Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan Jetstar memutuskan menyetop penjualan tiket pesawat untuk rute Darwin, Australia, menuju Bali, Indonesia, pulang pergi. Penghentian itu disebabkan adanya proses perbaikan landasan pacu di Bandara Darwin.
Mengutip ABC News, Jumat, 7 Juli 2023, Jetstar menjelaskan penangguhan layanan penerbangan tersebut karena ketidakpastian jadwal konstruksi di bandara tersebut. "Untuk sementara, kami menghentikan penjualan penerbangan langsung antara Darwin dan Denpasar yang dijadwalkan dari 9 Oktober hingga 8 November 2023 karena potensi pekerjaan landasan pacu oleh Departemen Pertahanan," kata Jetstar dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Penerbangan langsung ke Bali yang saat ini dijadwalkan beroperasi lima kali seminggu itu akan segera dihentikan untuk membatasi jumlah pelanggan yang berpotensi terkena dampaknya. "Jika pekerjaan tidak dilanjutkan pada tanggal-tanggal ini, kami akan menjual kembali tiket penerbangan," sambung mereka.
Laman news.co.au melaporkan, bagi penumpang yang sudah terlanjur memesan tiket, mereka akan dikabari kepastian penerbangannya dalam waktu dekat. Jetstar meminta calon penumpang untuk tidak takut memesan penerbangan. Setelah pesanan dikonfirmasi, maskapai akan menghubungi pelanggan untuk membahas opsi lain, termasuk penerbangan tidak langsung melalui bandara lain.
Bandara Internasional Darwin dimiliki oleh Departemen Pertahanan Australia, yang ingin merombak landasan pacu bandara ibu kota Northern Territory untuk melayani mobilitas pasukan militer lebih baik. Ini satu-satunya bandara utama Australia selain Townsville di Queensland yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan Australia.
Proses Konstruksi Bandara Diutamakan
Wakil Menteri Pertahanan Matt Thistlethwaite mengatakan landasan perlu diperkuat untuk mengakomodasi penerbangan pertahanan tambahan ke bandara. "Diskusi sedang berlangsung antara Angkatan Pertahanan dan Perusahaan Bandara. Kami ingin memastikan bahwa gangguan yang disebabkan oleh pekerjaan ini dapat diminimalkan terhadap penerbangan sipil dan pengunjung ke Darwin," katanya.
Thistlethwaite menambahkan, perbaikan diperlukan karena penting bagi ekonomi lokal ke depan. Kelompok pengembang Airport Development Group (ADG), yang menyewakan sebagian lokasi dan mengoperasikan bisnis penerbangan sipil-komersial di sana, mengatakan pengembangan tersebut adalah bagian dari rencana yang akan dilaksanakan selama 12 hingga 19 bulan ke depan.
"Ketidakpastian tetap ada pada program kerja Departemen Pertahanan dan ADG tidak dapat menilai dampak pada jumlah penumpang saat ini," kata juru bicara ADG.
ADG mengaku bersimpati atas dampak yang dialami penumpang karena bandara dioperasikan oleh maskapai penerbangan sipil yang berbagi wilayah dengan kepentingan militer. Perbaikan landasan pacu dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan Departemen Pertahanan Australia untuk meningkatkan semua fasilitas di seluruh Australia Utara.
Thistlethwaite mengatakan bahwa panjang landasan pacu penting untuk menggerakkan pasukan pertahanan ke utara. "Sudah waktunya memperkuat landasan pacu untuk memastikan bisa mendaratkan lebih banyak pesawat Departemen Pertahanan di masa depan," ucapnya.
Advertisement
Perbaikan Diharapkan Selesai pada 2024
Thistlethwaite menjelaskan bahwa Departemen Pertahanan berkeinginan untuk membangun landasan selama musim kemarau yang berlangsung antara Mei hingga September 2023. Mereka berencana proses konstruksi dapat dilakukan pada malam hari atau di luar jam sibuk jika memungkinkan sehingga target pembangunan selesai pada 2024 bisa tercapai.
"Ini proyek penting. Kami berusaha melakukan yang terbaik dan menyelesaikan negosiasi sesegera mungkin karena kami ingin proyek dimulai secepat mungkin," katanya.
Pada Selasa, 4 Juli 2023, Sekretaris Pariwisata Northern Territory, Nicole Manison, dengan tegas mendesak Kementerian Pertahanan dan ADG untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Dia menekankan urgensinya karena maskapai penerbangan dan penumpang sangat membutuhkan kejelasan dalam situasi ini.
"Maskapai ingin tahu bagaimana pekerjaan di landasan pacu mempengaruhi mereka," katanya.
Manison mengaku sejak awal tahun mendorong Departemen Pertahanan dan ADG untuk bertindak. "Kami ingin memastikan bahwa proyek yang benar-benar dilaksanakan selesai dan memiliki dampak negatif sesedikit mungkin terhadap wisatawan, penduduk lokal, dan maskapai penerbangan," ucapnya.
Bisnis Lokal Terdampak
Penghentian layanan penerbangan itu berdampak pada pebisnis lokal, termasuk Verity Jo Coonan yang memiliki bisnis retret yoga di Darwin dan Bali. Dia mengatakan penangguhan tiket yang terjadi pada Selasa kemarin membuat calon pelanggan enggan untuk melakukan pemesanan.
"Butuh waktu lama bagi seseorang untuk memesan perjalanan atau liburan untuk diri mereka sendiri," katanya.
Coonan mengaku banyak sekali mendapat banyak pertanyaan dari pelanggan tentang apa yang terjadi. Menurutnya, Departemen Pertahanan perlu melaporkan lebih terbuka tentang apa yang terjadi sebenarnya. "Aku berharap aku punya jawaban untuk mereka," kata Coonan merujuk pelanggan-pelanggannya.
Sementara itu, Bandara Internasional Darwin adalah bandara tersibuk yang melayani Northern Territory dan bandara tersibuk kesepuluh di Australia. Bandara ini adalah bandara satu-satunya yang melayani Darwin. Dilansir dari CAPA, Bandara Internasional Darwin adalah pintu gerbang utama ke Northern Territory Australia. Bandara ini merupakan fasilitas untuk spili dan militer yang digunakan bersama dengan Royal Australian Air Force.
Advertisement