Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku telah berbicara kepada pihak Australia dan Papua Nugini terkait kondisi di Papua. Jokowi pun berharap kunjungannya ke dua negara itu, beberapa hari lalu dapat meredam konflik yang ada.
"Saya sudah berbicara dari hati ke hati, informal baik kepada Australia maupun kepada Papua Nugini dan kita harapkan dengan dua kunjungan yang telah kita lakukan itu bisa meredam konflik-konflik keinginan-keinginan," jelas Jokowi di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (7/7/2023).
Advertisement
Selain itu, dia membahas soal kerja sama di bidang ekonomi dengan Australia dan Papua Nugini. Mulai dari, kerja sama bidang pertambangan dan mineral hingga industrial downstreaming.
"Ini akan kita teruskan baik di bidang ekonomi, terutama baik kerja sama di bidang mining, baik di bidang industrial downstreaming hilirisasi yang akan kita jalin dengan baik, baik dengan Australia maupun dengan Papua Nugini," jelas dia.
"Karena apapun dua negara itu sangat berpengaruh di region kita," sambung Jokowi.
Soal Pembebasan Pilot Susi Air
Sementara terkait pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jokowi menegaskan pemerintah telah berusaha keras untuk menyelesaikannya.
Untuk itu, dia meminta sejumlah pihak tak menganggap pemerintah hanya berdiam diri menghadapi permasalahan ini.
"Kita ini jangan dilihat diam lho ya. Kita ini sudah berupaya dengan amat sangat tetapi tidak bisa kita buka apa yang sudah kita upayakan, apa yang sudah kita kerjakan di lapangan," tegas dia.
Berusaha Keras Bebaskan Pilot Susi Air
Jokowi mengatakan dirinya juga menggelat rapat untuk menyelesaikan masalah pilot Susi Air, pada Kamis 6 Juli 2023 malam. Dia menekankan upaya pembebasan pilot Susi Air masih terus dilakukan.
"Tapi pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus, tapi tidak bisa kita buka kepada publik," pungkas Jokowi.
Advertisement