Liputan6.com, Jakarta - Jamaah haji Indonesia secara bertahap akan kembali ke tanah air. Hal ini menyusul fase pelaksanaan ibadah haji sudah rampung.
Gelombang pertama pemulangan jamaah haji sudah mulai dilakukan yang kemudian akan disusul gelombang selanjutnya.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam tradisi menyambut orang yang baru saja datang dari tanah suci.
Di antaranya seperti menggelar selamatan atau syukuran dengan mengundang sanak saudara, sahabat, dan sejumlah tetangga. Secara teknis syukuran ini biasanya dibantu oleh keluarga atau orang terdekat.
Tidak sampai di situ, mereka yang datang pun secara bergantian berjabat tangan hingga meminta doa kepada orang yang usai melaksanakan rukun Islam yang kelima ini.
Baca Juga
Advertisement
Saksikan Video Pilihan ini:
Meminta Doa kepada Jamaah Haji
Terkait dengan tradisi ini, mengutip NU Online, meminta doa kepada jamaah haji yang baru pulang ke daerah asalnya adalah sebuah anjuran dari Rasulullah SAW.
Sebenarnya bila dirinci, meminta doa merupakan tahap paling akhir. Sebelum meminta doa, hendaknya mengucapkan salam terlebih dahulu, kemudian berjabat tangan, lalu meminta doa ampunan kepada Allah melalui orang yang baru mendapat gelar haji sebelum memasuki rumahnya.
Anjuran tersebut didasarkan pada sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا لَقِيتَ الْحَاجَّ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَصَافِحْهُ وَمُرْهُ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَ بَيْتَهُ فَإِنَّهُ مَغْفُورٌ لَهُ
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Jika kamu menjumpai orang yang baru berpulang dari haji maka berilah salam kepadanya, dan jabatlah tangannya, serta mintalah kepadanya untuk memohonkan ampun buatmu sebelum ia memasuki rumahnya, sebab ia telah diampuni dosa-dosanya.’” (HR Imam Ahmad)
Mengutip keterangan dari Imam Al-Ghazali, menjelaskan bahwa penyambutan jamaah haji saat baru tiba di rumah sudah menjadi tradisi para ulama sejak dulu. Biasanya, begitu jamaah tiba mereka akan menyambutnya dengan mencium keningnya sebelum sempat melakukan sebuah dosa. Dasar tradisi ini adalah hadis Nabi berikut:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ ابْنِ عُمَرَ نَتَلَقَّى الْحَاجَّ فَنُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ قَبْلَ أَنْ يَتَدَنَّسُوا
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Isma'il bin Abdil Malik dari Habib bin Abi Tsabit dia berkata, ‘Saya berangkat bersama Ibnu Umar, kami menjumpai para jamaah haji, dan mengucapkan salam kepada mereka sebelum mereka kotor (melakukan dosa).’” (HR. Imam Ahmad) (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumidddin, 2016 :juz 1, h. 315)
Salah satu doa yang bisa dibaca adalah redaksi riwayat Imam Al-Baihaqi dari Sahabat Abu Hurairah ra sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الحَاجُّ
Allâhummaghfir lil hâjj, wa li man istaghfara lahul hâjj.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosa jamaah haji ini dan dosa orang yang dimintakan ampun oleh jamaah haji ini.”
Advertisement