembiayaan sindikasi dari bank dan perusahaan telah melakukan proses rekrutmen secara bertahap yang disesuaikan dengan tahap konstrksi , bekerja sama dengan Pemerintah KSB dan NTB.
Dalam pengembangan smelter di Batu Hijau, AMMAN menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter tembaga di KSB. Hal ini ditandai dengan diterbitkannnya Letter of Intent (LoI) untuk Konsorsium NFC (China Non-ferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd) sebagai kontraktor Engineering, Procurement dan Construction (EPC), dan NERIN (China Nerin Engineering Co., Ltd.) sebagai penyedia layanan teknis.