Karyawan di Jepang Akhirnya Raih Kenaikan Gaji Imbas Inflasi

Jepang mencatat kenaikan upah karyawan 1,8 persen, laju tercepat dalam 28 tahun. Kenaikan gaji karyawan di Jepang seiring inflasi yang meningkat.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2023, 08:56 WIB
Jepang yang mencatatkan ekonomi terbesar ketiga di dunia membukukan kenaikan inflasi lebih dari setahun. Hal itu berdampak terhadap biaya hidup karyawan sehingga mendorong pemerintah meminta perusahaan naikkan gaji. (Foto: Dok.AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Karyawan di Jepang alami kenaikan gaji sehingga capai rekor setelah pemerintah Jepang meminta perusahaan membantu karyawan hadapi kenaikan harga.

Dikutip dari BBC, Sabtu (8/7/2023), gaji naik 1,8 persen pada Mei 2023, laju tercepat dalam 28 tahun. Meski naik, ketika inflasi diperhitungkan, daya beli masyarakat terus turun secara riil.

Jepang yang mencatatkan ekonomi terbesar ketiga di dunia membukukan kenaikan inflasi lebih dari setahun. Dalam beberapa bulan terakhir, harga telah naik di seluruh dunia karena pembatasan pandemi COVID-19 dilonggarkan dan perang di Ukraina menaikkan harga barang utama yakni minyak dan gandum. Di Jepang, biaya barang sehari-hari juga naik seiring melemahnya mata uang.

Berdasarkan rilis resmi terbaru tingkat inflasi Jepang menunjukkan harga konsumen inti naik 3,2 persen pada Mei 2023 dari tahun sebelumnya. Selama beberapa dekade, gaji karyawan di Jepang tetap karena inflasi hampir tidak ada.

Pada Maret, saat biaya hidup melonjak, Perdana Menteri Jepang Furnio Kishida mendesak pengusaha untuk mengambil tindakan.

Pada 2023, perusahaan termasuk Fast Retailing yang memiliki jaringan fashion Uniqlo dan raksasa industri otomotif Toyota dan Honda menyebutkan akan menaikkan gaji karyawannya.

Awal pekan ini, serikat pekerja terbesar di Jepang, Rengo menuturkan, perusahaan telah menyetujui pembicaraan perburuhan tahunan untuk kenaikan gaji terbesar dalam tiga dekade.

Kenaikan gaji mewakili perubahan struktural simbolis dalam ekonomi Jepang. Hal itu disampaikan analis Bank Investsai Jepang Nomura.

“Kumpulan tenaga kerja potensial Jepang bergeser ke penurunan cepat sekitar akhir 2021. Ini harus memberikan tekanan ke atas yang berkelanjutan pada upah,”

 

 


Perusahaan di Jepang Naikkan Gaji Karyawan

Toko terbaru Uniqlo yang akan dibuka di One District at Puri, berlokasi di Karang Tengah, Tangerang, Banten. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Awal 2023, pemilik Uniqlo, Fast Retailing mengatakan telah menaikkan gaji karyawan sesuai bakat dan posisinya.

Perusahaan mengatakan hal itu bertujuan meningkatkan potensi pertumbuhan dan daya saing perusahaan sejalan dengan standar global.

Sementara itu, Bos Toyota, Koji Sato berharap langkah tersebut akan berdampak positif di seluruh industri otomotif Jepang. Hal ini juga membuka diskusi antara tenaga kerja dan manajemen di masing-masing perusahaan.

Produsen mobil Honda juga mengatakan sebagian besar uang tambahan akan diberi kepada karyawan lebih muda saat gaji awal dinaikkan.


China Ajak Jepang dan Korea Selatan Revitalisasi Asia dan Mandiri dari Barat

Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China Wang Yi. (Dok. AFP)

Sebelumnya, China mendesak Jepang dan Korea Selatan agar mandiri dari Barat. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China sekaligus diplomat paling senior negara itu Wang Yi pada Senin (3/7/2023).

"Tidak peduli seberapa pirang Anda mewarnai rambut, seberapa mancung hidung Anda, Anda tidak akan pernah bisa menjadi orang Eropa atau Amerika, Anda tidak akan pernah bisa menjadi orang Barat," kata Wang Yi di hadapan delegasi Jepang dan Korea Selatan yang menghadiri Forum Internasional untuk Kerja Sama Trilateral di Qingdao seperti dilansir CNN, Rabu (5/7/2023). "Kita harus tahu di mana akar kita berada."

Forum kerja sama trilateral China, Jepang, dan Korea Selatan telah digelar sejak tahun 2011.

Wang Yi pun mengajak Jepang dan Korea Selatan bekerja sama dengan China demi kemakmuran bersama, merevitalisasi Asia Timur, merevitalisasi Asia, dan memberi manfaat bagi dunia.

Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya menyebutkan bahwa pidato Wang Yi pada pembukaan forum trilateral mengirim sinyal jelas tentang potensi pengelompokan kembali tiga negara.

"Dalam pidato pembukaannya, Wang Yi meminta Jepang dan Korea Selatan untuk mempromosikan nilai-nilai Asia yang inklusif, menumbuhkan rasa otonomi strategis, menjaga persatuan dan stabilitas regional, menolak kembalinya mentalitas Perang Dingin dan bebas dari perundungan serta hegemoni," ungkap Kementerian Luar Negeri China.

Mengutip pernyataan Wang Yi, Kementerian Luar Negeri China menggarisbawahi, "Nasib kawasan ini ada di tangan kita sendiri."

 


Jepang dan Korea Selatan Lebih Mesra dengan AS Dibanding China

Undang-undang eugenika memberikan wewenang untuk melakukan sterilisasi terhadap orang dengan disabilitas atau gangguan keturunan guna mencegah kelahiran anak yang dianggap "terbelakang". (Dok. Instagram/@mitsuosuzuki)

Dalam beberapa tahun terakhir, alih-alih semakin dekat, hubungan China dengan Jepang dan Korea Selatan kian berjarak. Sebaliknya, relasi Jepang dan Korea Selatan dengan Amerika Serikat (AS) semakin akrab.

Semakin dekatnya Jepang dan Korea Selatan dengan AS tidak lain merupakan bagian dari upaya pemerintahan Joe Biden untuk menyatukan sekutu dan mitra dalam melawan pengaruh China yang meningkat di Pasifik. Ikatan trilateral ini kian diperkuat oleh isu keamanan yang dipicu oleh Korea Utara.

Jepang, Korea Selatan, dan AS telah menggelar latihan militer bersama tahun ini untuk meningkatkan koordinasi melawan ancaman rudal Korea Utara. Mereka juga telah mengeluarkan pernyataan bersama tentang ketegangan di Selat Taiwan – wilayah yang menurut Jepang dan Korea Selatan sangat penting bagi keamanan mereka – yang memicu kemarahan Beijing.

Dalam serangan terselubungnya ke AS, Wang Yi pada Senin menuduh kekuatan besar tertentu di luar kawasan melebih-lebihkan perbedaan ideologis untuk menabur konfrontasi dan perpecahan demi mencari keuntungan geopolitik.

"Jika tren ini dibiarkan berkembang, tidak hanya akan sangat mengganggu kelancaran kemajuan kerja sama trilateral, tetapi juga memperburuk ketegangan dan konfrontasi di kawasan," tegas Wang Yi.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya