PSSI Diklaim Punya Utang Hampir Rp100M, Buat Apa Saja?

Kondisi keuangan PSSI belakangan menjadi perbincangan. Federasi sepak bola Indonesia diklaim punya utang yang nilainya hampir mencapi Rp100 miliar.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 09 Jul 2023, 07:00 WIB
Exco PSSI, Arya Mahendra Sinulingga, mengeklaim federasi sepak bola Tanah Air saat ini memiliki utang yang nilainya hampir mencapai Rp100 miliar. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi keuangan PSSI belakangan menjadi perbincangan. Federasi sepak bola Indonesia diklaim punya utang yang nilainya hampir mencapi Rp100 miliar.

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh anggota komite eksekutif (exco) PSSI Arya Sinulingga. Ia menyiratkan bahwa utang-utang tersebut merupakan warisan dari kepengurusan terdahulu.

"Kami saat ini ditagih puluhan miliar utang PSSI. Ya kami kan tidak punya utang, sebelumnya kami hanya terima ketika dikasih uang tidak ada. Nol. Yang ada adalah utang," ujar Arya kepada awak media. 

"Utangnya puluhan miliar, sudah ada juga mengancam kami, mensomasi kami juga sudah ada. Utang ini banyak sekali datang, tapi uang tidak ada," sambungnya kala ditemui awak media di Stadion Madya GBK, Kamis (6/7/2023) lalu. 

Arya menjelaskan, saat ini federasi sepak bola Tanah Air sedang berupaya mengumpulkan dana untuk melunasi pembayaran. Namun, hal tersebut bukanlah tugas mudah, mengingat PSSI juga harus mencari dana untuk membiayai kegiatan saat ini. Adapun menurut Arya, utang yang dimiliki PSSI hampir menyentuh angka Rp100 miliar.

"Sekarang kami lagi proses cari duit. Supaya paham kenapa sampai ada yang belum dibayar, (itu) karena kami di samping cari uang untuk kegiatan, kami juga cari uang untuk bayar utang," paparnya.

"Misal, PSSI gelar seleksi dari mana uangnya? Lalu FIFA Matchday, memang itu untung? Enggak. Waktu kemarin kita lawan Burundi, rugi, tidak? Rugi juga." 

"(Jumlah utangnya) puluhan miliar, kisarannya tipis-tipis lah, hampir 100 miliar. Tetapi tidak sampi (Rp100 miliar) lah. Di bawah sedikit lah, ya sekitar segitu," kata Arya menambahkan. 

Lantas ke mana saja aliran dana pinjaman yang kini menjadi utang PSSI?


Aliran Pengeluaran Dana Utang PSSI

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga memberikan keterangan saat acara Refleksi 93 Tahun PSSI di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Senin (17/04/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut Arya, sebagian besar utang PSSI digunakan untuk urusan perhotelan dan ticketing. Bahkan ada pula tunggakan membayar akomodasi pemain naturalisasi hingga perangkat pertandingan.

"(Utangnya) misalnya untuk urusan perhotelan, urusan ticketing. Bayangkan, kami saja ditagih (untuk pemain naturalisasi).(Mereka) datang ke sini diundang, dibilang, 'Kamu bayar dulu ya', dia (bilang) iya. Dia datang ke sini, bayar dulu habis itu dia balik, (tapi akomodasinya) tidak dibayar-bayar juga," papar Arya. 

"Mau tiket, akomodasi, semua tidak dibayar, dan ada sesuatu yang dijanjikan untuk agen pemain juga, itu tidak dibayar. Ya harus dibayar ini, kalau tidak dibayar kan dia tidak mau main, karena itu dijanjikan sama (kepengurusan) yang lama, maka kita harus lakukan," sambungnya.


Akumulasi Utang Sejak 4 Tahun Silam

Kepengurusan baru PSSI di bawah kendali Mochamad Iriawan berfoto bareng usai Kongres Pemilihan PSSI. (Bola.com/Muhammad Adyaksa)

Lebih lanjut Arya mengeklaim, utang-utang PSSI mulai terakumulasi sejak kurun waktu empat tahun terakhir. Pinjaman tersebut menumpuk hingga federasi sepak bola terpaksa harus melunasinya di era kepemimpinan Erick Thohir.

"(Utangnya) ya dari empat tahun belakangan, tapi yang sebelum-sebelumnya juga sudah masuk, tiba-tiba," tutur Arya.

"Apa karena dikira PSSI sekarang oke, langsung masuk tagihan-tagihan yang kita tidak tahu. Ada yang bilang itu konsekuensi kami. Karena itu konsekuensi kami, jadi kami harus bertahap membayarnya, makanya Pak Erick ini selalu basisnya setiap kegiatan harus ada untung," tambah dia.


PSSI Mulai Upayakan Pelunasan Utang

Adapun PSSI saat ini mulai mengupayakan pelunasan utang dari tunggakan perangkat pertandingan. Pasalnya Arya mengeklaim, hal tersebut dinilai krusial lantaran menyangkut hidup orang. 

"Yang kami bayar apa? Prioritasnya yang menyangkut hidup orang. Artinya orang per orang, misal perangkat pertandingan, wasit (termasuk yang U-20 kemarin mini turnamen), itu jadi prioritas kami," ujar Arya.

"Walaupun ini masih bertahap, Pak Erick sudah arahkan supaya kita mulai membayar utang, tapi yang memang menyangkut hidup orang. Wasit yang belum dibayar dan perangkat pertandingan," 

"Akan tetapi, untuk vendor-vendor kami terpaksa menunggu audit. Iya dong, kita tidak tahu hutangnya sekian, ini bener atau tidak, siapa yang tahu," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya